karya anak salam

Live in kelas 9 SALAM di Dusun Tenggaran, Karangmojo

Pada 23 Februari 2024 kemarin, kelas 9 SMP Sanggar Anak Alam (Salam) mengikuti kegiatan live in di Dusun Tenggaran, Karangmojo, Gunung kidul. Kami live in selama 4 hari 3 malam. Tepat pada hari Jumat, 23 Februari 2024, kami berangkat dari terminal Giwangan sekitar pukul 08:30 dan langsung mencari bus dengan tujuan terminal Dhaksinarga. Kami sampai di terminal Dhaksinarga sekitar pukul 10:00 dan langsung transit/pindah bus yang sudah dipesankan untuk menuju ke Dusun Tenggaran. Tidak sampai 30 menit kami pun sampai di balai Dusun Tenggaran. Di sana kami disambut hangat oleh Bang Toyib selaku pak RT, lalu ada Pak Dukuh, Mbak Arin dan juga Mas Rendi. Mbak Arin dan Mas Rendi merupakan perwakilan dari komunitas remaja di Dusun tersebut yang bernama ‘Tantular’. Setelah perkenalan dan mendengarkan Bang Toyib bercerita, teman-teman langsung diajak oleh Bang Toyib untuk mengikuti Jumatan bersama. Bagi yang tidak mengikuti, kami hanya beristirahat saja. Sambil menunggu teman-teman yang jumatan, kami juga berkenalan lebih dekat dengan Mbak Arin. Setelah teman-teman pulang jumatan, kami langsung makan siang bersama. Tak lama setelah itu Bang Toyib langsung menginformasikan pembagian rumah/ induk semang kami. Induk semang adalah istiah lain dari tuan rumah.

Rombongan kami lantas dibagi ke 7 rumah. Dalam satu rumah terdapat 2-3 orang yang akan tinggal bersama induk semang masing-masing. Setelah itu kami langsung diantar ke rumah induk semang masing-masing, sambil berkenalan dan beristirahat. Sorenya kami juga main ke rumah induk semang teman-teman yang lain. Oh iya, saya kebetulan 1 rumah bersama Gea di rumah Pak Arum. Karena kami rasa istirahatnya sudah cukup, maka kami pun singgah ke tempat teman-teman yang lain, dan dilanjutkan berkumpul dengan teman-teman dan juga Mbak Arin untuk membagikan undangan acara pengajian atau “selapanan” yang sering disebut oleh warga sekitar. Tidak lupa tujuan kami live in adalah mengenal orang baru, lingkungan baru, dan belajar pengalaman baru, maka kami pun turun tangan bergotong royong membantu teman-teman Tantular mempersiapkan acara pengajian tersebut. Seperti menggotong gazebo, mengambil makanan untuk dibagikan, dan membereskan tikar setelah acara pengajian selesai.

Mengikuti dan membantu persiapan pengajian tersebut adalah pengalaman pertamaku, karena sebelumnya saya tidak pernah mengikuti acara seperti itu, bahkan di acara tersebut kami langsung berkenalan dengan banyak teman. Di hari kedua, tepatnya pada hari Sabtu 24 Februari 2024, kami mengikuti kegiatan induk semang kami masing-masing. Ada yang memasak sarapan, pergi ke ladang, atau memberi makan hewan. Kegiatan Saya dan Gea awalnya hanya memasak sarapan saja, namun kemarin kami sempat diajak Ukeen, Mayzza, Febe (teman kelas 9 SMP Salam), dan Mbah Giyem selaku induk semang mereka untuk pergi ke ladang dan membantu simbah mengurus sawah. Maka setelah kami mempersiapkan sarapan kami langsung bergegas ke tempat Simbah dan mengikuti kegiatan Simbah di sawah. Simbah bercerita kepada kami bahwa di sana sudah hampir 2 minggu tidak hujan sama sekali, sampai sawah simbah kering. Namun siapa sangka setelah kami membantu simbah ke sawah lalu pulang untuk mandi dan mencuci baju, sorenya langsung diberikan hujan lebat. Wah doa simbah dan petani lain dikabulkan, akhirnya ladang, kebun, dan sawah para petani diguyur hujan.

Oh iya, awalnya simbah sudah mengagendakan sore itu akan berkebun di sebelah rumah, namun karena hujan simbah akhirnya melakukan aktivitas mengupas kacang tanah hasil panennya, yang nantinya akan diolah menjadi peyek oleh adiknya simbah.  Peyek tersebut akan dijual dengan dititipkan ke warung-warung. Saya pun dengan cepat membantu dan menemani simbah. Kebetulan saat itu mati listrik sampai sinyal hilang sehingga kami tidak dapat bermain media sosial dan dapat fokus membantu Mbah Giyem , Tak lama kemudian  Mayzza menyusul untuk ikut membantu simbah.

Saat mengupas kacang, kami bercanda dan mengobrol bersama simbah. Tidak jarang pula simbah memberikan kami nasehat. Kata simbah, “Jangan pacaran, fokus sekolah dulu.”, “Jadi cewek tu harus bisa jaga diri sendiri”, “Kalau pacaran jangan cewek yang ngampirin cowok, di mana-mana yang ngampirin itu cowok. Tapi beda lagi jaman sekarang, cewek yang ngampirin.” Nah lhooo, wkwk. Memang saat itu topik kami mengenai naksir cowok. Simbah bilang, “Dimbah ga pernah naksir cowok, yang naksir malah yang cowoknya,” dan ternyata simbah nolak si cowoknya dongg.

Sangking banyaknya bercanda bareng Simbah, Simbah pun bilang ke saya, “Lucu kamu tu,” soalnya saya kebanyakan bikin lelucon sampe Simbah dan Mayzza ketawa teruss.

Setelah selesai mengupas kacang kami diajak Simbah untuk makan. Oh iyaa, yang masak Febe, gais. Ada tahu, tempe, sambal, dan sayur. Sederhana tapi enaakk banget!. Rencananya malam setelah Isya kami diajak untuk rapat sambil bermain bersama teman-teman Tantular. Acara dimulai agak molor dikit karena hujan dan awalnya sempat dibatalkan. Namun, Mbak Arin merasa kasihan kepada kami yang sudah ngumpul. Akhirnya teman-teman Tantular mengusahakan rapat tersebut tetap berlangsung.  Oh iyaa, sebelum kumpul rapat, saya dan Mayzza singgah ke rumah Bu Atik dan Pak T yang menjadi induk semang para fasi. Ehh malah diajak makan lagi. Mana makanannya enak bangettt, makasihh pak T dan Bu Atik.

Setelah dari rumah induk semang fasi, kami ngobrol dan bermain bersama teman-teman Tantular. Malam itu kami bermain UNO, menonton pertunjukan sulap ala-ala, dan bernyanyi bersama. Super duper seruuu dehh. Lalu kami juga diberikan informasi kegiatan di hari Minggu besok. Setelah itu kami semua pulang ke rumah induk semang masing-masing untuk beristirahat.

Paginya saya dan Gea mengikuti induk semang kami pergi ke pasar untuk berbelanja. sekitar jam setengah 6 pagi kami berangkat jalan kaki menuju ke pasar karena pasar tidak begitu jauh juga. Bu Arum membeli alpukat, ikan keranjang, bahan-bahan dapur, sate, dan bubur ayam untuk sarapan. Setelah pulang dari pasar, saya langsung bergegas mandi dan bersiap untuk pergi ke gereja. Setelah selesai sarapan, saya langsung pamit ke induk semang untuk berkumpul di tempat Bang Toyib. Saya, Febe, dan Jo pergi ke gereja Santo Petrus dan Paulus Kelor Gunungkidul diantar oleh Mas Ibad. Misa dimulai pukul 07:00 WIB namun kami telat 5 menit, dan selesai sekitar jam 08:25. Setelah misa kami istirahat sebentar. Saat saya dan Febe singgah ke rumah induk semang fasi, kami disuruh sarapan, gaiss..

Jam 09:00 kami diingatkan untuk kumpul di Balai Dusun. Rencananya kami akan melakukan rongsokan bersama teman-teman Tantular. Kemudian kami membagi tugas, ada yang pergi mengambil di rumah warga dan ada yang tetap berada di balai untuk memilah-milah rongsokan. Setelah itu rongsokan yang sudah kami pilah dibawa untuk dijual, dan kami pun kembali beristirahat. Tapi kayaknya kalo ga ada kegiatan rasanya bosan sekali, akhirnya kami ikut balik ke rumah Bu Atik/induk semang fasi.

Di sana kami membantu mempromosikan kain ecoprint buatan Bu Atik. Ada yang jadi modelnya, ada yang jadi fotografer, dan tim penyemangat. Saya, Febe, dan Mayzza turut membantu menjadi model. Setelah selesai memotret, gerimis pun datang. Mayzza dan Febe langsung pamit dan bergegas pulang ke induk semang mereka. Saya memilih tetap di tempat Bu Atik untuk beristirahat bersama para fasi: Mbak Ari, Bu Avin, dan Bu Dian.

Sore pun tiba, namun hujan masih tetap mengguyur Dusun tersebut. Awalnya kami diajak Tantular untuk mini trip. Tetapi karena masih hujan, mini tripnya dibatalkan 🙁 .

Saya akhirnya membantu Bu Atik untuk memasak ikan nila bakar, huhu enak bangett. Setelah membantu Bu Atik, saya pamit pulang ke rumah induk semang untuk mandi dan packing barang-barang karena Senin pagi jam 8 kami sudah harus kumpul di balai dan dijemput bus. Setelah selesai mandi dan packing saya pergi ke minimarket untuk membeli snack dan hadiah kecil untuk Mbak Dea, Mbak Dea salah satu anggota Tantular dan anaknya Bang Toyib yang kebetulan hari itu berulang tahun.

Sampailah di malam harinya, kami malam akrab bersama teman-teman Tantular dan sambil berpamitan dengan Bang Toyib dan juga Pak Dukuh. Kegiatan malam akrab kami dimulai dengan nge-grill bareng. Sudah disiapkan bagi kami sosis, ayam, dan es kuwut untuk malam itu! Super duper seru banget. Kita sharing cerita kesan kami, pengalaman kami, guyon bareng, lalu ditutup dengan bernyanyi bersamaa.

Senin pagi,  26 Februari 2024, kami bersiap untuk berpamitan ke induk semang masing-masing. Tak lupa kami juga memberikan kenang-kenangan sambil mengambil dokumentasi foto. Setelah saya dan Gea pamit, kami menitipkan barang di rumah Mbak Arin karena kami ingin berpamitan ke rumah induk semang yang pernah kami singgahi, seperti saya yang pergi ke rumah Bu Atik. Rencananya sih pamit saja tapi jadinya sampai bantu masak sarapan. Setelah selesai memasak sarapan saya langsung ke rumah mbah Giyem untuk berpamitan juga. Sedihh, Mbah Giyem nangis saat kami berpamitan :(. Sehat-sehat yaa Mbah, kami pasti akan kembali kesana lagii.

Setelah itu saya kembali ke rumah Bu Atik lagi untuk menjemput fasi, berpamitan ke Pak T dan Bu Atik, tak lupa juga mengambil foto bersama. Lalu kami langsung ke balai Dusun karena bus kami sudah sampai. Saatnya kembali lagi ke realita, dari live in ini saya belajar banyak hal. Seperti tidak semua orang bisa menikmati kesederhanaan, terkadang yang menurut kita sederhana/biasa saja bisa menjadi keistimewaan untuk orang lain. Selama live in saya juga mendapatkan tamparan untuk selalu bersyukur dengan apa yang saya punya. Seperti keluarga yang lengkap, diberikan kesehatan, kebutuhan sehari-hari yang tercukupi, dan rumah yang nyaman serta aman.

Saya mengucapkan terima kasih banyak untuk warga, induk semang yang sudah menganggap kami/saya sendiri sebagai keluarga, cucu/anak. Kami juga sangat berterima kasih untuk teman-teman Tantular yang sudah menerima kami sebaik mungkin, sudah membuat kenangan bersama kami teman-teman kelas 9, dan sudah membuat saya sadar bahwa saya beruntung dan harus banyak bersyukur ke Tuhan. Terima kasih banyaakk, sampai bertemu lagi di lain waktu. Perpisahan dan pertemuan kemarin bukan perpisahan untuk menjadi orang asing kembali seperti saat kami belum mengenal satu dengan yang lain, namun pertemuan saat itu untuk menambah wawasan baru, kenalan baru, teman baru. Perpisahan kemarin akan menjadi perpisahan untuk bertemu kembali di waktu yang akan datang. Sampai jumpa lagi! []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *