karya anak salam

“Petualangan Seru dan Pembelajaran dalam Permainan Monopoli”

Setelah menyelesaikan diskusi tentang rencana untuk minggu depan, kami melanjutkan permainan Monopoli yang telah dimodifikasi lebih lanjut. Setelah menemukan tempat yang nyaman untuk bermain (di ruang Raya Atas yang telah dibersihkan), kami mulai menyiapkan peralatan yang diperlukan. Teman-teman ingin memiliki token pemain yang unik, jadi mereka mulai memodifikasi kotak-kotak kayu kecil yang tersedia dengan menggambar di atasnya. Setelah berdiskusi tentang beberapa peraturan yang telah menjadi perhatian dari permainan sebelumnya (seperti hukuman masuk penjara yang terasa kurang berat, dan pengurangan pendapatan melalui pajak ketika melewati kotak start), permainan pun dimulai. Ada 4 tim yang ikut bermain: Tim Ayya & Ganis, Tim Atta, Tim Ael, dan Tim Awa & Gara. Masing-masing tim memulai permainan dengan semangat tinggi, berusaha untuk mengumpulkan sebanyak mungkin properti dan uang agar dapat mengalahkan lawan-lawannya. Strategi muncul dan tawar-menawar pun terjadi di sepanjang permainan, dengan tiap tim berusaha untuk mengambil keuntungan sebanyak mungkin dari kesempatan yang ada. Saat permainan berlangsung, suasana menjadi semakin seru dan kompetitif. Tertawa dan teriakan antara pemain menjadi bagian dari pengalaman bermain yang menyenangkan. Setiap pemain berusaha untuk memaksimalkan potensi timnya, dengan berbagai taktik dan strategi yang diterapkan.

Permainan berlanjut dengan intensitas yang meningkat, diwarnai dengan kegembiraan dan ketegangan. Setiap putaran membawa kejutan baru, dan tiap langkah di papan Monopoli dipenuhi dengan antusiasme dan keinginan untuk meraih kemenangan.

Setelah melalui berbagai negosiasi, kesepakatan, dan intrik, satu tim berhasil keluar sebagai pemenang. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah pengalaman bermain yang menyenangkan dan kenangan yang tercipta bersama teman-teman di sepanjang perjalanan permainan Monopoli.

Awalnya, Aleta bergabung dalam permainan, tetapi setelah dia masuk penjara pada giliran kedua, dia memutuskan untuk menjadi asisten Bank saja. Puan juga ikut serta menjadi petugas bank. Tugas mereka adalah memberikan kembalian dan memberikan uang ketika pemain melewati kotak ‘Start’, yang kemudian akan dikurangi dengan pajak. Karena denominasi uang Monopoli terdiri dari pecahan 500, 200, 100, 50, 10, 5, dan 1, petugas Bank sambil belajar cara memecah uang menjadi denominasi tertentu.

Namun, dalam sesi tersebut, petugas bank masih mengalami kesulitan dalam membagi jumlah tertentu dengan denominasi uang yang tersedia. Misalnya, cara memecah 167 juta dengan denominasi yang ada. Sebagai tanggapan atas hal ini, ke depannya, mungkin akan ada sesi pelatihan untuk menjadi petugas bank sebelum permainan dimulai.

Sesi pelatihan ini akan membantu petugas bank memahami dengan lebih baik cara memecah jumlah uang yang besar menjadi denominasi yang lebih kecil, sehingga proses permainan bisa berjalan lebih lancar dan efisien. Dengan demikian, petugas bank akan lebih siap untuk menghadapi situasi di mana pemain membutuhkan kembalian atau harus membayar pajak. Ini akan meningkatkan pengalaman bermain secara keseluruhan dan mengurangi hambatan yang mungkin timbul selama permainan Monopoli.

Dalam permainan Monopoli kali ini, kotak ‘Jakarta’ menjadi perebutan yang sangat diincar oleh teman-teman. Awa, misalnya, dengan sengaja menyiapkan uang sebesar 700 juta dari awal permainan untuk langsung membeli sertifikat kota Jakarta jika dadunya berhenti di kotak tersebut. Namun, sayangnya hingga akhir permainan, kota tersebut tetap tidak dimiliki oleh siapapun.

Dengan adanya sistem ‘pajak’ di permainan ini, di mana pemain yang melewati Start tidak hanya mendapatkan uang, tetapi juga dikurangi jumlah sertifikat kota yang mereka miliki, para pemain menjadi lebih hati-hati dalam membeli kota di awal permainan. Atta, misalnya, mempertimbangkan hal tersebut, seperti yang terlihat dari komentarnya “aku dapet 175 juta, karena sengaja cuman mau beli kota 1 aja biar ngga banyak dipotong pajak.”

Tim Awa & Gara memilih untuk membeli hampir semua kota yang mereka singgahi, sementara tim lainnya kadang-kadang memilih untuk tidak membeli, mungkin karena pertimbangan pajak tersebut. Teman-teman menargetkan kota-kota yang harganya lebih dari 250 juta, seperti Jogja, Ibu Kota Kalimantan, Surabaya, dan Jakarta.

Mereka juga menyadari bahwa cara lain untuk mencapai tujuan mereka adalah dengan mendapatkan kartu Kesempatan ‘Jalan-jalan ke Indonesia Barat’, yang memperbolehkan mereka untuk langsung pergi ke kotak-kotak yang harganya mahal tersebut tanpa harus melewati Start dan membayar pajak. Dengan strategi ini, mereka berharap dapat mengumpulkan sebanyak mungkin properti berharga untuk mendominasi papan permainan dan menjadi pemenang.

Teman-teman dengan cepat memahami cara menghitung 10% dari harga tanah yang diterapkan dalam permainan ini. Selain pajak, pemain yang singgah di kota yang dimiliki pemain lain juga harus membayar 10% dari harga tanah, yang kemudian dilipatgandakan tergantung pada jumlah rumah yang sudah dibangun di kota tersebut.

Setelah diberi contoh sekali bahwa 10% dari 250 juta adalah 25 juta, teman-teman dengan cepat dapat menghitung 10% dari setiap harga kota yang lain. Mereka dengan senang hati dan cepat memberikan tagihan yang akurat kepada pemain lain yang kurang beruntung jatuh di kota milik mereka.

Kemampuan mereka untuk dengan cepat menghitung dan memberikan tagihan yang akurat menunjukkan tingkat pemahaman dan ketelitian dalam mengelola aspek keuangan dalam permainan ini. Hal ini juga menambah tingkat keadilan dalam permainan, karena setiap pemain akan dikenakan biaya yang sesuai ketika mereka mendarat di properti milik pemain lain. Dengan demikian, aspek keuangan permainan Monopoli menjadi lebih transparan dan efisien, memperkaya pengalaman bermain mereka.

Ayya dan Atta menunjukkan antusiasme yang luar biasa dalam membantu teman-teman mereka dengan masalah hitung-hitungan. Mereka dengan senang hati membantu dalam menghitung uang kembalian ketika ada transaksi, serta membantu petugas bank untuk memberikan pecahan uang yang tepat. Atta, yang duduk di sebelah bank, seringkali terlibat langsung dalam proses tersebut.

Ayya selalu ingat dengan tepat jumlah uang dan pajak yang perlu dibayarkan, sehingga membantu menjaga agar transaksi berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan permainan.

Di sisi lain, Awa seringkali memberikan sentuhan humor dengan memberikan pecahan uang yang besar kepada teman-temannya sambil berkata, ‘ambil saja kembaliannya’, yang kemudian seringkali disambut dengan tawa oleh teman-temannya. Namun, ketika Awa terus melakukan hal tersebut untuk yang kedua dan ketiga kalinya, reaksi terkejut dari teman-temannya menunjukkan bahwa mereka menyadari bahwa hal tersebut dapat merugikan Awa di perhitungan akhir permainan.

Selain itu, Awa juga beberapa kali membantu Ael dengan membayar sewa kepada Atta atau Ayya dan Ganis ketika Ael harus membayar sewa atas kepemilikan properti mereka. Tindakan ini menunjukkan semangat kerjasama dan solidaritas antara teman-teman mereka dalam permainan Monopoli ini. Meskipun permainan ini bersifat kompetitif, mereka tetap menunjukkan sikap saling membantu dan mendukung satu sama lain di sepanjang permainan.

Menambahkan fitur-fitur baru tersebut akan memberikan dimensi baru pada permainan Monopoli dan mungkin membuatnya semakin menarik.

Pertama, penambahan kotak ‘Bangun Rumah’ di kotak-kotak yang masih kosong memberikan kesempatan bagi pemain untuk meningkatkan nilai properti mereka. Ketika seseorang sampai di kotak tersebut, mereka dapat memilih untuk membangun rumah di salah satu kota yang mereka sudah miliki. Hal ini akan meningkatkan nilai sewa dan potensi pendapatan bagi pemilik kota tersebut, serta membuat permainan lebih dinamis karena ada faktor pengembangan properti yang harus dipertimbangkan.

Kemudian, menambahkan satu buah rumah ke setiap kota yang dimiliki oleh teman-teman dalam 5 putaran terakhir permainan akan menambah ketegangan dan strategi. Pemain harus mempertimbangkan dengan cermat mana kota yang akan mendapatkan rumah tambahan untuk memaksimalkan potensi pendapatan mereka. Hal ini juga bisa mengubah dinamika permainan secara signifikan karena akan ada perubahan nilai sewa di akhir permainan, yang bisa berdampak pada strategi pemain dalam mengelola aset mereka.

Dengan penambahan fitur-fitur baru ini, permainan Monopoli akan menjadi lebih dinamis dan menantang. Pemain harus lebih berpikir strategis dalam mengelola properti mereka dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk meningkatkan kekayaan mereka. Ini juga bisa meningkatkan interaksi antar pemain karena akan ada lebih banyak negosiasi dan tawar-menawar yang terjadi sehubungan dengan pembangunan rumah dan peningkatan nilai properti.

Setelah 5 putaran terakhir dimainkan, akhirnya saatnya untuk menghitung jumlah uang yang dimiliki oleh setiap pemain. Awalnya, teman-teman mengalami kesulitan karena uang mereka bercampur, membuat proses perhitungan menjadi rumit. Namun, untuk memudahkan proses tersebut, mereka memutuskan untuk mengelompokkan uang-uang tersebut berdasarkan nominalnya. Dengan cara ini, teman-teman berhasil menghitung jumlah uang masing-masing dengan jauh lebih mudah.

Setelah menghitung uang kas dan menambahkannya dengan harga sertifikat kota yang mereka miliki, Ael keluar sebagai pemenangnya. Ternyata, bantuan dari Awa untuk membayar sewa kepada Ael memiliki dampak yang signifikan, meskipun pada akhirnya Awa sendiri menempati urutan terakhir. Namun, yang mengecewakan bagi Awa bukanlah posisinya yang terakhir, melainkan kegagalannya untuk membeli kota Jakarta meskipun telah menyiapkan uangnya dari awal permainan.

Meskipun tidak berhasil memenangkan permainan, Awa tetap menunjukkan sikap sportif dan tidak terlalu kecewa dengan hasilnya. Baginya, kegagalan untuk membeli kota Jakarta merupakan kekecewaan terbesarnya, meskipun ia senang dapat membantu teman-temannya dan terlibat dalam dinamika permainan yang seru. Ini menunjukkan bahwa yang terpenting dalam permainan bukanlah menang atau kalah, tetapi pengalaman dan kesenangan yang diperoleh bersama teman-teman.

Ternyata, satu hal lucu dialami dalam permainan Monopoli adalah ketika semua pemain lupa bahwa Ael baru saja menghabiskan satu putaran di penjara, tetapi ia sudah bergerak di putaran berikutnya. Kesadaran baru muncul ketika seseorang mengingatkan, “Lho? Bukankah Ael seharusnya masih di penjara ya?” Setelah melihat bahwa Ael telah melewati beberapa giliran tanpa perhatian, keputusan diambil untuk memodifikasi peraturan.

Perubahan peraturan tersebut adalah,  jika tidak ada yang sadar bahwa pemain tersebut masih dipenjara dan ia sudah menggulingkan dadunya serta menggerakkan token pemainnya, maka ia dianggap ‘kabur dari penjara’. Seorang pemain bahkan menyatakan, “Memang dunia Monopoli ini tidak adil. Ya, sama lah ya seperti dunia nyata.” Namun, setelah peraturan tersebut diberlakukan, semua pemain menjadi lebih teliti dalam memperhatikan pemain yang dipenjara, sehingga tidak ada lagi insiden ‘kabur dari penjara’.

Perubahan peraturan ini mencerminkan bagaimana interaksi antara pemain dan permainan Monopoli merefleksikan berbagai situasi dan keputusan yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Meskipun terdengar lucu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya aturan yang jelas dan pemahaman yang akurat terhadap kondisi permainan. Dengan demikian, setiap pemain harus lebih waspada terhadap situasi di sekitarnya, sama seperti dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah permainan yang berlangsung cukup lama, kami semua menyadari bahwa jam istirahat dan waktu untuk menyantap snack telah terlewatkan. Setelah beres-beres, kami pun akhirnya memutuskan untuk menyantap snack dan memasak nasi bersama-sama.

Di sesi permainan berikutnya, kami berencana untuk membahas beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pembahasan menarik, termasuk:

Apakah menambahkan persentase ke harga sewa dan pajak akan membuat permainan menjadi lebih cepat?

    • Pertanyaan ini bisa menjadi titik awal untuk diskusi tentang bagaimana menyesuaikan aturan permainan untuk meningkatkan kecepatan permainan. Menambahkan persentase ke harga sewa dan pajak mungkin akan membuat pemain lebih cepat bangkrut atau menghasilkan uang dengan lebih cepat, tetapi juga bisa mengubah dinamika permainan secara keseluruhan.

Bagaimana cara menghitung jika persentase sewa dan pajak ditingkatkan, misalnya menjadi 20% atau 30%?

    • Diskusi ini akan membuka pintu untuk berpikir kritis dan melakukan perhitungan matematika yang lebih kompleks. Pemain akan mempertimbangkan implikasi dari peningkatan persentase ini terhadap strategi permainan mereka.

Mengapa menggunakan persentase? Apakah akan lebih adil jika pajaknya tetap menggunakan harga yang sama untuk kota yang berbeda?

    • Pertanyaan ini dapat mengarah pada diskusi tentang keadilan dan keseimbangan dalam permainan. Sistem persentase memungkinkan untuk penyesuaian yang lebih dinamis terhadap harga properti yang berbeda-beda, tetapi menggunakan harga yang tetap untuk pajak mungkin akan memberikan kepastian yang lebih besar bagi pemain. Perdebatan ini dapat membantu pemain untuk lebih memahami implikasi keputusan desain dalam permainan Monopoli.

Dengan mempertimbangkan dan membahas pertanyaan-pertanyaan seperti ini, kami dapat meningkatkan pemahaman kolektif kami tentang permainan dan menyesuaikan aturan-aturan permainan agar lebih sesuai dengan preferensi dan tujuan bermain kami.[]

 

Dokumen catatan kelas 4 SD SALAM (Kamis, 22 Februari 2024:Bermain Monopoli, Part 2) https://www.salamyogyakarta.com/senin-13-februari-2024-petualangan-monopoli/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *