Pagi ini ruang Bagong sudah penuh oleh orang-orang yang ingin menonton pameran karya hasil riset anak kelas 3 SD Sanggar Anak Alam (SALAM). Konsep pameran tersebut sangat unik. Disajikan dengan meja-meja pendek, diatasnya dipajang riset dengan berbagai tema. Yang dipajang bukan hanya hasil risetnya, tetapi juga barang-barang untuk membuatnya. Kemudian di bagian pinggiran meja ada penjelasan dalam bentuk buku, poster atau animasi yang bisa dibaca untuk mengetahui bagaimana pembuatan barang-barang tersebut.
Selain barang-barang hasil kreativitas, ada juga riset berupa makanan. Bahkan beberapa ada yang memasak tema risetnya secara langsung di tempat. Pengunjung bisa mengetahui riset anak-anak tersebut dengan cara bertanya pada mereka sebagai presenter. Oleh karena itu konsep ini disebut dengan “walk in pameran”.
Anak-anak kelas 3 yang meriset makanan juga menyediakan tester bagi pengunjung untuk mencicipi hasil masakan mereka. Sedangkan yang meriset barang-barang memajang barang mereka untuk dapat dilihat pengunjung. Kebanyakan dari hasil riset ini nantinya akan diperjualbelikan di pasar SALAM, pada hari Rabu, 14 Juni 2023. Sejauh ini, aku pribadi sangat menyukai konsep presentasi “walk in pameran” karena tidak membosankan. Aku berharap SALAM akan tetap menerapkan konsep presentasi ini kedepannya.
Dari 15 presenter, ada 6 presenter yang berhasil aku liput.
Lita: Riset Menanam kaktus
Duduk di ujung ruangan, terdapat Lita, dengan kaktus-kaktus yang berhasil ia tanam. Kaktus-kaktus itu sangat menarik mata dengan bentuk-bentuknya yang unik. Bagi Lita, kaktus adalah tanaman yang bentuknya unik. Oleh karena itu Lita tertarik untuk mendalaminya.
Karakteristik kaktus memiliki daun berduri melekat pada sekujur bagian tubuh tanamannya dan memiliki batang yang keras. Kaktus berfungsi untuk mengurangi penguapan. Batang kaktus juga mengandung lilin. Kaktus bisa tumbuh dengan baik di tempat kering. Akar dari kaktus dangkal dan dekat dengan permukaan tanah. Akar kaktus menyebar luas di dalam tanah.
Cara menanam kaktus
Pertama siapkan alat dan bahan berupa pot, media tanam, sekop dan tanaman kaktus. Kemudian masukkan setengah pot media tanam ke dalam pot. Kaktus harus ditanam menggantung untuk memberi ruang pada akar. Setelah kaktus diletakkan di dalam pot, tambahkan media tanam lagi. Syarat dari media tanam adalah media tanam yang tidak menyimpan air, yaitu campuran pasir malang dan sekam bakar. Tunggu 2-4 minggu agar kaktus bisa menyesuaikan dengan media tanam, baru kemudian boleh disiram. Media tanam bisa diganti setiap 6 bulan sekali.
Media tanam yang digunakan merupakan campuran dari beberapa bahan, yang berisi antara lain:
- Sekam bakar, merupakan media tanam yang porous dan steril dari sekam. Hanya dapat dipakai untuk satu musim tanam dengan cara membakar kulit padi kering, dan sebelum bara sekam menjadi abu, bara tersebut disiram dengan air bersih.
- Vermiculite, merupakan bahan alternatif untuk media tanam sebagai pengganti tanah. Terbuat dari mineral yang sangat baik untuk pembibitan dan pertumbuhan tanaman.
- Pasir malang, merupakan jenis pasir yang berasal dari gunung berapi. Dikenal juga sebagai pasir vulkanik.
- Perlite, merupakan sebuah batuan mineral yang berasal dari proses hidrasi gunung vulkanik selama jutaan tahun.
- Pumice (batu apung), merupakan jenis batuan beku yang terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang telah melalui banyak proses pendinginan. Batu tersebut berwarna terang dan memiliki banyak pori.
Kebanyakan dari media tanam ini didapatkan dari membeli kiloan di online. Kecuali pasir malang yang didapatkan langsung oleh Lita dari Malang. Barang-barang lainnya Lita dapatkan dari membeli di toko khusus kaktus.
Cara merawat kaktus:
Perlu penyiraman 2 minggu sekali jika kaktus ditaruh di dalam ruangan. Sedangkan jika ditaruh di luar ruangan, kaktus disiram 1 minggu sekali. Cara menyiram kaktus, dengan menggunakan air dalam jumlah cukup banyak dan disiram hingga kaktus basah kuyup. Bisa juga dengan cara merendam pot di mangkok atau nampan yang diisi air.
Kaktus perlu pencahayaan yang cukup. Jika kaktus diletakkan di dalam ruangan, bisa dijemur selama 3 hari sekali sebelum jam 11 siang atau sesudah jam 3 sore. Jangan sampai kaktus terkena sinar matahari secara langsung. Karena jika terlalu panas, kaktus bisa terbakar dan rusak, juga terjadi perubahan warna yang tidak bisa kembali seperti semula. Namun jika kekurangan sinar, kaktus membusuk dan pertumbuhannya tidak bagus. Selain itu kaktus tidak boleh terkena air hujan.
Ada dua cara mengembangbiakkan kaktus, yaitu dengan menanam anakan kaktus atau dengan cara stek. Selama riset, Lita sudah melakukan banyak hal. Di antaranya adalah mengamati tumbuh kembang kaktus, merawat kaktus, menghitung anakan kaktus, menyelamatkan kaktus yang busuk dengan memisahkan bagian yang busuk dan bagian yang masih bisa diselamatkan, kemudian ditanam kembali.
Dapat aku amati bahwa jumlah kaktus Lita banyak sekali. Mungkin lebih dari 20 buah. Tetapi yang paling Lita sukai adalah kaktus dengan 3 warna berjenis Gymno Three Colors. Lita berencana untuk menjual kaktusnya saat pasar berlangsung.
Riset Sate Taichan
Riset ini merupakan pilihan Angger. Alasan ia memilih riset ini adalah karena Angger memang menyukai sate Taichan. Narasumber yang mendampingi riset Angger adalah Tante Olen. Angger memilih tante Olen sebagai narasumbernya karena saat itu Tante Olen pernah membuat sate taichan untuk kelas 3 dan rasanya enak.
Sate Taichan dibuat dengan daging ayam, tepatnya bagian dada ayam. Sate ini dimasak dengan cara dipanggang. Bumbu-bumbu yang digunakan pun sangat sederhana. Angger juga belajar belanja secara mandiri di pasar tradisional. Ia juga pernah praktik bersama membuat sate taichan dengan teman-teman satu kelas di rumahnya.
Dari praktik yang Angger lakukan, ia menyimpulkan bahwa marinasi daging hanya perlu satu jam saja. Daging ayam yang dipakai juga lebih baik menggunakan daging yang masih baru, fresh. Ia juga sempat kesulitan saat menusuk daging ayam ke dalam tusukan.
Saat pameran, Angger juga melakukan praktik memanggang sate agar teman-teman dapat melihat prosesnya. Bau harum yang menguar karena sate dipanggang menggunakan mentega menarik banyak orang. Termasuk aku sendiri. Sate yang dipanggang Angger bisa dicicipi oleh para pengunjung sebagai tester. Aku pun turut mencicipi sate tersebut. Menurutku rasanya enak sekali. Gurih, harum serta tingkat kematangan yang sudah pas.
Membuat Ketapel
Pada semester ini, Faiz memilih riset tentang membuat ketapel. Jika di luar sana orang-orang membuat ketapel untuk membidik burung yang tidak bersalah, Faiz membuat ketapel karena ia ingin menakut-nakuti biawak yang sering memakan ayam peliharaannya. Faiz tahu membunuh burung dengan ketapel adalah perbuatan yang salah, sehingga ia tidak menargetkan tujuan itu sebagai alasan risetnya.
Ketapel yang Faiz buat menggunakan tangkai pohon jambu yang berbentuk Y. Alasan memilih pohon jambu adalah karena pohon jambu memiliki tangkai yang kuat. Setelah dipotong berbentuk Y, bakal tangkai ketapel diamplas hingga halus. Kemudian, karet pentil akan diikatkan pada kedua cabang tangkai tersebut. Karet pentil tersebut dibeli Faiz di toko kelontong dekat rumahnya.
Bagian untuk menaruh batu atau benda bidik terbuat dari kalep bekas sepatu. Selama riset, Faiz sudah berhasil membuat 6 ketapel dengan ukuran yang berbeda. Ia menunjukkan ketapel-ketapel tersebut pada pamerannya. Ia juga berencana untuk menjualnya pada saat pasar berlangsung dengan varian harga yang berbeda tergantung ukuran ketapelnya.
Membuat Animasi
Ella, kali ini menjatuhkan minatnya pada riset animasi. Alasannya adalah karena Ella menyukai animasi. Secara singkat, animasi adalah perubahan cepat dari gambar yang berurutan untuk menciptakan suatu ilusi gerakan.
Ella membuat animasi menggunakan aplikasi bernama Gatcha Art. Gatcha Art sendiri adalah aplikasi yang bisa membantu untuk mendesain tampilan karakter, seperti memodifikasi rambut, mata, warna kulit dan lain-lain sesuai desain yang diinginkan. Dari aplikasi tersebut, Ella berhasil membuat 2 video. Video pertama berdurasi satu menit, sedangkan video kedua berdurasi tujuh menit. Video diputar untuk ditonton bersama-sama.
Siswi SALAM Kelas 9
Leave a Reply