karya anak salam

Berbagai Riset di Kelas 9

Laporan Aulia Nuha Assy’ra

Kamis 15 Mei 2025 di ruang Petruk, aku meliput presentasi siswa kelas 9 yang terdiri dari Langit, Morgan, Ruel, Keitaro dan Ara. Mereka menyajikan presentasi dengan menggunakan PowerPoint, yaitu para presenter menceritakan proses dan hasil riset dengan membaca layar.

Langit dan Buku

Presenter pertama, Langit, menceritakan perkembangan risetnya yaitu Membuat Buku Transportasi Umum. Langit menceritakan tentang proses pembuatan buku. Dalam membuat buku, dari ada alurnya atau ada proses pembuatan buku. Proses pembuatan buku dimulai dari pra-produksi, produksi lalu terbit. Menurut Langit, pra-produksi dimulai dari tahapan menentukan tujuan, seperti membuat buku fiksi atau non fiksi. Buku yang Langit buat termasuk dalam kategori non-fiksi. Jika tujuan sudah ditetapkan, maka tahapan berikutnya adalah pengumpulan data atau riset. Karena ia memilih membuat buku non-fiksi, maka Langit harus mencari sumber yang kuat dan valid. Setelah tahap pengumpulan data, Langit membuat outline atau kerangka. Kerangka ini seperti sebuah patokan dalam satu bab.

Setelah pra-produksi lanjut ke produksi yaitu penulisan draft pertama. Di tahap ini, Langit menulis berdasarkan outline atau kerangka yang sudah ia buat. Selama proses penulisan buku, Langit selalu mengacu pada naskah yang dibuat dan tidak melakukan koreksi ejaan yang salah.

Langit menceritakan cukup banyak hal dalam presentasinya. Langit bercerita dengan sangat antusias dan semangat, ditambah dengan suara nyaringnya yang dengan mudah bisa didengar dari jauh. Selama presentasi berlangsung, sempat ada kendala kecil. Bukan kendala yang serius, malah justru membuat suasana lebih hidup. Kendala tersebut diantaranya, salah penataan powerpoint, mic yang mati karena kabel yang tidak tercolok. Kendala tersebut membuat para penonton tertawa riuh.

Saat sesi tanya jawab berlangsung, salah satu orang tua yang hadir bertanya tentang kendala yang dialami selama melakukan riset. Tanpa ragu Langit menjawab bahwa kendala yang ia alami selama proses pembuatan buku, adalah validasi data. Ini berarti, Langit harus benar-benar mencari data dengan sumber yang kuat dan valid.

Morgan, Seni dan Budaya Jepang

Usai Langit presentasi, giliran Morgan yang mempresentasikan risetnya dengan tema Kesenian dan budaya Jepang. Morgan memilih riset ini karena sedari kecil ia sangat suka dengan semua hal yang berbau Jepang.

Morgan membuka presentasinya dengan menceritakan tentang jenis-jenis kimono dan fungsi-fungsinya. Menurut Morgan, kimono diantaranya terdiri dari kimono Yukata dan kimono Furisode. Kimono Yukata seringkali digunakan untuk musim panas karena bahannya yang tipis. Sedangkan kimono Furisode seringkali digunakan untuk upacara kedewasaan.

Morgan juga menceritakan tentang festival yang memiliki 6 (enam) nama. Salah satunya, ada festival yang dinamakan Bon Odori. Bon Odori adalah festival untuk menghormati orang yang sudah tidak lagi berada di dunia.

Morgan juga menceritakan sedikit tentang fakta sejarah dan seni Jepang. Ternyata, kesenian di Jepang mendapat pengaruh dari negara lain yaitu Tiongkok. Beberapa produk kesenian di Jepang yang menjadi bukti adanya pengaruh dari Tiongkok adalah sumpit dan kimono.

Morgan membawakan presentasinya dengan percaya diri. Walaupun suara yang ia keluarkan tidak begitu keras, tetapi dengan rasa percaya diri yang Morgan miliki, ia bisa membawakan presentasinya dengan tenang.

Ruel dan Menulis Buku

Presenter berikutnya adalah Ruel. Di semester ini Ruel memilih riset menulis dan menerbitkan buku, tidak jauh berbeda seperti riset yang dipilih oleh Langit. Alasan Ruel memilih riset ini karena ingin mempelajari hal baru dalam bidang penulisan dan melanjutkan target semester lalu. Ruel membuat buku dalam kategori autobiografi yang artinya non-fiksi. Autobiografi adalah cerita tentang pengalaman seseorang yang ditulis sendiri oleh orang tersebut. Buku yang ditulis oleh Ruel menceritakan perjalanan Ruel, dimulai dari riset tentang Kartini. Ruel lalu menceritakan proses yang ia lewati, yang mampu membuatnya bisa mengikuti banyak kegiatan dan memulai banyak hal baru.

Ruel membuat buku ini dalam waktu 2 bulan. Selama proses pembuatan buku ini, Ruel berusaha membuat buku ini dengan sempurna. Ia tidak ingin ada ejaan ataupun huruf yang salah. Ruel menerbitkan buku melalui penerbit Pohon Cahaya, dimana ia menerbitkan buku dengan metode self publishing. Ruel juga menceritakan kendala-kendala yang ia alami saat melakukan riset, seperti ada kegiatan di luar sekolah dan antri saat proses layout. ‘Antri layout nyatanya juga memakan waktu kisaran 2 bulan,’ ucap Ruel.

Dalam sesi tanya jawab Langit bertanya kepada Ruel, apa yang akan pembaca dapat selepas membaca buku milik Ruel. Dengan senyum khasnya, Ruel menjelaskan dengan semangat. Ia mengutip dalam bukunya, ‘ketika para pembaca membaca bukunya, pembaca bisa mendapatkan rasa untuk mencari dirinya sendiri, untuk mendapatkan inspirasi dan ide tentang hidupnya.’

Keitaro dan Semut

Dengan langkah yang berani Keitaro maju ke depan selepas Ruel selesai presentasi. Keitaro mempresentasikan risetnya yang bertema semut. Alasan Keitaro memilih riset semut karena di rumahnya ada semut.

Keitaro menjelaskan jenis-jenis semut dengan perlahan. Beberapa jenis semut diantaranya, semut api, semut tukang kayu dan semut hantu. Dengan percaya diri, Keitaro bercerita bahwa risetnya dibantu oleh teman-teman dan fasi. Keitaro juga mempersilahkan para penonton untuk bertanya padanya tanpa rasa malu. Di sesi tanya jawab Bu Ika selaku fasi bertanya tentang semut apa yang ada di rumah Keitaro. Dengan cekatan Keitaro menjawab jika di rumahnya ada semut api dan semut hitam.

Ara dan Menjahit

Presenter terakhir yaitu Ara, yang menceritakan risetnya dengan judul Menjahit. Ara menceritakan hasil praktiknya saat menjahit. Tujuan riset Ara adalah menjahit untuk membuat pakaian.

Praktik pertama yang dilakukan Ara, menggunakan kain jeans yang diberi oleh Bu Ika. Di praktik pertama, Ara merasa kurang puas karena bajunya kebesaran. Padahal seharusnya, pakaian yang Ara buat ditujukan agar bisa membentuk lekukan tubuh atau press body.

Kesalahan yang Ara pelajari saat membuat pakaian ini adalah, ia tidak mencari tutorial. Hasilnya, ukuran pakaian menjadi terlalu kecil. Ara lalu berinisiatif untuk menambahkan kain sepanjang 5cm masing-masing di sisi kanan dan kiri. Namun, hasilnya justru menjadi kebesaran.

Belajar dari praktik pertama, di praktik-praktik berikutnya Ara terlebih dulu mencari tutorial di Youtube dan mencari inspirasi di Pinterest. Ara merasa sangat puas di praktik terakhirnya, yaitu membuat dress, meskipun resleting Jepang yang ia gunakan melengkung karena terlalu panjang.Ara membawa semua hasil praktiknya saat dan menunjukkan semuanya kepada. Ara terlihat sangat antusias saat menunjukkan hasil-hasil karyanya. Kelihatannya Ara begitu semangat karena bisa menunjukkan hasil kerja kerasnya selama riset kepada penonton. Suara riuh tangan yang saling bertemu kembali penuh di ruangan Petruk dan akhirnya presentasi tanggal 15 Mei 2025 ditutup dengan suara tepukan tangan.[]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *