Jalan-jalan di Yogyakarta memang dikenal sebagai tempat yang ramah dan nyaman untuk bertransportasi umum. Moda transportasi umum yang banyak digunakan adalah Trans Jogja dan Teman Bus. Namun, belakangan ini, penggunaan Trans Jogja dan Teman Bus menjadi semakin tidak efisien dan kurang nyaman. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi penumpang Teman Bus adalah ketentuan satu kartu untuk satu penumpang. Ini berarti tidak ada kemungkinan bagi penumpang untuk membantu teman yang kesulitan membayar. Selain itu, ketidakintegrasian antara Trans Jogja dan Teman Bus semakin membuat penggunaan transportasi umum ini menjadi sulit. Transit dari Trans Jogja ke Teman Bus menimbulkan biaya tambahan yang membuat pengeluaran uang untuk biaya tiket semakin membengkak.
Pelayanan Teman Bus juga semakin menurun. Mulai dari supir yang kurang ramah hingga kondisi unit yang kurang nyaman, serta ketidakpastian waktu tunggu membuat pengalaman penumpang menjadi kurang menyenangkan. Pada Januari 2023, jam operasional Trans Jogja memang diperpanjang menjadi 05:30 – 21:30, tetapi itu saja tidak cukup untuk meningkatkan kenyamanan penumpang.
Pada Oktober 2023, ada uji coba penggunaan beberapa unit Trans Jogja baru untuk menggantikan bus lama. Namun, kebijakan membuat jalur contra flow atau jalur melawan arus hanya menambah kebingungan penumpang. Uji coba ini dilakukan di jalan Pasar Kembang, stasiun Tugu Yogyakarta pada jam 09:00 – 12:00 setiap hari. Jalur-jalur yang terlibat, yaitu jalur 6A, 6B, dan 15, semakin membuat penumpang kebingungan dengan kebijakan yang diterapkan.
Meskipun ada pengoperasian 25 unit bus baru pada November 2023, desain tangga yang terlalu curam membuat pengalaman naik bus menjadi kurang aman dan nyaman. Penggunaan model pintu bawah seharusnya dijalankan di jalur 13 dan 14, yang menggunakan model halte tinggi, bukan di jalur 1B dan 3A. Hal ini hanya menambah kebingungan penumpang saat hendak naik Trans Jogja.
Sebagai pengguna transportasi umum, kita berharap pemerintah dan perusahaan terkait dapat lebih memperhatikan masukan dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan penggunaan Trans Jogja.
Pada tanggal 14 September 2023, aku diajak oleh Mas Rangga, Humas BPTD, untuk mengelilingi Jogja. Perjalanan dimulai dengan naik Trans Jogja dari kantor BPTD di Seturan menuju Bandara Adi Sucipto melalui jalur 5B dari halte Dishub DIY. Begitu sampai di Bandara Adi Sucipto, kami langsung disambut oleh tiga orang dari PT Jogja Tugu Trans, yang bisa diidentifikasi dari seragam mereka yang bertuliskan “PT Jogja Tugu Trans.”
Kami mengobrol tentang berbagai hal, salah satunya adalah mengenai rambu halte. Ternyata, banyak rambu halte milik BPTD yang tidak terpakai di beberapa lokasi. Orang-orang dari PT JTT meminta agar rambu halte yang tidak terpakai segera dipindahkan ke lokasi lain karena masih banyak halte yang belum memiliki rambu. Pembicaraan juga mencakup wayfinding (peta) yang dibuat oleh Transport For Yogya (TFY), yang ternyata sangat membantu penumpang Trans Jogja.
Kemudian, muncul satu orang dari Kementrian Perhubungan pusat, meskipun aku tidak mengetahui tujuan utama kedatangannya, yang pasti dia datang bersama beberapa content creator dengan jumlah pengikut sosial media yang sudah mencapai ratusan ribu. Aku sempat berbincang-bincang dengan salah satu orang dari PT JTT, yang ternyata bernama Pak Eko. Beliau berbagi banyak informasi tentang Trans Jogja, termasuk tantangan minimnya jumlah penumpang. Saat ini, Pak Eko sedang berusaha mengembangkan program untuk mengajak pelajar agar lebih sering naik Trans Jogja.
Pak Eko juga meminta dukungan untuk membuat konten yang bisa mengajak para pelajar di Jogja untuk beralih ke Transportasi Umum. Kami melanjutkan perjalanan dengan naik bus menuju Malioboro, dan di perjalanan tersebut, Pak Eko bercerita tentang desain yang kurang praktis pada halte RS Bethesda, meskipun desainnya bagus, ternyata menyulitkan petugas untuk melihat kedatangan bus.
Saat berada di halte Taman Pintar, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan naik DAMRI KSPN menuju Borobudur, dan di sana, aku berpisah dengan Pak Eko. Sebelum berpisah, Pak Eko memberiku kontak WhatsApp, memberi izin untuk berkunjung ke garasi Trans Jogja PT JTT.
Selain itu, hasil diskusi dengan teman-teman Pedestrian Jogja, Dishub, dan ITDP dalam acara “Kupas Komprehensif Transportasi Jogja dalam 5 Babak” menghadirkan tiga narasumber, yaitu Adriansyah Yasin Sulaeman sebagai Co-founder Transport for Jakarta, Mas Carlos dari ITDP Indonesia, dan Pak Rizky Budi Utomo selaku Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY. Acara tersebut menjadi wadah penting untuk mendiskusikan berbagai aspek transportasi di Jogja. [] …….bersambung
Siswa Kelas 7 Sanggar Anak Alam (SALAM)
Leave a Reply