Hampir sebagian besar anak sekolah di Yogyakarta, serentak memulai kegiatan belajar di sekolah pada hari Senin, 15 juli 2024. Termasuk anak saya nomor tiga yang bernama Gea. Datang ke SALAM mengantarkan Gea, membuat saya merasakan nostalgia saat berada di tempat ini, karena dulu dua kakak Gea juga bersekolah di SALAM, berjeda 5 tahun lamanya. Yang tak pernah berubah saat berada di sini adalah suasana akrab antara orang tua. Belum saling kenal, tetapi sebagian besar sudah bisa akrab satu sama lain, saling sapa, hingga bertukar informasi ringan seputar anak. Tentunya ada beberapa kesamaan visi mengapa kami menyekolahkan anak kami di SALAM.
Pada moment MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di Kelompok Bermain (KB), anak-anak tidak serta merta dikumpulkan di kelas ketika datang. Namun memang yang pertama kali dilakukan sebagian besar anak dan orang tua adalah mendatangi satu per satu fasilitator, baru kemudian anak-anak menentukan mau melakukan kegiatan apa agar mereka merasa nyaman saat di lingkungan KB. Bukan SALAM namanya kalau anak-anak hanya di kelas, karena dari sekitar dua puluhan anak yang datang, mereka benar-benar menyebar dan ingin bereksplorasi sesuai minat masing-masing. Ada yang bermain balok kayu di teras kelas, menggambar di kelas, ada yang dengan senangnya bermain air di parit, kemudian heboh berhasil menemukan yuyu atau kepiting air tawar berukuran kecil, beserta keong-keong sawah. Semua anak bebas menjadi dirinya sendiri, dan fasilitator sudah otomatis membagi tugas untuk menemani anak-anak bermain dimanapun.
Ada 4 fasilitator di Kelompok Bermain SALAM. Tentunya dari tahun ke tahun, fasilitator yang selalu membersamai kelompok bermain ada Bu Ani, Bu Eni, dan Bu Panca, kemudian ada satu fasilitator baru yang bernama Mbak Jatu. Mereka kompak berbagi tanggung jawab, Bu Ani dan Bu Panca yang memfasilitasi saat anak-anak bermain di sekitar parit, Bu Eni membersamai anak-anak bermain di teras, dan Mbak Jatu yang menemani ketika anak-anak memilih berkegiatan di kelas sambil mewarnai atau menyusun lego.
Setelah puas dengan kegiatannya sendiri-sendiri, Bu Ani dan Bu Eni kemudian memanggil anak-anak untuk berkumpul di kelas dengan mengajak mereka bermain kereta-keretaan. Anak-anak sangat antusias naik ke atas meja panjang yang diibaratkan gerbong kereta, tetapi sebagian masih memilih untuk bermain di teras.
Tak lama, terdengar jelas suara anak-anak yang masih berusaha mengikutin doa untuk memulai kegiatan sambil tebata-bata. Setelah itu suara berganti riuh saat lagu “Naik Kereta Api” dinyanyikan Bu Ani, karena anak-anak sontak ikut bernyanyi dengan gembira. Sekitar 15 menit anak-anak yang di luar masih belum mau masuk kelas, akhirnya para fasilitator berinisiatif memindah kegiatan kelas di teras.
Anak-anak diajak membuat lingkaran sambil bernyanyi, menggerakan anggota tubuh mereka ke samping kanan-kiri dan ke depan-belakang untuk membuat lingkaran besar-kecil. Pada saat moment tersebut ekspresi anak-anak sungguh bervariasi, ada yang bingung, takut, canggung, senang, heboh, ceria, karena pertama kalinya harus berkumpul bersama.
Dari sinilah, anak-anak mulai diarahkan untuk mengenali nama teman-temannya. Bu Ani meminta anak-anak untuk memegang seorang anak yang namanya disebutkan. Jika misal Bu Ani bilang “Pegang teman yang namanya Gea, Gea itu yang memakai baju hijau army”, anak-anak kemudian mencari dan mendatangi Gea kemudian menepuk, memegang bahkan ada yang memeluknya. Meskipun awal masih ada rasa canggung satu sama lain, tetapi kelak mereka akan bisa akrab dan bisa mengenal satu sama lain.
Mengantarkan anak bersekolah di KB SALAM memang sangat istimewa. Bukan hanya anak yang gembira bisa mengenal lingkungan baru, tetapi ada orang tua yang tersenyum bahagia melihat anaknya bisa menikmati masa-masa hari pertamanya bersekolah menjadi diri mereka sendiri. Seperti nama tahapannya, kegiatan kelompok bermain memang sepenuhnya bermain. Dunia anak-anak memang dunia bermain, karena bagi anak-anak bermain adalah cara mereka untuk belajar. Belajar untuk mengenal dirinya, belajar mengenali lingkungan dan belajar dengan gembira.[]
Oleh: Praditya Putri, Orang tua SALAM
SALAM (Sanggar Anak Alam), Laboratorium Pendidikan Dasar, berdiri pada tahun 1988 di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara.
Leave a Reply