Pada tanggal 7 Februari 2024, siswa-siswi SMP dan SMA Sanggar Anak Alam (SALAM) meluncurkan acara yang mengguncang komunitas mereka, “Pentas Ekspresi”. Sebuah inovasi yang mengubah paradigma konvensional, Pentas Ekspresi memperkenalkan pendekatan yang segar dan berani dalam mengekspresikan bakat dan kreativitas tanpa batas. Sebagai sebuah acara yang diadakan di Sanggar Anak Alam (SALAM), Pentas Ekspresi memang memiliki perbedaan signifikan dengan acara-acara sebelumnya. Salah satu perbedaan utamanya adalah konsep penyelenggaraan acara itu sendiri. Berbeda dengan acara-acara sebelumnya seperti PE (Pasar Ekspresi) dan SERSI (Senja Ekspresi), yang umumnya menawarkan lapak berjualan dan pameran karya, Pentas Ekspresi menghadirkan sesuatu yang berbeda: fokus sepenuhnya pada penampilan.
Para pengunjung diundang untuk menyaksikan dan merasakan keindahan serta kekuatan pesan yang disampaikan melalui aksi panggung yang dipersiapkan dengan matang oleh para siswa. Dari dramatisasi, musik, tarian, hingga teaterikal, setiap penampilan menjadi jendela bagi penonton untuk memahami ragam ekspresi kreatif yang dilahirkan oleh para peserta.
Namun, keberanian ini tidak berarti menghilangkan esensi keberagaman dan inklusi. Sebaliknya, Pentas Ekspresi menjadi ruang yang merangkul semua bentuk ekspresi dan identitas. Tidak ada batasan genre atau tema yang harus diikuti, memungkinkan para siswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka tanpa rasa takut atau hambatan.
Selain itu, Pentas Ekspresi juga menjadi tempat di mana keberlanjutan lingkungan dan kesadaran sosial dijalin dengan seni. Berbagai penampilan tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan-pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan, menghormati perbedaan, dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat.
Melalui Pentas Ekspresi, siswa-siswi SALAM tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor perubahan. Mereka membangun jembatan melalui seni, menginspirasi orang lain untuk mengekspresikan diri mereka dengan bebas, serta menjadi pelopor dalam memperjuangkan isu-isu penting melalui karya seni mereka.
Dalam kepanitiaan Pentas Ekspresi, saya dan rekan saya, Cia, mengalami perjalanan yang penuh tantangan dan keputusan mendesak. Sejak rapat pertama, kami telah menetapkan tema acara: Imlek. Keputusan ini diambil karena kami menyadari bahwa waktu pelaksanaan acara mendekati perayaan tahun baru Imlek. Kami ingin merayakan keberagaman budaya dan memberikan pengalaman yang berkesan kepada Warga SALAM.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam persiapan acara, tidak semua berjalan mulus. Dalam satu rapat, kami menemui miskomunikasi antara koordinator dan divisi acara mengenai penampilan tari naga anak, yang merupakan inti dari acara ini. Ternyata, peserta untuk tarian tersebut belum ditemukan pada H-6 acara.
Kami, tim acara, harus bertindak cepat. Dengan waktu yang sangat terbatas, kami melakukan pencarian dengan intensitas tinggi. Tantangan terbesar adalah menemukan anak-anak yang bersedia tampil, memperoleh izin dari wali mereka, dan mempersiapkan mereka untuk penampilan tersebut.
Beruntung, kami berhasil menemukan enam anak kelas 3 yang antusias dan bersedia untuk menjadi bagian dari tarian naga tersebut: Varo, Air, Ino, Logan, Jagad, dan Ranu. Meskipun waktu terus berjalan, kami memutuskan untuk fokus pada dua kali latihan intensif dengan mereka. Meskipun waktu latihan terbatas, kami yakin bahwa dengan kerja keras dan semangat, anak-anak akan memberikan penampilan terbaik mereka.
Dengan tekad dan kerja keras, akhirnya kami berhasil melampaui kendala dan menjalankan Pentas Ekspresi dengan sukses. Penampilan tari naga anak menjadi salah satu momen puncak acara yang disambut meriah oleh para penonton. Kami belajar banyak dari pengalaman ini, tentang pentingnya komunikasi yang jelas, perencanaan yang matang, dan kemampuan untuk beradaptasi dalam situasi yang tidak terduga.
Kisah di balik layar ini mengingatkan kami bahwa meskipun persiapan acara seringkali penuh dengan tantangan, kesulitan itu dapat diatasi dengan kerja sama tim, ketekunan, dan semangat pantang menyerah. Pentas Ekspresi tidak hanya sebuah acara, tetapi juga perjalanan pengembangan diri yang berharga bagi kami sebagai anggota kepanitiaan.
Dua hari menjelang acara Pentas Ekspresi, kami, para panitia, memulai kerja bakti dengan semangat yang tinggi. Namun, seperti halnya dalam setiap persiapan acara, kami dihadapkan pada berbagai kendala dan tantangan.
Pada hari pertama kerja bakti, meskipun kami berusaha untuk hadir semua, beberapa anggota panitia harus absen karena kesibukan masing-masing. Namun, kami tidak menyerah. Dengan semangat gotong royong dan bantuan dari orang tua yang turut serta, kami berhasil menyelesaikan berbagai tugas dengan cepat dan efisien. Mulai dari mengangkut sampah, menyiapkan panggung, hingga pembuatan gapura, setiap tugas dikerjakan dengan penuh dedikasi dan kerja sama.
Kehadiran orang tua menjadi kunci dalam mempercepat proses kerja bakti. Mereka turut serta dalam berbagai aktivitas, memberikan tenaga dan dukungan moral yang sangat berarti bagi kami. Dengan kolaborasi antara panitia dan orang tua, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai.
Pada hari kedua kerja bakti, fokus kami adalah untuk menyelesaikan pembuatan panggung dan gapura, menjahit naga, serta membersihkan dan menyapu lapangan. Meskipun hanya tersisa sedikit waktu, kami tetap bersemangat dan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan semua tugas yang masih tersisa.
Dengan kerja keras dan kolaborasi yang solid antara panitia dan orang tua, akhirnya kami berhasil menyelesaikan semua persiapan untuk Pentas Ekspresi dengan sukses. Kerja bakti tidak hanya menjadi sarana untuk menyelesaikan tugas-tugas teknis, tetapi juga menjadi momen yang memperkuat solidaritas dan kebersamaan di antara kami.
Kisah ini mengingatkan kami akan pentingnya kerja tim dan dukungan dari lingkungan sekitar dalam meraih kesuksesan. Bersama-sama, kami berhasil mengatasi berbagai tantangan dan mewujudkan acara Pentas Ekspresi yang berkesan dan menginspirasi bagi semua yang terlibat.
Kesuksesan Pentas Ekspresi: Perayaan Kreativitas yang Tak Terlupakan
Hari yang dinanti-nantikan akhirnya tiba, membawa bersamanya kegembiraan dan semangat untuk menghadirkan acara yang luar biasa. Pukul 08.00 WIB, semua panitia berkumpul untuk mendapatkan briefing terakhir sebelum acara dimulai. Tanpa menunggu lama, tepat pukul 09.00 WIB, Pentas Ekspresi dibuka dengan gemilang.
Dengan penuh semangat, kami, para panitia, bercerai-berai di area masing-masing untuk siap sedia mengawal jalannya acara. Acara dibuka dengan penuh antusiasme oleh MC kami, Nara (siswi kelas 5 SD), dan mas Azka (Fasilitator SMA), yang kemudian disambut hangat dari ketua Pentas Ekspresi, Cahya (siswa kelas 1 SMA).
Kemeriahan pun melanda arena acara, dengan partisipasi tak hanya dari anak-anak dan orang tua SALAM, tetapi juga dari para tamu dari luar. Berbagai penampilan menawan mulai dari menyanyi, menari, teater, hingga tarian naga, memukau hati para penonton. Tak ketinggalan, lapak game yang kami sediakan juga menjadi daya tarik tersendiri, dengan permainan lempar bola dan quiz doorprize yang membuat suasana semakin meriah.
Cuaca yang mendukung turut membuat pengalaman para penonton semakin menyenangkan. Bahkan, beberapa penonton juga turut memeriahkan acara dengan penampilan spontan mereka sendiri.
Pentas Ekspresi berlangsung selama kurang lebih 5 jam yang penuh warna. Setelah acara selesai pukul 14.00 WIB, semua panitia dengan sigap membersihkan lokasi acara. Mulai dari mengembalikan kursi, menyapu lapangan, hingga membongkar panggung, semuanya dilakukan dengan kerja sama yang solid.
Meskipun acara berakhir, tanggung jawab kami sebagai panitia belum selesai. Esoknya, seharusnya diadakan kerja bakti lanjutan untuk menyelesaikan sisa-sisa dari acara kemarin. Namun, karena urusan pribadi, saya tidak dapat hadir dalam kerja bakti tersebut.
Pentas Ekspresi tidak hanya sebuah acara, tetapi juga merupakan bukti nyata dari kerja keras, dedikasi, dan semangat gotong royong dari seluruh panitia dan juga dukungan yang luar biasa dari orang tua dan komunitas SALAM. Keberhasilan acara ini akan selalu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi kami semua.
Pada hari Senin, 12 Februari, kami mengadakan rapat evaluasi di Joglo Elang pukul 14.00 WIB. Rapat ini menjadi momen penting untuk refleksi dan pembelajaran bagi kami, para panitia Pentas Ekspresi. Setiap divisi secara terbuka mengungkapkan kelalaian dan kendala yang mereka hadapi selama persiapan acara.
Banyak miskomunikasi yang terjadi antara divisi, menyebabkan beberapa kesalahan dan hambatan dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Kami semua sepakat bahwa ke depannya, komunikasi antar panitia harus ditingkatkan secara signifikan. Hanya dengan komunikasi yang intens dan efektif, kami dapat menghindari kesalahan dan memastikan kelancaran dalam menjalankan tugas kami.
Setelah tiap divisi mengungkapkan evaluasi mereka, rapat ditutup dengan makan siang yang disediakan oleh Mimi, seorang orang tua siswa kelas 9, yang juga dibantu oleh orang tua lainnya. Apresiasi yang tulus kami sampaikan kepada semua panitia yang telah bekerja keras, berkolaborasi, dan menunjukkan semangat yang luar biasa selama persiapan dan pelaksanaan acara Pentas Ekspresi ini.
Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada para penampil, baik anak-anak, orang tua, maupun semua yang telah ikut hadir untuk meramaikan acara Pentas Ekspresi Imlek. Tanpa dukungan dan partisipasi mereka, acara ini tidak akan mencapai kesuksesan seperti yang terjadi.
Dengan rapat evaluasi ini, kami berharap dapat belajar dari kesalahan, meningkatkan kinerja kami di masa mendatang, dan terus memberikan yang terbaik bagi komunitas SALAM. Suksesnya Pentas Ekspresi tidak hanya milik kami sebagai panitia, tetapi juga merupakan hasil dari kerja sama dan dukungan semua pihak yang terlibat. Terima kasih atas segalanya! []
Siswi SMP SALAM (Sanggar Anak Alam)
Leave a Reply