Blog

Mengenal David Kolb

David Kolb sekitar awal tahun 1980-an, mengenalkan metodologi belajar yang nyaris mirip “Daur Belajar” dari pengalaman yang distrukturkan (stuctural experiences learning cyrcle) yang telah dieksperimenkan di Sanggar Anak Alam (SALAM) dalam kurun waktu 17 tahun ini.

Foto By. Yanuar Surya

Dalam pemikiran, Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Experiential Learninng Theory kemudian menjadi dasar model pembelajaran experiential learning yang menekankan pada model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar.

Pembelajaran experiential Kolb bekerja pada dua level : empat tahapan siklus belajar dan empat gaya belajar yg terpisah. Pemikiran Kolb banyak terkait dengan proses kognitif internal si pembelajar.

Belajar melibatkan penguasaan konsep abstrak yang dapat diterapkan secara fleksibel tergantung pada situasi. Pada teori Kolb, perkembangan konsep baru muncul dari pengalaman baru.

The Experiential Learning Cycle

Gaya belajar eksperiensial Kolb ditampilkan dalam empat tahapan siklus belajar di mana pembelajar ‘menyentuh semua dasar’.

Tahap pengamalan langsung (Concrete Experience)
Merupakan tahap paling awal, yakni seseorang mengalami sesuatu peristiwa sebagaimana adanya (hanya merasakan, melihat, dan menceritakan kembali peristiwa itu). Dalam tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran tentang hakikat peristiwa tersebut, apa yang sesungguhnya terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.

Tahap Pengalaman Aktif dan Reflektif (Reflection Observation)
Pada tahap ini sudah ada observasi terhadap peristiwa yang dialami, mencari jawaban, melaksanakan refleksi, mengembangkan pertanyaan- pertanyaan bagaimana peristiwa terjadi, dan mengapa terjadi.

Tahap Konseptualisasi (Abstract Conseptualization)
Pada tahap ini seseorang sudah berupaya membuat sebuah abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang menjadi objek perhatian.

Tahap Eksperimentasi Aktif (Active Experimentation)
Pada tahap ini sudah ada upaya melakukan eksperimen secara aktif, dan mampu mengaplikasikan konsep, teori ke dalam situasi nyata.

Pembelajaran yg efektif tampak ketika seseorang berkembang dalam siklus yg terdiri dari empat tahapan yakni memiliki pengalaman nyata yang diikuti dengan observasi dan refleksi terhadap pengalaman tersebut yg akan membawa pada pembentukan konsep abstrak (analisis) dan generalisasi (konklusi) yg kemudian digunakan untuk menguji hipotesis pada situasi masa depan, untuk menghasilkan pengalaman baru.

Kolb menganggap belajar adalah proses menyeluruh dengan setiap tahapan yg saling mendukung. Sangat mungkin memasuki siklus tersebut dari tahapan manapun dan mengikuti urutannya.

Gaya Belajar

Ada empat gaya belajar berbeda yg didasarkan dari siklus belajar empat-tahap di atas. Kolb menjelaskan bahwa seseorang secara alami akan memilih satu gaya belajar tertentu. Beberapa faktor memengaruhi pilihan gaya ini. Misalnya, lingkungan sosial, pengalaman pendidikan, atau struktur kognitif dasar dari setiap individu.

Apapun yg memengaruhi pilihan itu, pilihan gaya belajar sebenarnya adalah hasil dari gabungan dua pasang variabel, atau dua ‘pilihan’ terpisah yg kita buat, yg disajikan oleh Kolb dalam grafik kurva,:

Sumbu Y disebut processing continuum (sumbu pemrosesan, bagaimana pendekatan kita terhadap suatu tugas), dan sumbu X disebut perception continuum (sumbu persepsi, respons emosi, atau bagaimana kita berpikir atau merasakannya).

Seorang pembelajar akan menemukan, melihat sesuatu dari perspektif yg berbeda. Mereka sensitif. Lebih suka melihat daripada melakukan, cenderung mengumpulkan informasi dan menggunakna imajinasi untuk mengatasi masalah. Paling mampu menyajikan situasi konkret dari sejumlah sudut pandang yang berbeda.

Kolb menyebut gaya ini ‘diverging’ (menyebar) karena mereka mampu merespons situasi yg membutuhkan ide-ide dengan lebih baik, misalnya brainstorming. Mereka memiliki ketertarikan kultural yg lebih luas dan senang mengumpulkan informasi.

Mereka tertarik pada orang-orang, cenderung imajinatif dan emosional, kuat dalam seni. Lebih memilih bekerja dalam kelompok, mendengarkan dengan piliran terbuka dan menerima feedback personal.

Pendekatan logis dan ringkas. Ide dan konsep lebh penting daripada orang. Mereka lebih suka penjelasan yg jelas daripada kesempatan praktis. Mereka mampu memahami informasi yg luas dan mengolahnya dalam format yg logis dan jelas.

Mereka tidak terlalu terfokus pada orang dan lebih tertarik pada ide dan konsep abstrak. Lebih tertarik pada teori-teori yg terdengar logis ketimbang pendekatan yg berbasis nilai-nilai praktis.

Gaya belajar ini penting untuk keefektifan informasi dan karir keilmuan. Dalam situasi belajar formal, mereka memilih membaca, ceramah, model eksplorasi analitis, dan banyak waktu memikirkan sesuatu secara menyeluruh.

Mereka bisa memecahkan masalah dan menggunakan pembelajarannya untuk menemukan solusi atas isu-isu praktis. Mereka memilih tugas-tugas teknis, tidak terlalu terfokus pada orang dan aspek-aspek interpersonal. Mereka paling mampu menemukan praktik-prakti terbaik atas ide-ide dan teori-teori. Mampu memecahkan masalah dan membuat keputusan atas pertanyaan dan masalah. Mereka lebih tertarik pada tugas dan masalah teknis ketimbang isu-isu sosial atau interpersonal. Mereka suka bereksperimen dengan ide baru, simulasi, dan bekerja pada penerapan praktis. Karenanya mereka memiliki kemmampuan teknologi dan spesialisasi yg baik.

Gaya ini adalah yg paling umum. Bergantung pada intuisi ketimbang logika. Mereka menggunakan analisis orang lain, memilih pendekatan eksperiensial yg praktis. Tertarik pada tantangan dan pengalaman baru, serta membuat rencana. Biasanya bertindak atas dasar insting ‘nekat’ ketimbang analisis logis. Mereka cenderung bergantung pada informasi orang lain daripada menganalisis sendiri.

Fasilitator harus memastikan bahwa aktivitas dirancang dan dijalankan dengan cara yg memungkinkan setiap pembelajar menggunakan cara yg paling sesuai bagi mereka.  Idealnya, aktivitas dan materi harus dikembangkan dalam cara yg mendekati kemampuan dari setiap tahap siklus belajar eksperiensial dan membawa siswa melalui seluruh proses secara berurutan.

Pembelajaran efektif hanya terjadi jika seseorang mampu melakukan keempat tahapan tersebut. Karenanya, tak satu tahapan pun efektif sebagai cara belajar jika berdiri sendiri. Pada dasarnya, orang yang sedang belajar, mereka tidak akan sadar bahwa tahap-tahap tersebut berlangsung pada diri mereka—begitu saja terjadi.

Experiential Learning merupakan model pembelajaran yang sangat memperhatikan perbedaan atau keunikan yang dimiliki oleh parasiswa, oleh karena itu model ini memiliki tujuan untuk mengakomodasi perbedaan dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dengan mengamati inventori gaya belajar (learning style inventory) yang dikembangkan masing-masing siswa, David Kolb mengklasifikasikan gaya belajar seseorang menjadi empat kategori sebagai berikut:

Converger
Kombinasi dari berfikir dan berbuat (thinking and doing). Anak dengan tipe ini biasanya mempunyai kemampuan yang unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada masalah sosial atau hubungan antar pribadi. Mereka tertarik pada ilmu pengetahuan alam dan teknik.

Diverger
Kombinasi dari perasaan dan pengamatan (feeling and watching). Anak dengan tipe ini unggul dalam melihat situasi kongkret dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan kemudian menghubungkannya menjadi suatu kesatuan yang utuh. Pendekatannya pada setiap situasi adalah “mengamati” dan bukan “bertindak”. Anak dengan tipe ini lebih suka berhubungan dengan manusia dan mereka juga menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide (brainstorming). Mereka lebih suka mendalami bahasa, kesusastraan, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnyaserta suka sekali mengumpulkan berbagai informasi.

Assimilation
Kombinasi dari berpikir dan mengamati (thinking and watching). Anak dengan tipe ini lebih tertarik pada konsep-konsep yang abstrak. Anak dengan tipe ini tidak terlalu memperhatikan penerapan praksis dari ide-ide mereka dan mereka juga kurang perhatian pada orang lain, mereka juga cenderung lebih teoritis.Bidang studi yang diminati adalah bidang keilmuan(science) dan matematika.

Accomodator
Kombinasi dari perasaan dan tindakan (feeling and doing). Anak dengan tipe ini memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang mereka lakukan sendiri, serta rminat pada pengembangan konse-konsep. Anak dengan tipe ini berminat pada hal-hal yang konkret dan eksperimen dan mereka juga suka  membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang. Mereka cenderung untuk bertindak berdasarkan intuisi / dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis. Bidang studi yang sesuai untuk tipe ini adalah lapangan usaha dan teknik sedangkan pekerjaan yang sesuai antara lain penjualan dan pemasaran.

Dari keempat gaya tersebut, tidak berarti manusia harus digolongkan secara permanen dalam masing-masing kategori. Menurut Kolb, belajar merupakan suatu perkembangan yang melalui tiga fase yaitu, pengumpulan pengetahuan (acquisition), pemusatan perhatian pada bidang tertentu (specialization) dan menaruh minat pada bidang yang kurang diminati sehingga muncul minat dan tujuan hidup baru. Sehingga, walaupun pada tahap awal individu lebih dominan pada gaya belajar tertentu, namun pada proses perkembangannya diharapkan mereka dapat mengintegrasikan semua kategori belajar.

 

David A. Kolb

David A. Kolb lahir pada tahun 1939. Dia dilahirkan di Amerika. Dia adalah  teoretikus pendidikan yang meneliti dibidang  kepentingan dan publikasi fokus pada pengalaman belajar , dan perubahan sosial individu, pengembangan karir, dan eksekutif dan pendidikan profesional. Dia adalah pendiri dan ketua Pengalaman Pembelajaran Berbasis Systems, Inc (EBLS) , dan Profesor Perilaku Organisasi dalam Weatherhead School of Management , Case Western Reserve University , Cleveland, Ohio .

Kolb memperoleh gelar BA dari Knox College pada tahun 1961 dan gelar MA dan Ph.D. dari Harvard University pada tahun 1964 dan 1967 masing-masing, dalam psikologi sosial . Pada awal 1970-an, Kolb dan Ron Fry (sekarang baik di Weatherhead School of Management ) mengembangkan Experiential Learning Model (ELM).

Dia bernama modelnya untuk menekankan hubungan dengan ide-ide dari John Dewey , Jean Piaget , Kurt Lewin , dan penulis lain tentang pengalaman belajar paradigma.

Kolb terkenal di kalangan pendidikan untuk nya Gaya Belajar Inventory (LSI). model-Nya dibangun di atas gagasan bahwa preferensi belajar dapat digambarkan dengan menggunakan dua continuums: observasi eksperimentasi-reflektif aktif dan pengalaman konsep abstrak-konkret.

Hasilnya adalah empat jenis peserta didik: converger (konseptualisasi abstrak eksperimen-aktif), accommodator (pengalaman percobaan-beton aktif), assimilator (konseptualisasi abstrak observasi-reflektif), dan diverger (pengalaman pengamatan-beton reflektif).The LSI dirancang untuk menentukan individu belajar.

David Kolb adalah seorang filosof yang beraliran HUMANISTIK. Dimana aliran ini lebih melihat pada sisi perkembangan manusia. Pendekatan ini melihat kejadian, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positiv. Kemampuan yang bersifat positif ini yang disebut sebagai potensi manusia. Dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajaran pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat pada domain afektif.

Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

Gaya belajar model Kolb terimplisit dalam resource based learning(belajar berdasarkan sumber) yang mengajak siswa melakukan observasi untuk memecahkan masalah. Menurut David Kolb  “Gaya belajar model Kolb ialah gaya belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah.”  []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *