Merayakan 23 tahun usia Sanggar Anak Alam (SALAM) dengan tema “Kembali Ke Kebun Kehidupan”, secara metaforis untuk menggambarkan proses kembali ke sumber kehidupan atau keadaan alami yang lebih sederhana dan damai. Secara harfiah, “kebun kehidupan” mengacu pada taman atau lahan yang digunakan untuk bercocok tanam atau menanam tanaman. Dalam konteks ini, kembali ke kebun kehidupan bisa berarti mengembalikan diri ke alam atau gaya hidup yang lebih dekat dengan alam, menghargai kehidupan sederhana, mengutamakan hubungan dengan alam dan lingkungan, dan memanfaatkan apa yang diberikan oleh alam dengan penuh rasa syukur. Secara lebih umum, “kembali ke kebun kehidupan” juga bisa diartikan sebagai mengembalikan diri ke esensi kehidupan yang lebih dasar, meninggalkan kekacauan, tekanan, dan kehidupan modern yang serba cepat. Ini bisa mencakup mencari kedamaian dalam pikiran, menjalani hidup dengan sederhana, fokus pada nilai-nilai yang lebih penting seperti keluarga, hubungan sosial, dan kehidupan spiritual.
Pada usia 23 tahun, merenungkan kembali pengalaman di Sanggar Anak Alam (SALAM) mungkin akan menjadi momen yang berarti bagi Anda, kita semua. Sanggar Anak Alam adalah tempat yang penuh dengan interaksi dan penemuan diri, dan pada usia 23 tahun, telah melewati beberapa tahap perkembangan dan perubahan. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang mungkin ingin Anda refleksikan:
Di Sanggar Anak Alam, Ada kesempatan untuk menjelajahi minat dan bakat. Proses pembelajaran di Sanggar Anak Alam telah memberikan Anda pelajaran berharga tentang alam, keberlanjutan, interaksi sosial. Merefleksikan kembali apa yang telah Anda pelajari dan bagaimana itu mempengaruhi pandangan Anda tentang dunia dan tanggung jawab Anda terhadap lingkungan.
Hubungan dan Komunitas: Sanggar Anak Alam mungkin juga menjadi tempat di mana Anda bertemu dengan orang-orang yang berbagi minat dan nilai-nilai yang sama. Pertimbangkan bagaimana hubungan dan komunitas ini telah memengaruhi Anda, apakah itu melalui persahabatan, kerja sama, atau dukungan sosial—Dampak pada kehidupan sekarang: Pikirkan bagaimana pengalaman di Sanggar Anak Alam mempengaruhi kehidupan Anda saat ini. Apakah nilai-nilai selama ini masih relevan? Bagaimana Anda menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang Anda dapatkan dalam kehidupan sehari-hari atau pekerjaan Anda?
Masa depan: Setelah merenungkan pengalaman di Sanggar Anak Alam, pertimbangkan bagaimana hal itu dapat memengaruhi pilihan dan tujuan masa depan Anda. Apakah ada nilai-nilai atau minat yang ingin Anda terus kembangkan? Bisakah Anda melibatkan diri dalam kegiatan atau pekerjaan yang terkait dengan keberlanjutan?
Merefleksikan pengalaman di Sanggar Anak Alam pada usia 23 tahun adalah langkah yang baik untuk melihat sejauh mana pengalaman itu telah membentuk Anda dan bagaimana Anda dapat menggunakannya sebagai pijakan untuk masa depan yang lebih baik. Jangan ragu untuk berbagi pikiran dan cerita Anda dengan orang lain yang mungkin terlibat dalam Sanggar Anak Alam, karena dapat memberikan wawasan tambahan dan perspektif yang berharga.
Sanggar Anak Alam rumah bersama warga SALAM juga berperan penting dalam mendukung keberlangsungan Sanggar Anak Alam. Warga Salam secara aktif terlibat dalam mendukung dan menjaga kegiatan di sanggar ini. Mereka dapat memberikan dukungan moral kepada anak-anak yang belajar di SALAM. Dengan adanya kerja sama antara SALAM dan warga SALAM, sanggar ini dapat terus beroperasi dan memberikan manfaat yang besar bagi anak-anak, keluarga SALAM dan masyarakat.
Dirgahayu SALAM
Seorang otodidak, masa muda dihabiskan menjadi Fasilitator Pendidikan Popular di Jawa Tengah, DIY, NTT dan Papua. Pernah menjadi Ketua Dewan Pendidikan INSIST. Pendiri Akademi Kebudayaan Yogya (AKY). Pengarah INVOLPMENT. Pendiri KiaiKanjeng dan Pengarah Sekolah Alternatif SALAM Yogyakarta.
Leave a Reply