Udara yang tercemar di Jakarta dan sekitarnya bukanlah masalah baru yang muncul secara tiba-tiba. Solusi untuk mengatasi masalah ini tidak dapat dicapai dalam waktu singkat atau hanya melalui upaya individu. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah dan kebijakan yang tegas untuk mengatasi akar penyebab polusi udara. Kontaminasi udara di Jakarta mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dan sebagai sebuah kota metropolitan yang berkembang pesat, permasalahan ini telah menjadi bencana lingkungan yang perlu segera ditangani. Dalam mengatasi polusi udara, kita dapat mengambil pelajaran berharga dari pengalaman Beijing, China, yang telah menghadapi tantangan serupa.
Beijing pernah berada di peringkat teratas daftar kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Namun, melalui langkah-langkah politik yang berani dan berkomitmen, mereka berhasil mencapai perubahan yang signifikan dalam kualitas udara mereka. Salah satu langkah krusial yang diambil oleh Beijing adalah menutup pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara, yang menjadi sumber utama polusi udara.
Pembangkit listrik batubara dan industri berat merupakan penyumbang besar emisi polutan berbahaya seperti partikulat dan gas rumah kaca. Langkah menutup PLTU batubara di Beijing merupakan bukti nyata bahwa politik yang tegas dan berkomitmen memiliki dampak besar terhadap perbaikan kualitas udara. Meskipun langkah ini mungkin tidak terjadi secara instan, hasilnya sangat signifikan dan berkelanjutan.
Tidak hanya itu, Beijing juga berinvestasi dalam energi bersih dan terbarukan seperti gas alam, panel surya, hidro, dan energi angin. Mereka bahkan mulai mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai alternatif bersih dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini menggambarkan bagaimana pergeseran ke arah sumber energi yang lebih bersih dapat secara efektif mengurangi dampak polusi udara.
Kita juga dapat belajar dari upaya Beijing dalam meningkatkan transportasi umum yang ramah lingkungan, serta mengatur lalu lintas kendaraan bermotor untuk mengurangi kontribusi emisi gas buang. Pendekatan holistik ini menunjukkan bahwa mengatasi polusi udara memerlukan kombinasi berbagai tindakan dalam skala besar, dan bukan hanya tanggung jawab individu semata.
Dalam menghadapi masalah udara kotor di Jakarta, pemerintah harus bersedia melakukan langkah-langkah yang mungkin sulit pada awalnya, tetapi memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Mengurangi ketergantungan pada energi berbasis batubara, mendorong penggunaan energi terbarukan, meningkatkan transportasi umum, dan memberlakukan regulasi yang ketat terhadap industri pencemar adalah beberapa langkah yang dapat diambil.
Dengan mengambil pelajaran dari Beijing, Indonesia, termasuk Jakarta, memiliki peluang untuk mengubah situasi udara kotor menjadi lebih baik. Kebijakan yang berfokus pada peningkatan kualitas udara harus menjadi prioritas utama, dan ini memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat.[]
pembelajar, pejalan sunyi
Leave a Reply