Pagi ini lapangan SALAM sudah ramai oleh tatanan lapak makanan hasil riset anak-anak kelas 3. Setelah kemarin kelas 3 mempresentasikan hasil risetnya dengan cara gelar karya, hari ini mereka menjual hasil risetnya. Namun tak hanya di lapangan SALAM saja, ruang TA juga sudah ramai dengan stand-stand benda-benda hasil kreatifitas dan riset dari teman-teman kelas 2 SD. Benda-benda yang berhasil mereka riset dan produksi, ditata di meja-meja tinggi untuk dipamerkan dan dijual kepada pengunjung.
Lourdes dan Pita
Salah satu stand yang menarik mataku adalah stand yang memamerkan pita-pita dengan berbagai ukuran. Pita-pita tersebut adalah hasil karya dari riset dari salah satu siswi kelas 2, yang bernama Lourdes. Pita-pita yang Lourdes jual ada berbagai macam ukuran, warna dan fungsi. Ada yang bisa digunakan sebagai jepit maupun ikat rambut. Pita-pita tersebut rata-rata memiliki warna cerah.
Harga yang Lourdes tentukan berbeda-beda tergantung ukuran pitanya. Untuk pita kecil, Lourdes jual dengan harga Rp 7.000, pita sedang dengan harga Rp 9.000, sedangkan pita dengan ukuran terbesar berharga Rp 20.000.
Lourdes terinspirasi membuat pita tersebut dari video yang ditontonnya di Youtube. Sampai kemudian ia tertarik untuk menjadikannya sebagai tema riset semester ini. Jumlah pita yang berhasil Lourdes buat selama riset mencapai puluhan. Ia membeli bahan dan alat-alat untuk membuat pita bersama maminya. Tetapi 95% proses membuat pita dikerjakan Lourdes secara mandiri.
Menurut Lourdes, ia membutuhkan kurang lebih 1 jam untuk membuat 1 pita. Prosesnya adalah dengan menggunting tali pita sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian dilipat, dijahit di bagian tengah, lalu direkatkan di bagian tengah dan ujung tengah, dan terakhir dibubuhkan lem di bagian belakang pita. Pita-pita yang berhasil dibuat Lourdes menarik banyak pembeli, terutama dari kalangan anak-anak kecil perempuan.
Pigura Dari Stik Es Krim
Ada juga pameran kreasi dari hasil riset yang dilakukan oleh Rania. Semester ini riset Rania mengambil tema tentang membuat kreasi dari stik eskrim. Benda-benda hasil kreasi tersebut juga bermacam-macam, seperti rumah-rumahan, pigura, juga ada kotak serba guna. Tetapi Rania tidak menjual rumah-rumahan buatannya karena ia menyukainya. Ia hanya menjual pigura saja. Pigura tersebut berbentuk persegi dengan penyangga di bagian bawahnya.
Rania berkata bahwa ia berhasil membuat satu pigura hanya dalam waktu beberapa menit saja. Walau begitu, ia juga menemui kesulitan, yaitu pada saat merekatkan stik-stik tersebut. Hal itu disebabkan karena Rania menggunakan lem tembak yang panas dan cukup beresiko melukai tangan. Oleh karena itu, kreasi rumah-rumahan yang dibuat Rania membutuhkan waktu seminggu karena tingkat kesulitannya yang lebih tinggi. Dari sini, kita bisa melihat bahwa stik es krim bisa dikreasikan untuk membuat barang-barang yang berguna dan menarik.
Nail Art
Akhir-akhir ini, nail art sedang sangat tren di segala kalangan. Nail art adalah seni yang dilakukan dengan melukis, menghias untuk meningkatkan dan memperindah penampilan kuku. Perias kuku disebut dengan nailist. Banyak kutemui orang-orang yang menghias kukunya dengan berbagai macam bentuk dan motif yang unik dan lucu. Nail art membuat Cikal, salah satu siswi kelas 2 SD Sanggar Anak Alam tertarik dan menjadikannya sebagai tema risetnya semester ini. Cikal berkata ia menyukai nail arts karena colorfull dan menarik.
Pada pamerannya, Cikal tidak hanya menunjukkan koleksi botol kutek atau kutek hasil kreasinya saja, tetapi ia membuka jasa kutek bagi mereka yang ingin menghias kukunya. Dengan kata lain, di pamerannya ini Cikal menjadi nailist bagi para pengunjung. Hal ini juga bertujuan agar para pengunjung dapat melihat praktik yang dilakukan Cikal dalam mengoles kuku secara langsung.
Motif dan warna kutek yang dibuat Cikal bisa ditentukan sesuai kemauan pelanggan. Cikal memberi harga Rp 1.000 untuk jasa hias per-kukunya. Selain kutek cair dengan berbagai macam warna, Cikal juga menyediakan stiker-stiker kuku dengan motif lucu yang dapat ditempelkan pada kuku. Cara menempelkan stiker kuku tersebut juga mudah, yaitu dengan memilih gambar yang sesuai dengan ukuran kuku, kemudian melepaskan kertas sticker dan menempelkannya ke kuku. Terakhir, stiker tersebut dilapisi dengan kutek bening agar stiker bertahan lama di kuku dan tidak mudah mengelupas.
Ada dua jenis nail polish yang Cikal sediakan, yaitu jenis peel-off dan non peel-off. Cikal juga menyediakan kikir kuku untuk menghaluskan kuku, serta nail remover untuk menghilangkan kutek jika cairan kutek menempel di luar area permukaan kuku. Semua barang-barang keperluan risetnya ia dapatkan dari hasil membeli di pasar, Miniso atau salah satu mall di Yogyakarta. Dapat aku amati bahwa banyak yang penasaran dengan praktik yang Cikal lakukan selama pamerannya, lalu kemudian berakhir turut menghias kukunya.
Siswi SALAM Kelas 9
Leave a Reply