Blog

Riset Kenzi: Bermain Coding Menggunakan Scratch

Setiap anak memiliki ketertarikan yang bisa jadi berbeda dari kebanyakan teman di sekitarnya. Riset di Sanggar Anak Alam telah menjadi sarana untuk setiap anak mengekspresikan ketertarikannya pada sesuatu yang kemudian menghasilkan pengetahuan untuk dirinya sendiri.

Kenzi, kelas 2 SD SALAM, memilih coding untuk menjadi tema risetnya di semester dua. Serupa dengan Ael kelas 4 SD SALAM, Kenzi pun memilih tema yang jauh dari latar belakang pendidikan bahkan penghidupan orang tuanya. Otomatis, Kenzi melakukan riset dengan mengandalkan kemampuan yang dikembangkan sendiri dengan narasumber dari luar keluarga yang membantunya memperdalam pengetahuannya.

Orang tua memberi dukungan dengan mengikutkan Kenzi pada sebuah lembaga belajar untuk mengetahui seberapa dalam dan serius ketertarikan Kenzi pada pemrograman. Ternyata, Kenzi memang ingin tahu caranya dan senang mengutak-atik coding.
Meski hanya ikut les dalam waktu singkat (1 bulan), Kenzi sudah mampu membangun beberapa permainan dengan medium Scratch, situs pemrograman untuk anak yang disediakan oleh MIT. Mbak May yang menjadi guru lesnya-lah yang menjadi narasumber untuk riset kali ini.

Kenzi menyimpan proyek-proyek gamenya dalam akunnya di Scratch. Dalam membuat game, ia lebih senang langsung melakukan tanpa membuat desain atau perencanaan awal terlebih dahulu.

Kenzie didampingi oleh Ayah dan Ibunya. Kredit foto: Ochi.

Pada Senin, 3 Juni 2024, Kenzi mempresentasikan risetnya berupa permainan menembak zombie. Hari itu, Kenzi mendapat giliran pertama untuk presentasi. Awalnya sedikit gelisah, namun kemudian ia lancar mempresentasikan risetnya.

Untuk membuat gim ini, Kenzi tentu mengembangkan imajinasi dalam menyusun jalan cerita gim. Lalu, tentu saja ia mengasah logikanya agar gim tersebut dapat dijalankan.

Kenzi menyebut potongan kodenya sebagai balok. Ia menggunakan istilah balok agar mudah menjelaskan soal bagaimana program dibuat pada ibunya dan kepada orang lain yang sama sekali tidak paham tentang pemrograman. Hal ini memantik pertanyaan dari Kalandra, “Untuk apa balok-balok itu?” Kenzi pun menjawab,”Balok-balok ini untuk mengendalikan.”

Kenzie saat presentasi hasil risetnya. Kredit foto: fasi kelas 2.

Menurut Issana, ibunya, Kenzi kadang kesal jika lupa menyimpan projectnya. Kenzi juga kesal jika pada saat membangun gim mendapat distraksi dari kakaknya, Mas Varo. Tapi pada akhirnya, tantangan-tantangan itu berhasil dia lewati.

Pertanyaan lain datang dari Miyati, Ibu Addry kelas 2 SD SALAM. Miyati bertanya tentang apa yang masih diinginkan Kenzi dalam risetnya kali ini. Kenzi menjawab, ia ingin gimnya bisa lanjut hingga muncul di Playstore dan bisa dijual. Meski demikian, Kenzi tidak ingin memilih tema coding lagi untuk riset selanjutnya. Ia ingin tetap melakukan coding tapi dalam kegiatan sehari-hari, bukan untuk tema riset.

Aji, fasilitator SMA, mengajukan pertanyaan juga untuk Kenzi terkait teknis tahapan pembuatan gim dan apakah Kenzi sudah puas dengan risetnya. Kenzi menjawab bahwa ia sudah puas. Kenzi pun memberi nilai 100 untuk risetnya kali ini karena ia benar-benar senang dan puas dengan apa yang dilakukannya. Good job, Kenzi! Selamat melakukan pengetahuan yang sudah didapat, ya! []

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *