Hari ini, para Orang Tua dan Fasilitator kelas 4 SALAM berkumpul untuk berdiskusi dan menyepakati Rancangan Proses Belajar di semester ini. Sebelum memulai perancangan kegiatan proses belajar, langkah pertama yang diambil adalah memahami masalah dan potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Masalah dan potensi ini menjadi landasan dalam menentukan tema serta bentuk kegiatan atau riset yang akan dilakukan. Riset dapat terjadi secara alami maupun direncanakan dengan sengaja.

Dalam merancang kegiatan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah tujuan yang mencakup tiga aspek penting, yaitu pemahaman apa yang hendak dikembangkan, kemampuan apa yang perlu diperdalam, dan tak kalah pentingnya, pembangunan sikap yang mendasar. Ketiga aspek ini perlu diuraikan menjadi poin-poin yang lebih detail, sehingga dapat menghasilkan panduan kegiatan yang jelas. Mengingat adanya perbedaan orientasi kegiatan maka panduan yang dihasilkan tentunya juga berbeda.
Tujuan dari satu kegiatan sebaiknya terhubung dengan tujuan kegiatan yang lain, sehingga tidak hanya menjadi sekadar kumpulan kegiatan yang berdiri sendiri. Kelas 4 ini tidak hanya merancang riset yang bersifat individual untuk setiap anak, tetapi juga berbagai kegiatan yang saling terkait, seperti home visit, minitrip, olahraga, kesenian, memasak, literasi, dan lain sebagainya. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh SALAM, seperti Pasar Senen Legi dan Pasar Ekspresi, juga menjadi bagian integral dari perencanaan.
Rancangan kegiatan ini perlu dievaluasi secara berkala, dengan menggunakan catatan sebagai instrumen evaluasi. Catatan dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu log book dan naratif. Log book mencatat kegiatan secara teknis, melibatkan waktu, jenis kegiatan, tempat, dan detail lainnya. Tidak semua catatan dalam log book perlu diubah menjadi versi naratif. Sementara itu, catatan naratif berfungsi sebagai dokumentasi mendalam yang dimulai dari ide-ide dalam log book yang dianggap menarik.
Melalui pendekatan ini, diharapkan bahwa proses belajar di kelas 4 SALAM tidak hanya menjadi serangkaian kegiatan terpisah, melainkan sebuah kesatuan yang terpadu untuk memaksimalkan potensi dan pembelajaran setiap anak. Evaluasi yang dilakukan secara rutin dan dokumentasi melalui catatan akan memberikan pandangan yang jelas terhadap perkembangan anak dan efektivitas kegiatan yang telah dirancang.
Dalam pertemuan yang telah disepakati, baik fasilitator maupun orang tua sepakat untuk selalu berkoordinasi dalam membangun dialog yang konstruktif. Mereka bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan ruang belajar yang optimal bagi perkembangan anak-anak. Selain itu, tak kalah pentingnya, mereka sepakat untuk mendistribusikan perhatian, kuwajiban, dan tanggung jawab secara bersama-sama.
Koordinasi yang baik antara fasilitator dan orang tua dianggap esensial dalam mendukung proses belajar anak-anak. Dengan berdialog secara terbuka, mereka dapat saling berbagi informasi tentang perkembangan anak, tantangan yang dihadapi, serta mencari solusi bersama. Ruang belajar yang optimal juga menjadi fokus, di mana suasana yang kondusif dan dukungan terhadap kebutuhan individu anak dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran.
Pentingnya mendistribusikan perhatian, kuwajiban, dan tanggung jawab bersama-sama mencerminkan semangat kerjasama antara fasilitator dan orang tua. Hal ini bertujuan agar setiap pihak merasa terlibat secara aktif dalam mendukung anak-anak dalam perjalanan pembelajaran mereka. Dengan adanya keterlibatan aktif dari kedua belah pihak, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik anak-anak, baik dari segi kognitif, emosional, maupun sosial. []

Orang Tua SALAM
Leave a Reply