Blog

Surealisme & Susilo Budi Purwanto

Surialis yang dimaksud yakni ge­ra­kan seni dan sas­tera yang meng­eksplo­rasi alam mimpi dan alam bawah sadar manusia. Eks­pol­rasi itu melalui penciptaan karya senirupa dan puisi. Su­realisme muncul di Paris tahun 1924 ketika Andre Breton me­nulis­kan­nya perta­ma kali da­lam sebuah ma­nifesto. Gerakan ini kemudian ber­kem­bang hingga ke seluruh darat­an Eropa dan Amerika. Kini surea­lisme menjadi genre yang masih di­ikuti oleh se­jumlah pelukis di ber­ba­gai be­lahan dunia, termasuk Indonesia.

Susilo Budi Purwanto (SBP) bapak dari Rowang Pramudito alumni Siswa SALAM dalam perhelatan Seni Rupa CARAKA yang diselenggarakan Forum Orang Tua SALAM (FORSALAM) 2-15 Mei 2018 di Warung Kopi Dst Kasihan, Tirtonirmolo, Bantul menampilkan Karya “Buku Besar” 2018, Oil on Canvas 70 x 55 cm.

 Susilo Budi Purwanto dikenal sebagai pelukis surealis Indonesia yang na­manya su­dah tercatat di berbagai le­l­ang seni nasional—Karena karya SBP selalulu menarasikan surealisme manu­sia. Realitas tentang manusia di­lukis­kan secara absurd mela­lui imaji­na­si­nya. Sering SBP  men­jadikan di­rinya sebagai mo­del lukisan, di sam­ping mo­del lukisan orang-orang di se­kitarnya yang dia kenal.

SBP me­lu­kiskan orang-orang yang nyata ada di dalam kehi­du­pan­nya dengan cara surealistik. Pelukis kalem dengan pem­bawaan te­nang dan cenderung pendiam ini, ber­kreasi dengan alam imajinasi. Rea­litas orang-orang di sekitarnya di­lu­kiskan kembali. Dalam lukis­annya realitas kehidupan ma­nu­sia sebenar­nya muncul da­lam bentuk imajina­si­nya.

Dia dilahirkan di kota kecil ber­udara dingin Magelang. Se­jak kuliah, hingga kini terus ak­tif berkreasi di stu­dionya di Yogyakarta. Dia juga aktf ber­­pameran lukisan dan mengi­ku­ti ber­bagai kompetisi seni. Pelukis lulu­san sekolah seni di program studi se­nilukis Ins­titut Seni Indonesia Yog­ya­kar­ta. Berpartisipasi dalam pame­ran sejak tahun 1999, hingga saat ini. Aktivitas pamerannya sangat banyak.

Pada tahun1999 dia mengi­kuti beberapa pameran lukis­an. Di antara­nya pameran  Ra­gam Bahasa Pelukis Muda di Edwin’s Gallery Jakarta. Pa­me­­ran berikutnya pada  Philip Morris ke 6 di Galeri Nasional Indonesia Ja­karta. Lalu berpa­meran dengan tema Kecil Itu Indah ke-7 di Edwin’s Gal­lery Jakarta.

Pada tahun 2000 berpamer­an dengan tema Kecil Itu Indah ke-8 di Edwin’s Gallery Ja­karta. Tahun berikutnya (20­01) berpameran di pameran Senilukis Jogja dan pameran di Taman Budaya Yogyakarta. Tahun 2002 berpameran di pa­meran Festival Kesenian Yog­yakarta ke 14, Taman Budaya Yogyakarta. Tahun 2003 ber­pameran di pameran Mosaic of Contemporary Indonesian Fine Art, Vanessa Art House Jakarta.

Tahun 2004, hingga tahun 2008 berpameran antara lain di pameran Mosaic of Contem­porary Indonesian Fine Art ke 2, Vanessa Art House Jakarta. Pameran Kecil Itu Indah ke 12, Edwin’s Gallery Jakarta. Pame­ran Small World, Vanes­sa Art House Ja­karta. Pame­ran People Need The Lord, Ball­room Gedung Gramedia Majalah Jakarta. Pameran A Beautiful Death, Bentara Bu­daya Yogya­kar­ta. Pameran Ce­lebrating the Dif­fe­ren­ces, Elegance Art Space Jakarta,  Pa­meran drawing “Wong Li­ya”, Ben­tara Budaya Yogya­kar­ta, Pameran “69”, Jogja Gal­lery, MANIFESTO, Galeri Nasional Jakarta. Pameran ber­sama di galeri Tujuh Bin­tang Yogya­kar­ta. Kere Mung­gah Bale, Bentara Bu­daya Yog­yakarta. SELF PORTRAIT Famous Living Artists of Indonesia, Jogja Gallery.

Tahun 2009, hingga tahun 2011 an­tara lain berpameran di pameran REBORN di H2 Art Gallery, Sema­rang. Pame­ran UP & HOPE, D’Peak Art Space, Jakarta. Pameran EX­PO­SIGNS, Jogja Expo Centre, Yog­ya­karta. Pameran BIENALLE JOGJA X, Yog­yakarta. Pameran THE CO­MI­CAL BROTHERS, Galeri Nasional Jakarta. Pameran PSEUDO AGONY, Elcanna Art Gallery Jakarta ., Pame­ran Behind The Funny Make-Up, Ga­leri Hadiprana Jakarta. Pameran Mi­rong Kampuh Jinggo, Bentara Bu­daya Yog­yakarta. Pameran Invasion in Fashion, GO Art Space, Sura­baya., Pameran Pasar Ilang Kumandhange “MLETHO”, Bentara Budaya Yogya­kar­ta. Pameran Preserve Humankind” Jakarta Art District, LG East Mall Grand Indonesia.,

Tahun 2012, hingga tahun 2017 masih menunjukkan se­mangat ber­pa­me­ran. Deretan panjang pameran lu­kisan yang diikutinya antara lain pa­meran “Kembar Mayang” di Museum Wi­dayat, Ma­gelang. Pameran Seni “Ana Rupa” Iris Gallery. 50 Tahun Galeri Hadi­pra­na. Pameran Seni Rupa “Slenco” Bentara Budaya

Jakarta. Pa­meran Ilus­trasi Kompas 2012 Bentara Bu­daya Jakarta. 2013: Pameran “Dra­wing Sepanjang Yogya-Klaten-Solo” Balai Soe­djatmoko Solo. 2014 : Pa­meran “Java Art” Bentara Bu­daya Yogyakarta.

Tahun 2015 berpameran di “Oase” Visual Art exhibition Ru­mah Seni Sidoarum Yogya­karta. Pameran Seni Rupa “Art Care” Bentara Budaya Yog­yakarta. Pameran “Di Ba­lik Kelambu” Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran “Drawing Nu­santara” Taman Budaya Yog­ya­karta., Pameran “Simplex Nganggo Berko” Bentara Budaya Yogyakarta. Tahun be­rikuntya 2016 berpartisipasi dalam Pa­meran Seni Rupa Gerhana M­a­tahari “Kala Ra­hu” Bentara Budaya Yog­ya­kar­ta. Pameran “Potret Pah­la­wan” di Bale Banjar Sang­kring Yog­yakarta. Pameran “Whart Now” di Jogja Gallery Yogyakarta.,  Pameran Mba­rang Jantur” di Bentara Buda­ya Yogyakarta.

Tahun ini, 2017  sederet pa­meran yang diikutinya anta­ra lain pameran “Mitoni” di Omah Petruk Karang Klethak Yogyakarta. Pameran “Ima­go Mundi” di Bentara Budaya Yog­yakarta.,  Pameran Drawing “Purba” di Miracle Print Yogyakarta. Pame­ran “Repre­sen­tasi” di Pendhapa A rt SpaceYog­ya­karta., Pameran “Suka Pa­ri Suka” ke 4 di Plataran Jo­ko Pekik Yogyakarta. Catatan panjang aktivitas pa­meran yang diikutinya me­nun­jukkan pro­duk­tivitas­nya dalam berkarya. Susilo pe­lukis yang selalu mengeksplorasi ima­­jinasinya dan menuang­kan­nya dalam karya senirupa secara kreatif. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *