Blog

BERTANYALAH, AGAR TAK SESAT JALAN

Setiap kehidupan manusia penuh akan pertanyaan-pertanyaan, kadang pertanyaan tak perlu jawaban, kadang pertanyaan yang perlu jawaban sambil lalu saja, dan kadang ada pertanyaan yang benar-benar penting dan harus ada jawaban. Namun, semua pertanyaan tersebut tidak benar-benar memperoleh jawaban yang benar, karena hari ini mungkin jawaban tersebut benar namun esok hari sudah berubah. Pertanyaan yang paling baik adalah pertanyaan yang “mengejar” guna mengungkap sesuatu dan ini biasanya tanpa kita sadari telah dikembangkan oleh diri kita ketika masih balita dengan pertanyaan, “apa ini” dan “apa itu” kepada orang tua atau orang dewasa lainnya dan pertanyaan itu tidak berubah bahkan untuk bertanya esok harinya, namun penjawab akan sangat kesulitan untuk menemukan jawabannya dan akhirnya menjawab sekenanya karena beranggapan itu pertanyaan tidak penting dan anak tidak akan tahu, dan inilah kesalahan terbesar orang tua yang dilakukan kepada anak-anak, yaitu menjawab tidak tepat dan asal saja dan beranggapan anak tidak akan tahu, bahkan sebuah peribahasa menyatakan “malu bertanya, sesat di jalan”.

Usia manusia menurut ilmu Psikologi itu sangat penting untuk tumbuh kembangnya karena usia dibagi kedalam 2 konsep yaitu usia biologis yang sering disebut umur dan usia psikologis yang disebut usia kematangan seseorang. Mungkin secara usia biologis seseorang berusia dewasa katakanlah 25 tahun tetapi secara usia psikologis bisa baru usia 15 tahun atau usia anak-anak akhir yang masih egois dan penuh gejolak remaja, namun ada juga usia biologisnya 12 tahun tetapi usia psikologisnya setara 40 tahun alias sudah dewasa dan matang, yang ditandai dengan kemampuan diri yang sudah baik dalam banyak hal. Nah, karena perbedaan usia inilah lalu tidak bisa seseorang dianggap masih kecil atau sudah tua karena usianya.

Rudyard Kipling yang juga seorang penulis berkebangsaan Inggris mengenalkan sebuah metode bertanya yang sering dikenal dengan formula 5W 1H atau sering disebut sebagai Metode Kipling. Tujuan metode ini adalah agar setiap informasi yang didapatkan akan menjadi lebih kaya dan mendalam. Apakah metode ini sudah digunakan dalam pembelajaran kita selama ini, baik dengan anak-anak ataupun dengan orang dewasa? Kalau belum, mungkin bisa menjadi salah satu bahan untuk didiskusikan oleh siapapun yang merasa bahwa metode ini layak untuk digunakan terlebih untuk riset atau mengerjakan proyek yang membutuhkan wawancara sebagai salah satu metodenya. Metode Kipling ini biasanya memiliki urutan sebagai berikut:

What : Apa yang terjadi?

Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?

Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?

When : Kapan peristiwa itu terjadi?

Where : Di mana peristiwa itu terjadi?

How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?

Pertanyaan pertanyaan ini akan membantu untuk mengungkap hal-hal yang mungkin bersifat rahasia dan lebih mendalam yang akan mengembangkan nalar logika anak anak baik dalam menyusun pertanyaan dan menggunakan dalam proses wawancara, sehingga tidak berhenti pada apa yang sudah ditulis dalam pertanyaan sebelumnya, namun terus digali sampai batas tertentu sesuai kebutuhannya.

Pertanyaan tersebut tidak memandang subjek wawancara apakah masih anak anak atau sudah dewasa, semua dianggap sama namun dengan model bahasa yang mampu digunakan baik oleh pewawancara maupun subjek wawancara. Keduanya harus sama sama saling mengerti dan memahami apa yang ditanyakan dan apa jawaban yang diberikan. Teknik Kipling ini akan sangat berguna bila ditambah dengan sarana alat bantu rekam, seperti kamera foto, video, perekam suara, alat tulis dan sebagainya, sehingga dapat mengurangi subjektivitas pewawancara sebagai salah satu kelemahan metode wawancara. Harapan kita, dengan menggunakan dan melatih sejak dini anak anak untuk terbiasa menggunakan metode Kipling ini agar lebih mendalam dalam menggali informasi sehingga hasil risetnya akan lebih kaya dan bermakna.

Formula 5W 1H tersebut tidak hanya digunakan dalam proses wawancara untuk mengumpulkan data saja, namun bisa digunakan dalam proses penulisan hasil riset yang telah dilakukan agar menjadi kerya tulis yang berbobot dan memiliki nilai tambah karena berisi narasi yang mengandung unsur apa, siapa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana riset tersebut dilakukan oleh anak-anak, sehingga urutannya jelas, prosesnya jelas dan hasilnya jelas dan memudahkan orang lain untuk merasakan semua riset anak-anak dan tidak hanya  merasakan hasilnya saja. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *