Di Sanggar Anak Alam (SALAM), suasana tidak terikat oleh aturan kaku, namun dipenuhi dengan kesepakatan yang dibangun secara bersama-sama. Mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) Eksperimental SALAM, bahkan juga di kalangan fasilitator dan orang tua, kesepakatan menjadi fondasi utama dalam menjalankan interaksi.
SMA Eksperimental SALAM, melakukan proses refleksi—evaluasi diunggah secara bersambung untuk meninjau kembali kesepakatan yang telah dibangun selama ini. Tidak seperti sekolah biasa, di sini, proses refleksi dan evaluasi dilakukan secara bersama. Dalam refleksi dan evaluasi kali ini, siswa, fasilitator, bersama-sama mengulas kesepakatan yang telah ada. Mereka berbagi pengalaman, tantangan, dan juga prestasi yang mereka raih dalam menerapkan kesepakatan tersebut. Diskusi yang terbuka dan inklusif menjadi kunci dalam proses ini, di mana setiap pihak diberikan kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan pandangan mereka. Hasil dari refleksi dan evaluasi ini tidak hanya menjadi bahan untuk memperbaiki kesepakatan yang sudah ada, tetapi juga sebagai langkah untuk memperkuat komunitas di SMA Eksperimental SALAM. Dengan melibatkan semua pihak dalam proses ini, kesepakatan yang dibangun tidak hanya menjadi aturan yang harus dipatuhi, tetapi juga menjadi bagian dari identitas dan budaya sekolah yang memperkuat keterlibatan dan kebersamaan dalam proses pembelajaran. (Red)
Awal Perkara
Sekitar 7 bulan telah terlewati, kesepakatan kelas tentang tidak ijin saat tidak masuk kelas (kami menyebutnya ALPHA), akhirnya kemarin kami menindaklanjuti kesepakatan itu. Di kesepakatan itu tertulis jika pelanggar melakukan alpha sebanyak 5 kali, akan mendapatkan sanksi. Awalnya sanksi tersebut berupa pertemuan dengan Pak Toto, dan maksud dari pertemuan tersebut belum jelas tercatat di kesepakatan kelas. Btw kesepakatan ini berlaku untuk murid dan juga fasilitator.
Di pembahasan kemarin, kami mencoba membahas ulang kesepakatan ini. Kami mencoba berfikir ulang tentang sanksi dari kesepakatan ini. Ada yang berpendapat jika sanksi itu tidak berguna karena tidak jelas tujuan dari pertemuan dengan Pak Toto itu. Lalu ada yang berpendapat sanksi itu sangat menakutkan yang membuat sang pelanggar mendapatkan efek jera. Lalu kami mencoba membuat list tentang sanksi yang lebih positif, masuk akal, dan juga inovatif. Satu-dua usulan bermunculan mulai dari mengejar pelajaran yang tertinggal, dibuat kepalanya botak, membaca buku, menulis, sampai diskors.
Dari usulan-usulan itu kami mencoba berfikir untuk membuat sanksi yang berkaitan dengan pelanggaran tersebut. Sebelum kami memutuskan sanksi mana yang cocok, kami mencoba mencari pelaku yang sudah melanggar kesepakatan ini. Tidak dengan saling menunjuk atau saling memfitnah, namum kami sadar diri saja… Apa iya saya telah alpha 5 kali ? Dari refleksi itu terdapat 4 orang yang merasa telah alpha 5 kali, yaitu Gabriel (murid), Mas Azka (fasilitator), Mas Elan (fasilitator), dan saya (murid). Ya saya… Saya merasa telah alpha lebih dari 5 kali. Entahlah sudah berapa kali, namun jika lebih dari 5 kali, saya merasa jelas telah melakukannya lebih dari 5 kali.
Mas Elan sama seperti saya, entah sudah berapa kali alpha, namun merasa jika lebih dari 5 kali. Gabriel juga lupa telah alpha berapa kali, dia sempat berfikir udah 5 kali atau belum, namun teman – teman lain tidak merasa jika Gabriel telah alpha lebih 5 kali, yang membuat dia semakin yakin jika belum sampai 5 kali. Jika Mas Azka… entah lah dia mungkin berencana untuk alpha sebanyak – banyaknya. Akhirnya kami bertiga yang mendapatkan sanksi, saya, Mas Elan, dan Mas Azka. Kami diminta untuk memilih sanksi sendiri, pilihannya membaca buku dari perpustakaan lalu membuat resume, membuat tulisan refleksi, atau belajar di rumah.
Kami berfikir cukup lama untuk memilih sanksi ini. Akhirnya kami memilih untuk membuat tulisan refleksi yang berisi alasan kenapa alpha dan apa yang dilakukan saat alpha. Dan kami sepakat untuk mengerjakannya selama 1 minggu. Dan hasilnya tulisan tersebut akan di upload di website Salam. Baiklah, di tulisan refleksi saya kali ini (“kali ini….” kaya mau lagi aja) saya akan menceritakan alasan saya melakukan alpha, dan apa yang saya lakukan.
ALPHA IS REAL
Ada faktor – faktor kenapa saya melakukan alpha, dan berikut adalah 3 alasan kenapa saya melakukan alpha “NOMOR 3 PASARAN BANGET!!!!!”
01. Cuaca
Cuaca yang tidak menentu kadang hujan kadang rindu membuat semangat berangkat sekolah saya ikut berubah. Biasanya malamnya saya sudah bersemangat untuk berangkat ke sekolah pagi – pagi, bahkan saya sampai bilang ke teman saya melalui whatsapp, jika besok akan datang pagi – pagi saat ayam sedang mencari nada untuk berkokok. Namun apalah daya ketika pagi tiba dengan cemberutnya awan yang gelap diiringi rintik gerimis tak reda – reda, membuat satu paket kasur, bantal, dan selimut semakin menggoda. Menyabotase saya untuk ijin melalui whatsapp.
02.Bertabrakan waktunya
Terkadang di jam kelas, saya juga ada kegiatan di luar sekolah. Seperti ada les tambahan, kegiatan komunitas, atau sekedar bermain dengan teman. Hal – hal tersebut yang membuat saya harus membuat skala prioritas
03. Malasnya….
Tentu kata males tidak berjauhan dengan saya, sungguh sering kali saya merasa malas untuk berangkat ke sekolah, atau bahkan hanya sekedar ijin di grup whatsapp. Ada beberapa faktor yang membuat saya malas untuk berangkat ke sekolah, yaitu :
- kegiatan yang kurang inovatif, kegiatan yang itu – itu aja membuat saya malas, yang hanya membuat bosan seperti nonton film contohnya.
- jadwalnya, terkadang saya juga malas jika semisal kegiatannya mulai sangat pagi atau lebih pagi, yang membuat saya harus jauh lebih effort berangkat karena lebih pagi. Sebenarnya bisa saja saya ijin terlambat atau bahkah ijin tidak hadir, namun karena…
- males e…..
LAH NGAPAIN AJA PAS ALPHA?
Saya membaginya menjadi 3 urutan yaitu
Penting
Terkadang jika saat alpha, saya mencoba menulis sesuatu atau sekedar membaca buku bacaan, atau saya memang ada acara lain yang menurut saya lebih prioritas dari bergabung ikut kelas
Gak penting
Terkadang saya menghabiskan waktu saya untuk sekedar bermain game, menonton film atau jalan – jalan keluar rumah sekedar mencari referensi kehidupan
Penting gak penting
Saya sering menghabiskan waktu saya untuk tidur, mengingat tidur sangat bermanfaat bagi proses saya untuk belajar, namun saya seringnya terlalu lama di proses tidur itu dan membuat saya malah tidak ikut kelas.
MAU SAMPAI KAPAN?
Jika ditanya mau sampai kapan saya alpha terus, ya saya jawab sampe bosen. Maunya alpha terus, maunya gini, maunya gitu, semua – semua di mau-in. Namun saya harus sadar jika tidak semua itu harus di mau-in, tidak semua harus diterima, tidak semua harus dimiliki. Tanggung jawab tetaplah tanggung jawab, siapa yang nanggung? yang si penanggung jawab itu. Kebebasan tidak selamanya benar – benar bebas. Jadi saya harus berubah lebih baik, dari segi apapun… Apakah iya? Ooo ya jelas … Diusahakan!!! []
Cahya Aji Ahimsa
Kelas 1 SMA Sanggar Anak Alam
SALAM (Sanggar Anak Alam), Laboratorium Pendidikan Dasar, berdiri pada tahun 1988 di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara.
Leave a Reply