PAMERAN SENI RUPA SALAM “CA-RA-KA” (CIPTA RASA KARSA)
KALA merupakan judul lukisan karya Tantri Burhanudin yang akan ditampilkan dalam Pameran Caraka yang diadakan Forsalam pada Mei nanti. Sebuah lukisan dewi-dewi dengan ornamen penuh warna.

”Kala (dibaca: Kale) merupakan lukisan yang saya buat pada 2016 lalu. Lukisan ini merupakan pancaran sifat manusia,” ungkap Tantri yang gemar bermain musik ini.
Diakuinya, lukisan karyanya lebih banyak menonjolkan Goddess (dewi). Memang dalam karya-karyanya banyak menggambarkan perempuan. ”Saya suka dengan ornament, sehingga sosok perempuan paling pas dengan objek ini,” jelasnya perempuan asli Bandung yang lama tinggal di Ubud, Bali ini.
Dalam mewujudkan karyanya, Tantri banyak melalui jalan berliku. Semua karya yang dibawanya ke Jogja merupakan lukisan yang dilukisnya di balik jeruji besi. Ya, baru Mei 2016 Tantri ke luar penjara karena membawa ganja. ”Namanya hidup, terlena sedikit bisa fatal,” ujarnya.
Ornament dalam lukisannya seolah menggambarkan Tantri yang penuh dengan warna. Lukisan karyanya seolah bercerita tentang sebuah kerinduan dan kesendirian saat di balik jeruji. Warna-warna yang diambil memang terlihat ceria, tapi itu sebetulnya pancaran kerinduan dan kesepian di dalam diri. Lewat warna-warna yang cenderung dark yang dengan sengaja dipilihnya.
”Memang terlihat ceria, tapi sebetulnya ini cenderung ”gelap” kan,” ujar Tantri setengah bertanya.
Keikutsertaan dalam Pameran Caraka merupakan pameran pertamanya selepas dari penjara. Dia pun merasa excited bisa bergabung dalam pameran yang diadakan oleh komunitas Sanggar Anak Alam (SALAM) ini. Dia pun mengaku tak sabar untuk datang saat pembukaan pameran, sebab dia bisa bertemu dengan sesama seniman lain. Juga bisa lebih dekat dengan anak-anak dan orang tua SALAM.
”Saya berkenalan dengan Pak Toto (pendiri SALAM) di Facebook, lantas kita bertemu dan akhirnya ditawari untuk ikut pameran ini. Tentunya saya senang. Dari obrolan dengan teman dan banyak orang, mereka bilang bagus saya bisa kenal komunitas di SALAM. SALAM dapat memberikan suasana untuk healing dan pendidikan,” ungkapnya. (*)

ORTU SALAM, Jurnalis
Leave a Reply