Buku ini memberikan pemahaman lebih mendasar tentang pendidikan. Jika sebelumnya buku-buku yang aku baca soal pendidikan (re: home school/parenting) lebih ke metode, di buku ini aku justru mendapatkan pemahaman soal inti dari pendidikan itu sendiri.
Semangat SALAM (Sanggar Anak Alam) dalam menghadirkan pendidikan adalah dengan menghadirkan pengalaman/peristiwa, sesuatu yg nyata dan lekat dengan keseharian. Ini hal yang menarik. Sebab, sudah lama kita merasakan pendidikan adalah kumpulan konsep-konsep abstrak yg bahkan kita tidak tahu untuk apa dipelajari. Belajar hanyalah proses memindahkan dan mengumpulkan pengetahuan. Tak heran, setelah dijejali dg beragam pengetahuan, kemudian diuji-seberapa banyak kita menghapal dan mungkin sedikit memahami-kita lalu melupakan.
SALAM menerapkan proses belajar dalam kerangka “daur belajar”. Ini yg tidak ada pada sekolah-sekolah pada umumnya. Kita hanya melalui satu atau dua tahapan dari daur itu. Jadi yg membedakan Sanggar Anak Alam (SALAM) dari sekolah pada umumnya adalah proses belajar ini. Bahkan pembeda dengan sekolah alternatif lainnya sekalipun, sekolah alam, sekolah alternatif, bukan sekadar sekolah yang menghadirkan sawah, kebun atau ‘alam’ buatan.
Kita tidak akan menemui jadwal pelajaran matematika, bahasa indonesia, ipa, ips di SALAM. Kita justru akan menemui menanam bunga dan mengamatinya, mengambil peran dalam penyelenggaraan pasar, berhitung dari mengunjungi angkringan dan yang paling menarik adalah melakukan riset sesuai minat.
SALAM mengajak kita menghindari penyeragaman, menjadikan proses belajar itu dekat dan menghormati tiap anak (dengan segala pembawaannya) sebaik-baiknya menunaikan tugas sebagai pendamping proses belajar. []
https://www.goodreads.com/review/show/3055104791
SALAM (Sanggar Anak Alam), Laboratorium Pendidikan Dasar, berdiri pada tahun 1988 di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara.
Leave a Reply