Hari ini aku bertugas untuk meliput beberapa presentasi yang mengambil tema yang sama, yaitu seputar hewan. Aak dan Bagas sama-sama mengambil riset dengan tema hewan peliharaan, yaitu anjing. Bedanya, Bagas berfokus pada memberikan latihan pada anjingnya, sementara Aak berfokus pada membuat obat kutu bagi anjingnya.
Latihan untuk Chiko
Bagas, siswa kelas 7 Sanggar Anak Alam, pada semester ini mengambil keputusan untuk memilih riset “melatih hewan peliharaan”. Hewan peliharaan yang ia latih adalah anjing. Anjing ini berjenis pomeranian, berjenis kelamin jantan, dengan bulu lebat berwarna oranye kecoklatan, lidah panjang dan telinga yang berdiri runcing. Bagas mulai memelihara anjing tersebut sejak awal Januari tahun 2023.
Anjing pomeranian tersebut merupakan pemberian teman ibunya, yang ia beri nama Chiko. Saat pertama kali datang, Chiko yang masih berumur 4 bulan bersikap rewel dan aktif. Oleh karena itu, Bagas memiliki keinginan untuk melatih dan mendisiplinkan anjingnya tersebut, dan menjadikan hal tersebut sebagai tema risetnya.
Hal-hal yang ia latih pada anjingnya diantaranya seperti berlatih untuk diam, duduk dan berjabat tangan. Bagas juga mengamati tingkah laku dan kebiasaan anjingnya. Karena jenisnya husky,
Chiko memiliki sikap yang sangat aktif. Chiko tidak suka ditatap oleh banyak orang, karena ia akan risih dan menggonggong.
Chiko menuruti perintah Bagas tergantung moodnya di hari itu. Jika sedang dalam mood yang baik, seperti setelah bangun tidur atau setelah makan, biasanya ia akan menurut. Bagas selalu memberi imbalan jika Chiko berhasil menuruti perintah Bagas, yaitu dengan memberinya sebutir dog food. Bagas juga menemukan bahwa Chiko akan menjadi agresif jika dipegang ekornya, tetapi Chiko akan merasa senang jika dielus di bagian perutnya.
Dari riset ini Bagas mengetahui bahwa umur efektif anjing untuk dilatih adalah pada usia 4-5 bulan. Jika lebih dari itu, biasanya jadi lebih sulit. Kebiasaan pada hewan peliharaan memang sudah harus diajarkan sejak kecil. Bagas mendapat ilmu dalam melatih anjing dari narasumbernya, seorang pelatih anjing yang merupakan pakdenya sendiri.
Sejauh pengamatan Bagas, sikap Chiko sudah mengalami banyak kemajuan dan semakin menuruti perintah Bagas. Ia juga menjadi tahu bahwa semakin besar umur anjing, maka keaktifannya akan berkurang dan menjadi lebih sering tertidur.
Sebelum ini Bagas sudah pernah memiliki beberapa hewan peliharaan, diantaranya ikan aligator, kucing dan burung. Dari pengalamannya tersebut, Bagas bisa menyimpulkan bahwa hewan peliharaan akan berlaku baik jika kita sebagai tuannya, juga memperlakukan hewan peliharaan tersebut dengan baik.
Bagas membawa Chiko pada saat ia presentasi. Dapat aku amati bahwa Chiko memang anjing yang aktif, tetapi juga penurut. Ia sering telungkup dan menumpangkan salah satu kakinya pada kaki yang lainnya. Sejauh ini Bagas sudah berhasil membuktikan dengan mempraktikkan hasil latihan pada anjingnya di hadapan para pengunjung.
Sabun untuk Kutu Anjing
Aak adalah siswa kelas 8. Risetnya di semester ini adalah membuat obat untuk kutu anjingnya. Aak ingin membuat obat kutu tersebut dari bahan alami. Alasan ia memilih riset ini adalah karena ia memiliki banyak anjing di rumahnya, dan anjing-anjing tersebut memiliki banyak kutu. Aak tergerak untuk mengobati kutu yang ada di bulu anjing miliknya karena ia merasa kutu tersebut sudah mengganggu aktifitas para anjing. Itu karena anjing akan terdistraksi oleh rasa gatal. Akibat lainnya adalah anjing bisa kekurangan darah jika keberadaan kutu tersebut terlalu banyak, juga bisa menyebabkan luka pada kulit anjing karena terlalu banyak menggaruk kulit. Kutu-kutu tersebut juga bisa menggigit manusia. Sebenarnya, binatang berbulu akan selalu memiliki kutu. Tetapi sebaiknya jumlah kutu tersebut jangan di atas batas wajar. Menurut Aak, kutu dapat berkembang biak lebih cepat pada tubuh anjing saat musim hujan.
Aak membuat obat kutu dari hasil pencariannya di internet. Bahannya cukup sederhana, yaitu lemon 2 biji, cuka 200ml, dan air sebanyak 1 liter. Cara membuatnya pun mudah, yaitu dengan memotong-motong lemon tersebut dan dihaluskan menggunakan blender beserta kulit-kulitnya. Kemudian ditambahkan cuka serta air. Cairan tersebut nantinya mirip seperti jus dengan tekstur kental.
Cara pemakaiannya adalah dengan menyemprotkan cairan tersebut ke bagian-bagian tubuh anjing yang terdapat kutu. Namun pemakaian itu memang berdampak pada rasa tidak nyaman pada anjing untuk beberapa saat. Sejauh ini Aak sudah mempraktikkan obat buatannya tersebut sebanyak dua kali. Praktiknya tersebut membuahkan hasil. Kutu yang hinggap di tubuh anjingnya sudah mulai berkurang.
Siswi SALAM Kelas 9
Leave a Reply