Deidra Mesayu, paling belia dibanding perupa lainnya yang ikut Pameran Seni Rupa CARAKA yang diselenggarakan FORSALAM (Forum Orang Tua SALAM)
Karya visual yang jujur Deidra Mesayu bercerita tentang kegembiraan yang meluap dari seorang yang ‘being confessed to’ menggambarkan suasana ketika lahir pertanyaan cinta.
“Cinta merupakan bahan bakar paling besar untuk melakukan daya penciptaan suatu karya. Segala proses dimulai dari momen menyatakan cinta. Sendiri tidak menjadi masalah, tapi bila ada kesempatan berpasangan ya alhamdulilah karya karya saya juga bisa menjadi pengingat untuk orang yang telah lama menjalin cinta dan tengah dilanda kebosanan. Supaya mereka ingat lagi dan menemukan alasan mereka memilih untuk bersama” ungkap wanita kelahiran 1995 ini.
Deidra Mesayu Sedang melangsungkan kuliahnya di ISI Yogyakarta terbiasa menampilkan aliran seni ilustrasi, naif, dan dekorasi sebagai ciri khasnya.
Deidra pun pernah mendapatkan penghargaan Thursday Noise #5 Fairground SCBD Jakarta, Indonesia dengan nominasi Ten Finalist of poster competition.
Anak perempuan dari Bayu Wardana ini berpendapat bahwa pendidikan saja tidak mampu membentuk kepribadian manusia. Bahkan kita membutuhkam seni mendidik. Seni yang ada dikeseharian kita dari desai ponsel, iklan, bungkus makanan sampai user interface aplikasi. Deidra juga pernah menemui beberapa rekannya yang gemar belajar hal baru tapi tidak dengan sadar menerima bahwa manusia butuh seni menurutnya rekannya ini tidak sepeka rekan-rekan yang lain.
Siswi SMA Ekperimental SALAM
Leave a Reply