Blog

KETIKA KITA TAK PUNYA KEDAULATAN SELERA (RASA PUN DIJAJAH)

Film dokumenter “Super Size Me” karya Morgan Spurlock, yang dirilis pada tahun 2004. Dalam film tersebut, Spurlock memutuskan untuk mengkonsumsi makanan cepat saji eksklusif dari McDonald’s selama 30 hari secara berurutan. Tujuan eksperimennya adalah untuk menunjukkan dampak negatif dari pola makan yang terlalu banyak mengandalkan makanan cepat saji. Dalam film ini, Morgan Spurlock ingin membuktikan apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik dan mentalnya jika dia mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan. Dia mengalami peningkatan berat badan yang drastis, masalah kesehatan seperti gangguan hati, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan masalah jantung. Selain itu, pola makannya juga menyebabkan perubahan dalam suasana hati dan tingkat energi yang tidak stabil.

 

Pengalaman Spurlock dalam dokumenter ini menjadi peringatan tentang bahaya konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dan tidak seimbang. Meskipun makanan cepat saji bisa menjadi pilihan cepat dan praktis, pola makan semacam itu seringkali mengandung banyak kalori, lemak jenuh, garam, dan gula, sementara kurang dalam serat, vitamin, dan mineral. Pola makan seperti ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Sementara maraknya kehadiran banyak restoran atau gerai makanan cepat saji di kota mempermudah aksesibilitas dan kemudahan mendapatkan makanan, penting untuk tetap mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Mengimbangi konsumsi makanan cepat saji dengan makanan alami, segar, dan bergizi merupakan pilihan yang lebih bijak untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Dalam film dokumenter “Super Size Me,” Morgan Spurlock dengan humor dan ironi memulai perjalanannya dengan menampilkan gambar anak-anak yang riang menyanyikan lagu tentang makanan cepat saji favorit mereka, dengan logo McDonald’s yang ikonik berbentuk “M” kuning emas. Gambar ini menggambarkan betapa populernya makanan cepat saji, terutama McDonald’s, di kalangan anak-anak dan masyarakat umum.

Kemudian, Spurlock menunjukkan gambar-gambar orang-orang gemuk di Amerika Serikat yang mendorong pesan tentang masalah obesitas dan pola makan yang tidak sehat di negara tersebut. Dengan sedikit sentilan, dia menyebut Amerika Serikat sebagai “negara tergemuk di dunia,” yang menyoroti masalah kesehatan yang serius akibat konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan.

Mengiringi gambar-gambar tersebut, terdengar musik dari lagu “Fat Bottomed Girls” oleh Queen, yang mengundang kesan satir tentang hubungan antara kebiasaan makan tidak sehat dan masalah obesitas. Lagu ini secara tidak langsung merujuk pada “gemuk” atau “tambun” yang merupakan hasil dari pola makan yang buruk.

Dengan gaya penyajian yang khas, Spurlock berusaha menyampaikan pesan serius tentang dampak buruk makanan cepat saji terhadap kesehatan dan masyarakat pada umumnya. Film dokumenter ini menyoroti pentingnya kesadaran tentang pola makan sehat dan mengajak penonton untuk berpikir kritis tentang konsekuensi dari mengandalkan makanan cepat saji sebagai pola makan utama.

Dia langsung meneror penonton dengan serangkaian narasi, gambar, dan animasi infografis tentang masalah kegemukan berlebihan di Amerika Serikat. Kegemukan berlebihan yang tidak wajar (obesity–dari bahasa Latin: obesus; dari akar kata edere, artinya ‘makan’, dan obedere, artinya ‘makan banyak sampai kelebihan berat tubuh’) memang salah satu dampak langsung dari makanan cepat-saji yang paling mudah dikenali, bahkan kini menjadi ‘masalah nasional’ di Amerika Serikat. Konon, banyak anak Amerika—juga Jepang dan Singapura—yang menderita rasa rendah-diri berlebihan karena terlalu gemuk. Bahkan ada banyak kasus di mana mereka lantas bunuh-diri akibat tak tahan diolok-olok teman-teman sebayanya. Atau, para gadis remaja—sambil memimpikan dirinya bertubuh selangsing boneka barbie—yang menempuh cara menguruskan tubuh yang tragis: diet sangat ketat dengan bantuan obat-obatan pelangsing (tepatnya: penahan lapar) yang mengakibatkan gejala parah bulemia: cepat mual dengan makanan apa saja, jadi malas makan, dan akhirnya menderita kekurangan gizi! Itu hanya informasi latar belakang singkat dan alasan di balik gagasan pembuatan film dokumenter ini.

Sesudah itu, Spurlock memulai inti ceritanya: ‘hari-hari McDonalds nya selama sebulan penuh. Beberapa hari sebelum memulai percobaannya, dia memeriksakan diri ke beberapa dokter: spesialis jantung dan penyakit dalam, pakar gizi, dan kesehatan jasmani. Semua hasil pemeriksaan atas dirinya menunjukkan keadaan normal, bahkan beberapa hal sangat bagus.

Dengan gaya narasi yang menghadirkan fakta-fakta yang mengkhawatirkan, Morgan Spurlock dalam film dokumenter “Super Size Me” menyoroti masalah kegemukan berlebihan di Amerika Serikat sebagai dampak dari konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan. Ia menggunakan narasi, gambar, dan animasi infografis untuk menggambarkan betapa seriusnya masalah kegemukan di negara tersebut.

Spurlock menjelaskan bahwa kegemukan berlebihan atau obesitas adalah konsekuensi langsung dari konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, dan hal ini menjadi “masalah nasional” di Amerika Serikat. Ia juga menyebutkan bahwa anak-anak di Amerika, Jepang, dan Singapura mengalami rendah diri akibat obesitas yang berlebihan, bahkan beberapa kasus mengalami bunuh diri karena diolok-olok oleh teman-teman sebaya mereka. Selain itu, ia menyebutkan pula tentang gadis remaja yang mengidamkan tubuh langsing seperti boneka Barbie, dan untuk mencapainya, mereka melakukan diet yang sangat ketat dengan bantuan obat-obatan pelangsing, yang pada akhirnya menyebabkan gejala bulemia dan kekurangan gizi.

Setelah memberikan latar belakang tentang masalah kegemukan dan dampaknya, Spurlock kemudian melanjutkan dengan menjelaskan inti dari percobaannya, yaitu menghabiskan seluruh hari dalam sebulan hanya dengan mengonsumsi makanan dari McDonald’s. Sebelum memulai percobaan tersebut, dia telah memeriksakan diri ke beberapa dokter, termasuk spesialis jantung, penyakit dalam, pakar gizi, dan kesehatan jasmani. Semua hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi kesehatannya normal bahkan beberapa hal sangat bagus.

Dengan menggambarkan kondisi kesehatannya yang baik sebelum percobaan, Spurlock ingin menegaskan bahwa perubahan drastis dalam pola makan yang ia lakukan selama 30 hari akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak makanan cepat saji yang berlebihan pada tubuh dan kesehatan manusia. Dengan gaya narasi yang kuat dan penggunaan beragam media visual, film dokumenter ini bertujuan untuk mengedukasi penonton tentang pentingnya kesadaran akan pola makan yang sehat dan potensi risiko yang dapat timbul akibat konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *