Blog

Ruang Temu Warga: Pameran Karya

Ruang-ruang pertemuan warga SALAM seringnya bersifat cair. Ruang-ruang yang boleh hadir
dengan bentuk yang berbeda-beda dan boleh dibentuk oleh siapa saja. Tempatnya pun bisa
berada di SALAM, maupun di lokasi lain. Fasilitator, orangtua dan siswa punya kesempatan
yang sama besarnya untuk mengupayakan ruang-ruang pertemuan tersebut. Kali ini, anak-anak
OAS-lah yang mengupayakan ruang pertemuan berupa pameran dengan lokasi di Warung Kopi
DST.


Berbulan-bulan sebelum waktu pameran yang ditentukan, panitia pameran dibentuk. Panitia
yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA hingga alumni bekerja di sela-sela kegiatan sekolah dan
riset. Rapat demi rapat diwacanakan. Beberapa terlaksana, beberapa ditunda dan dijadwal
ulang. Jelang pembukaan pameran, intensitas rapat meningkat, panitia bekerja lebih keras dari
sebelumnya. Mereka menyiapkan lokasi pameran, memasang karya, menyiapkan perlengkapan
untuk pelapak dan segala ubarampe pameran.

Pameran Unity in Diversity dibuka dengan gegap gempita. Bertempat di Warung Kopi DST,
jadwal pembukaan dimulai pada 17.00 WIB. Para penampil bersiap dengan kostum dan
make-up. Para panitia berjaga di sekitar lokasi pameran, sebagian menunggu pintu masuk
pameran. Sebagian memastikan para penampil sudah siap, sebagian lagi berjaga di ruang
sound system. Hujan deras sedari siang, syukurnya reda beberapa waktu sebelum acara
dimulai.

Acara pembukaan digawangi oleh duo pembawa acara: Aleta dari kelas 6 dan Ayun dari kelas
5. Setelah acara dibuka oleh pembawa acara, Banyumili Harimurti siswa kelas XII selaku Ketua
Panitia Pameran memberikan sambutan. Disusul kemudian sambutan oleh Bu Gernatatiti
selaku pemilik lokasi.
Setelah memberikan jeda untuk sholat magrib, pembawa acara membuka kembali acara dan
memanggil para penampil. Beberapa kelas minat menyuguhkan penampilan. Kelas minat tari
menampilkan dua tarian masing-masing dari kelas minat tari kecil dan kelas minat tari besar.
Kelas minat gitar juga hadir dan menampilkan dua buah lagu. Setelah penampilan dari
anak-anak, band orangtua SALAM dengan Pak Sea sebagai vokalis juga tampil dan
membawakan beberapa buah lagu.

Sepanjang penampilan tersebut, para pengunjung tampak mondar-mandir dari kursi
pengunjung, area depan panggung dan area lapak jajanan. Beberapa orangtua, alumni dan
kerabat SALAM terlihat turut mengisi lapak jajanan. Ada juga lapak Pasar Simbok yang
berjualan bahan makanan kering. Ada pula kelas yang ikut berjualan, dengan harapan untuk
menambah uang kas.

Acara pembukaan ditutup pada pukul 20.00 WIB. Meski demikian, pengunjung tak lantas surut.
Sementara sebagian panitia menyantap donasi makan malam yang disediakan oleh orangtua,
para pengunjung masih saling mengobrol dan melanjutkan proses berbelanja di lapak jajanan.
Malam semakin turun, pengunjung mulai surut, panitia juga mulai berbenah, merapikan properti
panggung, mematikan lampu sorot, menggulung kabel dan mematikan sound system.
Acara pembukaan memang sudah selesai. Namun, acara pameran justru baru dimulai.
Pameran ini menampilkan 31 karya siswa, fasilitator, alumni dan kerabat SALAM. Ada karya
lukis, gambar, foto dan karya 3 dimensi. Dengan tema pameran Unity in Diversity, karya yang
ditampilkan pun memiliki tema beragam yang berasal dari perspektif yang berbeda-beda.
Di hari-hari setelahnya, selain membuka pameran untuk umum, telah tersusun rapi acara di tiap
harinya sampai waktu penutupan pameran tiba. Sebut saja Workshop Cething dan Sesi Bedah
dan Lelang Karya yang mencuri perhatian.

Workshop Cething menarik perhatian pengunjung terbukti dengan antusiasme pengunjung yang
mendaftar. Kuota pendaftar untuk Workhsop Cething terisi penuh. Sesi Bedah dan Lelang Karya
juga menarik, sebab mempertemukan seniman pembuat karya dengan para penikmat seni.
Para seniman menceritakan proses dan maksud pembuatan karya tersebut di depan para
hadirin.

Meski diinisiasi oleh para siswa, namun ruang pertemuan dalam bentuk pameran ini, berhasil
merekatkan kembali relasi antar-warga SALAM. Tak terbatas hanya pada para siswa, namun
juga relasi antar orangtua, hingga alumni dan kerabat SALAM. Sebab, belajar bisa terjadi
dimana saja dan dari siapa saja.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *