karya anak salam

FOTOGRAFI ARSITEKTUR DAN PUISI

Hari pertama di Bulan Presentasi kali ini, aku melihat presentasi riset oleh Aqilla Quinnova Pahlavi, siswa kelas 5 SD SALAM, dan Handaru Wastu Jatmiko, siswa kelas 7 SMP SALAM. Mereka berdua memiliki tema fotografi yang sama, yaitu Fotografi Arsitektur. Ndaru memilih tema riset Fotografi Arsitektur karena menyukai fotografi, sekaligus karena bisa foto lebih dekat dengan bangunan. Sedangkan Aqilla memilih riset ini karena tidak harus berinteraksi dengan objek foto tersebut. Sama seperti teman-teman yang presentasi pada hari itu, mereka juga diberi pertanyaan tentang apa saja kesulitan yang mereka alami saat sedang hunting foto. ‘Di Malioboro rame, jadi harus nunggu sepi dulu supaya objek bisa terlihat jelas. Dan juga saat mengatur kamera tergantung foto dan objek’, kata Aqila. Menunggu juga dilakukan oleh Ndaru. ‘Menunggu cuaca mendukung. Solusinya ya, tetap memfoto dengan setingan kamera yang berbeda,’ lanjut Ndaru.

Aqilla Quinnova Pahlavi & Handaru Wastu Jatmiko

Selanjutnya mereka juga diberi pertanyaan terkait riset apa yang akan mereka lakukan untuk semester selanjutnya. ‘Untuk ke depannya fotografi ingin dijadikan hobi saja, jadi semester depan berniat ganti tema riset,’ kata Aqilla. Berbeda dengan Aqilla, Ndaru justru ingin melanjutkan riset dengan tema yang sama di semester depan. ‘Aku ingin melanjutkan tema riset tersebut, tapi di semester depan ingin membuat risetku lebih berkembang lagi,’ katanya.

Ayah Ndaru yang hadir pada saat presentasi memberikan tanggapan yang cukup menarik.  ‘Saya memang tidak terlibat sama sekali dalam projek Ndaru yang kali ini. Ndaru harus bangga saat dia bisa memotret dengan mandiri dan mencari jalannya sendiri. Itu saya lakukan karena minatnya belum stabil. Kemudian saat menanyakan tentang teknik kepada saya, saya hanya akan membiarkannya untuk cari informasi terkait hal tersebut secara mandiri. Karena informasi sudah melimpah dan tidak perlu buang-buang waktu untuk mengajari hal yang bisa dipelajari sendiri. Jadi itu alasan saya tidak campur tangan dengan projek Ndaru kali ini. Jadi terserah Ndaru apakah mau lanjut ke industri fotografi. Saya apresiasi untuk Ndaru dan Aqila, untuk hasil riset yang cukup membanggakan,’.

Presentasi selanjutnya adalah riset yang dilakukan oleh Aqila, siswa kelas 11. Aqila merespon pameran fotografi dengan membuat puisi yang dirasa menggambarkan foto tersebut.

Salah satu penonton memberi apresiasi yang menarik. Katanya, ‘.. yang saya rasakan dari semua ini, Aqila cukup romantis dalam memilih kata-kata untuk dihubungkan dengan foto-foto tersebut. Dan saya juga mau bertanya seberapa sering kah Aqila membaca, dan bagaimana Aqila bisa tertarik untuk menulis puisi dengan kata-kata yang cukup jarang digunakan?’

Menanggapi pertanyaan tersebut, respon Aqila adalah: dia mendapat banyak referensi untuk puisinya dari internet, sosial media berupa twitter, dan juga melihat karya-karya dari para penulis puisi yang sudah terkenal sebelumnya.

Begini proses Aqila merespon foto-foto tersebut. Awalnya Aqila akan mengamati foto tersebut dan setelah itu dia baru akan meresponnya dengan menuliskan puisi-puisi yang dikarang olehnya sendiri. Biasanya Aqila membutuhkan waktu kurang dari 30 menit. Dari banyaknya foto yang diresponnya, kira-kira hanya 2 jam setelah melihat foto-foto tersebut, Aqila sudah bisa me-submit kembali foto-foto tersebut, lengkap dengan puisi untuk masing-masing fotonya. Jadi cukup cepat untuk Aqila bisa merespon foto-foto tersebut.

Karya Aqilla & Ndaru

Bagi mayoritas pembaca karya-karya Aqila sendiri akan merasakan jiwa yang ada di setiap kutipan puisi-puisi yang ditulisnya, dan para pembaca juga diajak untuk melihat setiap puisi tersebut dari sudut pandang Aqila yang tidak bisa diduga.

Pada awalnya Aqila memilih tema riset menulis cerpen. Namun ia lalu merasa riset tersebut berbeda dengan tema risetnya di semester lalu yaitu menulis puisi. Lagipula ia juga merasa tidak ahli dalam bidang menulis cerpen tersebut. Di tengah-tengah prosesnya mengerjakan riset membuat cerpen, Aqila memperkuat minatnya dengan meninggalkan riset cerpen tersebut, dan mulai membangun konten di Instagram (@nayfaa_2), di sana dia meng-upload quotes dan puisi-puisi yang sudah ditulisnya. Puisi itu dipadukan dengan musik-musik yang mendukung suasana para pembacanya saat melihat karyanya.

Foto: Bramasta & Oscar Pedrosa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *