Blog

NANI SAWITRI BERBAGI RASA

Nani, penerus dari trah Tari Topeng Losari—generasi ketujuh dari trah Panembahan Losari. Cerita Nani saat mampir di Sanggar Anak Alam (SALAM) Sebagai seorang penerus trah tari tradisional yang sudah sangat langka, Nani menceritakan dirinya ternyata tanpa disadari sudah dipersiapkan mendiang nenek untuk menjadi penerus sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Garis keturunan penerus Tari Topeng Losari tersebut memang loncat dari neneknya langsung ke dirinya karena ibu Nani tidak berprofesi sebagai seorang penari.

Nani & Anak SALAM. Foto Anang

Awalnya Nani juga tidak mengetahui ternyata apa yang ia pelajari ini kemudian menjadi tanggung jawab besar buatnya. Ia baru menyadarinya saat SMP karena dulu pada saat SD dituntut neneknya. “Saya wajib belajar dan mendalami semua hal yang berkaitan dengan ritual Topeng Losari, yang berkaitan dengan Tari Topeng Losari. Pokoknya semua hal yang berkaitan dengan tarian ini,” imbuhnya. Tari Topeng Losari memiliki perbedaan dengan tari-tari topeng Cirebon lainnya. Tari Topeng gaya Losari ini merupakan satu-satunya Tari Topeng Cirebon yang masih mempertahankan keauntentikannya sampai saat ini tanpa tersentuh oleh beragam modifikasi.

 

Mulai kostum yang dikenakan, gerakan, hingga musik pengiringnya semuanya masih asli seperti awal tarian ini diciptakan. Oleh karena itu, penarinya pun harus benar-benar mengikuti beragam ritual dan tahapan yang harus dilewati sebelum menari. Nani melakukan tirakat puasa dari kelas 5 SD hingga semester VIII di bangku kuliah. Ia baru paham bahwa hal yang dianjurkan neneknya saat itu merupakan sebuah kewajiban baginya untuk menuju masa menjelang sebutan sebagai ‘dalang topeng’. “Ternyata untuk layak disebut sebagai dalang topeng atau untuk memegang trah dalam topeng itu harus melalui fase ritual yang tidak umum dilakukan penari-penari pada umumnya,” lanjut Nani.

Tari Topeng Losari memiliki tiga gerakan yang tidak dimiliki tari topeng yang lain di wilayah Cirebon. Di wilayah Cirebon seorang penari topeng bisa menampilkan lima wanda (karakter), sedangkan untuk penari Topeng Losari tidak bisa seperti itu. Satu penari hanya boleh memainkan satu wanda. “Di Topeng Losari karena lebih ke penokohan dan ritual, satu penari hanya boleh satu wanda karena wanda itu karakter. Untuk memegang satu wanda saja, itu ritualnya tinggi. Jadi tidak boleh satu penari itu memegang dua wanda karena akan memberatkan energi tubuhnya,” paparnya.

Siang (16 Januari 2019) Nani Sawitri berbagi perasaan dan mengenalkan gerakan tari topeng kepada Keluarga SALAM, Anak-anak, orang tua, fasilitator dan Kerabat SALAM, tentu saja terasa masih kurang waktunya, lalu saling berjanji untuk bertemu kembali []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *