Lanjutan Summary laporan riset Kelana Langit Senja—Siswa SMP Sanggar Anak Alam (SALAM). Memulai perjalanan, dipandu oleh rasa ingin tahu yakni pertanyaan tentang seperti apa kualitas pengelolaan transportasi di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pemicu utama keputusannya untuk melakukan riset ini. Langit merasa perlu untuk menggali lebih dalam dan memahami apakah pemerintah setempat telah berhasil mengelola sistem transportasi dengan baik, khususnya dalam konteks Trans Jogja. Tujuan riset ini mencakup dua dimensi utama, yaitu sikap dan pengetahuan. Dari segi sikap, Langit berusaha untuk tetap sabar dan tidak terburu-buru dalam mengumpulkan data. Langit juga menyadari bahwa riset ini memerlukan waktu dan dedikasi untuk mendapatkan hasil yang akurat dan komprehensif.
Dari segi pengetahuan, Langit ingin mengetahui sejauh mana Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah serius mengelola sistem transportasi, khususnya Trans Jogja. Juga ingin memahami mengapa Trans Jogja masih cenderung sepi, dan apa alasan di balik keputusan masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi.
Sumber belajar yang diandalkan Langit: dengan penggunaan internet sebagai media untuk mendapatkan data terkini. Selain itu, juga berbicara dengan narasumber yang dapat memberikan wawasan lebih mendalam, seperti salah satu pegawai PT Jogja Tugu Trans dan Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY, pak Rizky Budi Utomo.
Pengamatan langsung terhadap pengguna aktif Trans Jogja juga akan menjadi bagian integral dari riset ini. Langit percaya bahwa observasi langsung dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang bagaimana masyarakat berinteraksi dengan sistem transportasi yang ada.
Dengan keseluruhan pendekatan ini, Langit berharap riset ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pemahaman tentang pengelolaan transportasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta memberikan insight yang berguna untuk perbaikan dan pengembangan sistem transportasi di masa depan. (Red)
Perjalanan Trans Jogja, layanan transportasi publik di Yogyakarta, telah mengalami banyak perubahan sejak pertama kali beroperasi. Pada Mei 2016, 25 unit bus hibah dari Kementerian Perhubungan mulai beroperasi, menggantikan 25 unit bus generasi pertama. Bus-bus baru ini dioperasikan oleh PT AMI.
Karena sistem satu operator Trans Jogja kurang efektif, kini Trans Jogja dikelola oleh dua operator yang berbeda, yaitu PT Jogja Tugu Trans dan PT Anindya Mitra Internasional, yang bekerja di bawah Dinas Perhubungan sebagai regulator.
Pada April 2017, 40 unit bus hibah Kementerian Perhubungan tahun 2016 mulai beroperasi, menggantikan 9 unit bus Trans Jogja generasi pertama dan 20 unit bus hibah Departemen Perhubungan tahun 2008. Dengan penambahan ini, jumlah armada Trans Jogja menjadi 85 unit.
Pada saat yang sama, karena hampir seluruh bus kota lama tidak beroperasi, jalur 5A, 5B, 6A, dan 6B diluncurkan. Kemudian, pada Juli 2017, Jalur 8 dan 10 juga diluncurkan.
Pada September 2017, PT JTT membeli 29 unit bus model Neptune untuk menggantikan 20 unit bus bekas Trans Bandar Lampung. Pada Januari 2018, seluruh 29 unit Neptune ini mulai beroperasi. Sekitar tahun 2018, PT Anindya Mitra Internasional membeli 28 unit bus Nucleus bermesin Hino.
Namun, pada Maret 2020, jam operasional Trans Jogja dikurangi dan jumlah armada Trans Jogja dikurangi 30% sebagai dampak dari wabah virus Covid-19. Menurut data dari pegawai Dishub DIY, jumlah penumpang Trans Jogja turun drastis, dari 240 ribu penumpang pada Desember 2019 menjadi hanya 40 ribu penumpang pada Mei 2020.
Pada sekitar Oktober 2020, Kementerian Perhubungan meluncurkan tiga rute bus baru melalui program bernama Buy The Service atau Teman Bus. Awalnya, Teman Bus memiliki tiga rute, yaitu koridor 1 Ngabean – Pusat Kuliner Belut Godean, koridor 2 Pasar Pakem – Terminal CondongCatur, dan koridor 3 Bandara Adisutjipto – Pasar Pakem via Ngemplak.
Tarif Teman Bus awalnya gratis sampai Desember 2020, tetapi entah kenapa diperpanjang hingga 31 Oktober 2022. Sayangnya, meskipun tarifnya gratis, penumpang Teman Bus sangat minim, ini disebabkan karena pemerintah tidak melakukan sosialisasi tentang Teman Bus.
Armada Teman Bus menggunakan tipe low entry atau bus dengan deck bawah, sementara Trans Jogja menggunakan tipe deck atas. Hal ini membuat calon penumpang kebingungan untuk naik Teman Bus karena tidak pernah ada sosialisasi. Masyarakat hanya mengetahui kalau ada bus Trans Jogja yang ke Kaliurang dan Godean, tetapi tidak mengerti bagaimana cara naik Teman Bus, apalagi ditambah waktu perilisan Teman Bus yang tidak pas dikarenakan sedang terjadi wabah virus Covid-19 yang mana orang-orang saat itu dihimbau untuk tidak keluar rumah.
Walau Teman Bus saat itu sangat sepi penumpang, bukan berarti layanan yang mereka tawarkan buruk. Menurut saya, saat itu malah layanan Teman Bus ini lebih bagus ketimbang Trans Jogja. Teman Bus dulu menurut saya adalah versi upgrade dari Trans Jogja, AC Teman Bus lebih dingin dan stabil ketimbang kebanyakan armada Trans Jogja yang terkadang AC-nya panas. CCTV di Teman Bus juga lebih lengkap dan canggih serta di Teman Bus juga ada batas kecepatan yang otomatis membuat Teman Bus lebih jarang ugal-ugalan ketimbang Trans Jogja (dulu).
Sayangnya, Teman Bus tidak melayani pembayaran menggunakan tunai, sementara masyarakat Jogja masih terbiasa membayar dengan tunai. Pada tanggal 31 Oktober 2022, akhirnya Teman Bus mulai berbayar dengan tarif Rp3.600, sehari sebelum perubahan rute Teman Bus.
Pada 1 Oktober 2022, bus Teman Bus yang awalnya melayani koridor Godean dan Bandara – Pakem dipindah ke jalur 1A dan 2A Trans Jogja. Rute lama koridor Bandara – Pakem kini dilayani oleh Trans Jogja dengan nomor jalur baru 14, menggunakan armada bekas Trans Jogja jalur 1A dan 2A. Sisa armada 1A dan 2A akhirnya digunakan untuk membuat jalur baru, yakni jalur Ngabean – Bantul Palbapang yang diberi nomor jalur 15, sementara koridor Godean tidak beroperasi. Karena ada protesan dari pedagang dan pelajar yang biasa menggunakan koridor Godean untuk berpergian. [] bersambung ……..
Siswa Kelas 7 Sanggar Anak Alam (SALAM)
Leave a Reply