Blog

Finlandia Jadi Negara Pertama yang Hapus Semua Mata Pelajaran

Sistem pendidikan Finlandia secara konsisten dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dan dalam berbagai peringkat internasional, negara ini selalu masuk ke dalam sepuluh besar. Kesuksesan ini bukan tanpa alasan; ada beberapa faktor kunci yang menjadikan sistem pendidikan Finlandia begitu unggul.

Pertama, pendekatan Finlandia terhadap pendidikan sangat menghargai kesejahteraan siswa. Mereka tidak membebani siswa dengan tugas-tugas berlebihan dan waktu belajar yang panjang. Sebaliknya, mereka fokus pada pembelajaran yang seimbang, yang memungkinkan siswa memiliki waktu untuk bermain, bersosialisasi, dan mengembangkan keterampilan hidup lainnya. Sekolah-sekolah di Finlandia juga menghindari ujian standar yang seringkali menjadi sumber stres bagi siswa.

Kedua, sistem pendidikan Finlandia sangat menekankan pada kualitas guru. Guru di Finlandia harus memiliki gelar Master dan melalui proses seleksi yang sangat ketat. Selain itu, mereka diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum mereka sendiri, yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan masing-masing siswa. Guru-guru ini juga sangat dihargai dalam masyarakat, yang berkontribusi pada motivasi dan dedikasi mereka dalam mengajar.

Ketiga, Finlandia memiliki pendekatan holistik terhadap pendidikan. Mereka tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. Sistem ini mempromosikan kolaborasi di atas kompetisi, yang menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif.

Keempat, investasi dalam infrastruktur pendidikan juga sangat signifikan. Sekolah-sekolah di Finlandia dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan teknologi canggih yang mendukung proses belajar mengajar. Pemerintah Finlandia juga memberikan dukungan yang kuat terhadap pendidikan dengan anggaran yang memadai.

Dengan kombinasi dari pendekatan yang menekankan kesejahteraan siswa, kualitas guru yang tinggi, pendekatan holistik terhadap pendidikan, dan investasi dalam infrastruktur, sistem pendidikan Finlandia mampu menghasilkan siswa-siswa yang tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga siap menghadapi tantangan kehidupan. Hal ini membuat Finlandia terus diakui sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

Memegang predikat sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, pemerintah Finlandia kembali melakukan gebrakan revolusioner dalam dunia pendidikan. Mereka memutuskan untuk menghapus semua mata pelajaran sekolah dari kurikulum tradisional dan menggantinya dengan pendekatan baru yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan langkah ini, Finlandia menjadi negara pertama yang menerapkan perubahan radikal semacam ini dalam sistem pendidikan mereka.

Pendekatan baru ini dikenal sebagai “phenomenon-based learning” atau pembelajaran berbasis fenomena. Alih-alih mempelajari mata pelajaran terpisah seperti matematika, sains, sejarah, dan geografi, siswa akan belajar melalui topik atau fenomena yang relevan dan menarik minat mereka. Misalnya, alih-alih mempelajari matematika dan geografi secara terpisah, siswa mungkin akan mempelajari perubahan iklim, di mana mereka akan menerapkan konsep matematika untuk memahami data iklim dan geografi untuk mempelajari dampaknya terhadap berbagai wilayah di dunia.

Pendekatan ini dirancang untuk memberikan pendidikan yang lebih holistik dan interdisipliner, yang memungkinkan siswa melihat keterkaitan antara berbagai bidang pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam konteks dunia nyata. Selain itu, pembelajaran berbasis fenomena ini mendorong keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas, yang semuanya sangat penting untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Guru di Finlandia akan berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam eksplorasi dan penelitian mereka. Mereka akan bekerja bersama siswa untuk merancang proyek dan kegiatan yang relevan dengan fenomena yang dipelajari, serta memastikan bahwa siswa tetap mencapai kompetensi dan pengetahuan yang diperlukan.

Langkah ini juga sejalan dengan nilai-nilai pendidikan Finlandia yang menekankan kesejahteraan siswa dan pembelajaran yang bermakna. Dengan menghapus mata pelajaran tradisional dan beralih ke pembelajaran berbasis fenomena, pemerintah Finlandia berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan relevan bagi siswa, serta mempersiapkan mereka dengan lebih baik untuk masa depan yang penuh tantangan.

Gebrakan ini mendapat banyak perhatian di seluruh dunia dan dianggap sebagai langkah berani dalam reformasi pendidikan. Banyak negara yang akan mengamati dengan seksama bagaimana perubahan ini diimplementasikan dan dampaknya terhadap kualitas pendidikan dan perkembangan siswa di Finlandia. Jika sukses, pendekatan ini berpotensi menjadi model bagi reformasi pendidikan di berbagai belahan dunia.

Dilansir dari Bright Side, Kepala Departemen Pendidikan di Helsinki, Marjo Kyllonen, menjelaskan bahwa perubahan besar dalam sistem pendidikan Finlandia ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan abad ke-21. “Ada sekolah-sekolah yang mengajar dengan cara kuno, tapi kebutuhannya tidak sama dan kita memerlukan sesuatu yang cocok untuk abad ke-21,” katanya.

Penghapusan mata pelajaran sekolah dari kurikulum akan digantikan dengan pembelajaran tentang peristiwa dan fenomena individual dalam format interdisipliner. Ini berarti bahwa siswa tidak akan lagi memiliki kelas individual tentang mata pelajaran seperti matematika, geografi, dan sejarah. Sebaliknya, mereka akan mempelajari suatu peristiwa atau fenomena dari berbagai perspektif mata pelajaran tersebut.

Sebagai contoh, jika siswa mempelajari topik seperti perubahan iklim, mereka akan menggabungkan aspek matematika untuk menganalisis data iklim, geografi untuk memahami dampaknya terhadap berbagai wilayah di dunia, dan sejarah untuk melihat bagaimana perubahan iklim telah mempengaruhi peradaban manusia di masa lalu. Pendekatan ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih relevan dan kontekstual, tetapi juga membantu siswa memahami bagaimana berbagai disiplin ilmu saling berhubungan dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah nyata.

Perubahan ini juga dirancang untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang dianggap penting bagi siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Dengan mempelajari peristiwa dan fenomena secara interdisipliner, siswa akan didorong untuk berpikir lebih luas dan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai bidang untuk memahami dan mengatasi tantangan kompleks.

Guru akan berperan sebagai fasilitator yang mendukung proses belajar siswa, membantu mereka merancang proyek dan aktivitas yang berkaitan dengan topik yang dipelajari, serta memastikan bahwa mereka tetap mencapai kompetensi dan pengetahuan yang diperlukan. Pendekatan ini juga memberikan fleksibilitas bagi guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan minat siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan menarik.

Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan pendidikan Finlandia, yang selalu berusaha untuk tetap relevan dan inovatif. Banyak negara lain yang tertarik untuk melihat bagaimana implementasi perubahan ini di Finlandia dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Jika berhasil, pendekatan ini bisa menjadi model untuk reformasi pendidikan di seluruh dunia, menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan kebutuhan zaman modern.

Selain perubahan besar dalam kurikulum, pemerintah Finlandia juga mengusulkan kegiatan inovatif yang disebut “work from cafe.” Kegiatan ini dirancang untuk memberikan siswa keterampilan dalam bahasa Inggris, ekonomi, dan komunikasi. Program ini telah dijalankan sejak tahun 2020 dan diperkenalkan kepada siswa berusia 16 tahun. Setelah menyelesaikan studi mata pelajaran awal, siswa dapat memilih peristiwa atau fenomena tertentu yang ingin mereka pelajari, berdasarkan minat dan prospek masa depan mereka.

Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan yang sama seperti yang diajarkan dalam sistem tradisional, tetapi melalui cara yang lebih produktif dan bermanfaat bagi pembelajaran individu. Sistem ini juga mendorong kerja kolektif, di mana siswa bekerja sama dalam kelompok diskusi kecil daripada duduk di belakang meja individu dan diajar oleh satu guru. Metode ini menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif, di mana siswa dapat bertukar ide dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang penting.

Kegiatan “work from cafe” memungkinkan siswa belajar di lingkungan yang lebih santai dan nyata, seperti kafe, yang mencerminkan situasi kerja sebenarnya. Di sini, mereka bisa berlatih bahasa Inggris dengan berbicara langsung dengan penutur asli atau turis, memahami ekonomi melalui manajemen kafe, dan meningkatkan keterampilan komunikasi dengan berinteraksi dengan berbagai orang.

Program ini juga memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran praktis yang lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Misalnya, mereka bisa mempelajari manajemen bisnis dengan mengamati operasional kafe, atau memahami prinsip ekonomi dengan melihat bagaimana harga dan permintaan mempengaruhi penjualan.

Sistem pendidikan Finlandia yang inovatif ini menekankan pentingnya pembelajaran kontekstual dan praktis, yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan akademik tetapi juga mempersiapkan siswa untuk tantangan di dunia nyata. Melalui pendekatan yang interdisipliner dan berorientasi pada kolaborasi, Finlandia berhasil menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya mengajar tetapi juga menginspirasi siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang adaptif dan kreatif.

Sebagai negara, Finlandia memang merupakan yang pertama kali di dunia yang berani memutuskan untuk menghapus mata pelajaran dari kurikulumnya. Namun, jika melihat lebih dekat, komunitas Sanggar Anak ALAM (SALAM) di Indonesia sebenarnya sudah jauh lebih berani dengan menghapus seluruh mata pelajaran sejak tingkat pendidikan dasar dan menggantinya dengan pilihan metodologi riset. Inisiatif ini sudah dimulai sejak tahun 2000.

Sanggar Anak ALAM (SALAM) mengadopsi pendekatan pendidikan yang sangat progresif, di mana pembelajaran tidak dibatasi oleh mata pelajaran tradisional. Sebaliknya, siswa diajak untuk belajar melalui penelitian dan eksplorasi topik yang mereka pilih sendiri. Metodologi riset ini menekankan pembelajaran yang mandiri, berbasis kerja, dan berfokus pada minat serta kebutuhan individu siswa.

Dalam sistem ini, siswa didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif. Mereka belajar untuk merencanakan dan menjalankan proyek penelitian, mencari dan menganalisis informasi, serta menyajikan temuan mereka dengan cara yang kreatif dan bermakna. Metode ini juga memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang lebih relevan dan kontekstual dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Pendekatan SALAM juga menekankan pentingnya lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif, di mana siswa merasa dihargai dan didorong untuk mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai fasilitator dan mentor yang membimbing siswa dalam proses belajar mereka, membantu mereka menemukan sumber daya yang diperlukan, dan mendukung mereka dalam mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi.

Dengan menghapus mata pelajaran tradisional dan menggantinya dengan metodologi riset, SALAM telah menciptakan lingkungan belajar yang unik dan inovatif yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang terus berubah. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup yang penting, seperti adaptabilitas, kreativitas, dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Inisiatif SALAM menunjukkan bahwa perubahan radikal dalam pendidikan dapat dilakukan di berbagai tingkat, tidak hanya di tingkat nasional seperti yang dilakukan Finlandia. Keberanian dan inovasi dalam pendidikan dapat datang dari komunitas lokal yang memiliki visi dan komitmen untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan bagi masa depan siswa.[]

Bahan: https://www.beautynesia.id/life/punya-sistem-pendidikan-terbaik-finlandia-jadi-negara-pertama-yang-hapus-semua-mata-pelajaran/b-291624

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *