karya anak salam

JAMU (JAMPI USADA)

Sejak nenek moyang, jamu dipercaya sebagai obat. Meski identik dengan rasa pahit, orang-orang masih mencari jamu jika membutuhkannya. Jumat lalu SMA SALAM mengadakan workshop membuat dan mengenal jamu di ruangan petruk. Happy sebagai penanggung jawab kegiatan ini mengundang mbak Ismi Rinjani sebagai narasumber kami.

Praktek Bikin Jamu

Mbak Ismi adalah orang muda yang menekuni jamu sekaligus seorang bakul jamu, ia sudah mempunyai merek jjamunya sendiri. Produk jamunya ia beri nama “Temukini”. Workshop jamu dimulai jam 9 pagi. Kami mengawalinya dengan memperkenalkan diri. Lalu pada pertama kalinya mbak Ismi memberitahu kami kepanjangan dari jamu yaitu “jampi” dan “usada”. Jampi adalah doa dan usada adalah obat. Kemudian workshop mbak Ismi lanjutkan dengan memperkenalkan kami pada bahan yang mbak Ismi bawa. Mbak ismi mengajak kami menerka bahan apa saja yang berada di tampah, yaitu meetcomedy (temulawak), meetgiring (temugiring), jahe, kunyit, kencur, beras dan gulas. Ada juga bahan yang menurutku aneh, melati kering dan kayu angin. Bahan ini biasanya digunakan untuk jamu pahitan.

Kali ini kami akan membuat jamu beras kencur. Kami dibagi menjadi 3 kelompok dengan tugas yang berbeda-beda. Kelompok pertama bertugas mencuci dan memotong rimpang-rimpangan, Kelompok ke-2 bertugas menumbuk atau mengulek bahan dan kelompok ke-3 bertugas memeras bahan yang sudah ditumbuk. Aku berada di kelompok 1. Aku, Vena, dan Tata mencuci jahe, kunyit dan kencur. Kemudian aku mengirisnya hingga kecil agar mudah saat ditumbuk nanti. Sembari menunggu aku mengiris Happy yang berada di kelompok 2 menumbuk beras yang sudah direndam semalaman. Setelah beras yang ditumbuk halus ditaruh di baskom bersih lalu Happy menumbuk rimpang-rimpangan yang telah ku iris. Di sela-sela menumbuk kami berbincang tentang alu dan lumpang yang sedang kami pakai. Alu dan lumpang yang terbuat dari batu ini biasanya disebut munthu atau ulekan. Alu dan lumpang juga mempunyai istilah lain, adalah lingga dan yoni. Nama lingga melekat pada alu dan yoni melekat pada lumpang. Lingga merupakan gambaran dari laki-laki karena bentuknya mirip dengan alat kelamin laki-laki. Begitu juga yoni menggambarkan perempuan karena bentuknya mirip alat kelamin perempuan. Yoni dilambangkan juga sebagai kesuburan perempuan.

Di jaman dahulu lingga dan yoni adalah bentuk pendidikan kepada rakyat. Penyatuan lingga dan yoni akan melahirkan sesuatu yang baru atau penciptaan. Dengan adanya penyatuan dan penciptaan maka ada generasi yang berkelanjutan atau kehidupan yang berlanjut. Pembahasan kami tentang alu dan lumpang berakhir pada pengetahuan baru lagi. Lingga terbesar di Indonesia berada di Jakarta yaitu Monas dan yoni-nya adalah gedung MPR/DPR.

Setelah semua bahan telah halus ditumbuk dimasukan kedalam baskom untuk dicampur dengan gulas. Kemudian kelompok 3 sudah siap menyaring dan memeras jamu, ketika memeras Chanda dibantu oleh Rico. Jamu disaring dan diperas selama 3 kali. Terakhir tambahkan perasan jeruk nipis.

Taraaa.. Jamu beras kencur telah siap masuk tenggorokan kami. Teman-teman mempunyai pemdapat yang berbeda tentang cita rasa si jamu. Ada yang merasa jahenya terlalu banyak, juga ada yang merasa jamunya telalu manis. Tapi semua sependapat bahwa jamunya enak dan lebih segar dari jamu yang dijual dipasaran. Mbak Ismi pun sukses membuat kami kecanduan pada resep jamunya. Jadi kami memutuskan membuat jamu lagi. Oh iya, berkat jamunya mbak Ismi juga sukses membuat Happy menambah 2 kali porsi makannya!.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *