Hari ini sudah minggu ketiga dari rangkaian acara BULAN PRESENTASI SALAM “Semarak Sinau”. Yang menarik pada presentasi minggu ini yakni, akan ada pasar hasil riset anak-anak SALAM. Isi pelapak hari ini ada dari kelas 4, kelas 5, sampai SMP dan SMA. Aku meliput lapak milik Daniel kelas 11 dan lapak milik kelas 4 SD yaitu Sofie, Alfin dan Jalu. Di lapak Daniel, ia menjual makanan khas Jepang yaitu takoyaki, onigiri, dan sushi. Semua makanan dijual dengan harga 10 ribu untuk 1 porsi. Daniel menjual makanan Jepang karena riset Daniel kali ini adalah tentang Jepang. Selain menjual makanan, Daniel juga memamerkan hasil senjata ninja yang ia buat. Senjata tersebut terbuat dari kertas. Daniel juga mengucapkan bahwa ia hanya membutuhkan waktu 1 minggu saja untuk membuat 1 senjata ninja.
Kemudian lapak selanjutnya ada dari Sofie. Sofie menjual galantine ayam dan bandeng yang merupakan hasil risetnya selama satu semester. Galantine dijual seharga 8 ribu untuk satu potong. Alasan Sofie memilih riset ini adalah karena ia suka makan galantine. Sofie juga menyebutkan bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat galantine bandeng. Bahannya ada bandeng guling, bawang bombay, pala, merica, garam, gula pasir, telur dan kaldu. Menurut resep buatan Sofie, 1 kilogram bandeng bisa menghasilkan 12 potong galantine.
Yang ketiga adalah lapak Alfin yang melakukan riset membuat brownies dan menjualnya dalam kemasan cup kecil. Brownies Alfin dijual seharga 2 ribu per cup. Alasan Alfin memilih riset ini karena ia suka brownies, sehingga ia memutuskan untuk menjadikannya riset. Alfin menemukan bahwa brownies adalah makanan yang berasal dari Amerika. Brownies yang dijual Alfin berwarna coklat gelap, karena mengandung coklat dan bubuk coklat.
Kemudian yang terakhir ada Jalu. Jalu menjual produk kain berupa dompet koin, pouch denim, totebag dan cable holder. Semua produk yang dijual Jalu adalah handmade dan merupakan hasil dari proses risetnya yaitu menjahit. Untuk membuat semua produk, Jalu mengerjakannya selama 1 semester. Produk yang dibuat Jalu menggunakan mesin jahit dan jahit manual. Ada juga beberapa produk yang diberi sulam. Semua produk dijual dengan harga yang bermacam-macam, disesuaikan dengan bahan dan tingkat kesulitannya. Harga produk, totebag 55 ribu, dompet koin 33 ribu dan cable holder 10 ribu. Dalam risetnya kali ini Jalu mendapatkan pengalaman untuk lebih bersabar selama menjahit.
Riset Upcycle dan Recycle (Ara dan Shila kelas 7 SMP)
Selain melihat dan jajan-jajan di pasar, aku juga menonton presentasi milik Ara dan Shila di ruangan Bagong. Ara dan Shila bisa dibilang memiliki tema riset yang hampir mirip, yaitu risetnya sama-sama berhubungan dengan barang bekas. Judul riset Ara adalah “Upcycle Baju Bekas”, sementara Shila adalah “Membuat Bunga dari Tas Plastik Bekas”.
Di awal presentasi, Ara menjelaskan tentang perbedaan dari upcycle dan recycle. Upcycle adalah membuat suatu dari barang bekas, tanpa mengubah fungsinya. Sedangkan recycle adalah membuat barang bekas menjadi suatu barang yang baru.
Ara memilih riset upcycle baju bekas karena tertarik dengan upcycle. Selain itu Ara juga merasa prihatin dengan sampah baju di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak. Tidak hanya sampah plastik, ternyata pakaian juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai.
Target Ara di semester ini adalah membuat 5 baju upcycle, namun ternyata hasilnya melebihi target. Ara berhasil membuat 6 baju upcycle. Ara membuat kemeja yang ia ubah menjadi kemeja crop top, ada juga jaket yang sisi kanan dan kirinya berasal dari warna dan jaket yang berbeda. Kemudian yang terakhir adalah sweater yang Ara beri hiasan kain perca. Dari semua desain dan praktik yang Ara buat, ada satu praktik yang menurutnya gagal. Yaitu saat membuat desain jaket yang memiliki kedua sisi yang berbeda.
Dalam praktiknya, Ara menjahit baju-baju yang menggunakan mesin jahit. Untuk desain, Ara mencari inspirasi dari media sosial seperti Tiktok, Pinterest dan Instagram. Selain itu ia juga terinspirasi dari influencer bernama Aulia.
Dari riset kali ini Ara belajar tentang banyak hal, mulai dari bisa menjahit, mengetahui jenis-jenis kain, dan mengetahui sejarah mesin jahit dan kain. Selama proses riset, Ara merasakan kesulitan pada bagian proses menjahit. Ini dikarenakan mesin jahit yang ia gunakan sudah lama, sehingga sering macet. Selain itu Ara juga kesulitan saat sedang mencari inspirasi desain yang ia inginkan. Tingkat kepuasan Ara terhadap risetnya kali ini adalah 7,5/10. Alasannya karena Ara masih kurang puas terhadap hasilnya.
Kemudian ada Shila yang juga bercerita tentang risetnya. Ia memilih riset ini, karena setiap orang tua Shila pergi belanja, pasti selalu membawa pulang tas plastik warna-warni. Akhirnya Shila berinisiatif untuk membuat bunga dari tas plastik bekas. Warna dari tas plastik yang biasanya ada di rumah Shila adalah hijau, ungu, merah, hitam, dan putih. Tapi yang ia gunakan hanyalah yang hijau, ungu dan merah. Alasannya karena tas plastik warna hitam dan putih, biasa dipakai untuk membuang sampah. Selain dari rumah, Shila juga mendapatkan tas plastik dari rumah neneknya.
Narasumber Shila dalam membuat bunga dari plastik bekas adalah ibundanya sendiri. Shila menunjukkan proses saat membuat bunga. Baginya, proses yang paling sulit adalah saat membuat kelopak bunga, dan saat merekatkan bunga ke tangkai. Alasannya karena saat proses tersebut, tangannya jadi terkena lem dan membuat tangan pegal. Karena itulah Shila sempat berhenti beberapa kali dalam mengerjakan riset. Sehingga hasil risetnya tidak sesuai dengan target yang ia buat. Shila memiliki target untuk membuat beberapa pot bunga, namun hasilnya ia hanya berhasil membuat 2 pot bunga saja. Tingkat kepuasan Shila pada risetnya kali ini adalah 6,6/10 karena Ia merasa masih kurang konsisten selama proses riset.[]
Siswa SALAM, Kelas 9
Leave a Reply