Siapa yang tahu bahwa timun ternyata berkhasiat untuk menambah rasa percaya diri? Hal ini setidaknya terbukti saat Rakkai mengawali presentasi risetnya di kelas pada tanggal 6 Juni 2024 yang lalu. Rakkai, siswa yang dikenal karena kecintaannya pada timun, memilih menanam timun dari biji sebagai risetnya. Ia sangat suka makan timun, dan jika ada timun tersaji di hadapannya, Rakkai tak akan malu-malu mengambilnya dan segera memakannya. Bagi Rakkai, timun tak ubahnya sebagai mood booster atau penyemangat.
Dengan senyum percaya diri, Rakkai memulai presentasinya. Ia menjelaskan proses menanam timun dari biji, mulai dari pemilihan biji yang baik, perawatan tanaman, hingga panen. Selama presentasi, Rakkai dengan lancar menjawab berbagai pertanyaan dari teman-teman dan gurunya. Ketenangan dan keyakinan dirinya membuat presentasinya menarik dan informatif. Ternyata, potongan-potongan timun yang ia makan sebelum presentasi memberikan dorongan ekstra yang ia butuhkan.
Rakkai membuktikan bahwa sesuatu yang sederhana seperti timun bisa menjadi sumber kekuatan dan kepercayaan diri. Pada hari itu, tidak hanya teman-teman sekelasnya yang terkesan dengan risetnya, tetapi juga dengan caranya mengatasi kegugupan dan tampil percaya diri di depan umum.
Saat hari presentasi tiba, Rakkai terlihat sedikit gugup. Namun, ia telah mempersiapkan diri dengan baik. Sebelum membuka presentasinya, Rakkai mencomot beberapa potong timun dari wadah yang sudah disiapkan dari rumah, kemudian langsung mengunyahnya. Perlahan tapi pasti, Rakkai tampak lebih tenang dan santai.
Pada presentasi kali ini, Rakkai dibantu oleh Mimbok dan Naka. Mereka bertiga bergantian membacakan keterangan dalam salindia presentasi yang ditampilkan. Ini sudah merupakan kemajuan dalam perkembangan Rakkai berbicara di depan umum. Dengan bantuan teman-temannya, Rakkai lebih berani, dan itulah yang perlu dicatat untuk membesarkan hati.
Dengan senyum percaya diri, Rakkai memulai presentasinya. Ia menjelaskan proses menanam timun dari biji, mulai dari pemilihan biji yang baik, perawatan tanaman, hingga panen. Selama presentasi, Rakkai dengan lancar menjawab berbagai pertanyaan dari teman-teman dan gurunya. Ketenangan dan keyakinan dirinya membuat presentasinya menarik dan informatif. Ternyata, potongan-potongan timun yang ia makan sebelum presentasi memberikan dorongan ekstra yang ia butuhkan.
Rakkai membuktikan bahwa sesuatu yang sederhana seperti timun bisa menjadi sumber kekuatan dan kepercayaan diri. Pada hari itu, tidak hanya teman-teman sekelasnya yang terkesan dengan risetnya, tetapi juga dengan caranya mengatasi kegugupan dan tampil percaya diri di depan umum.
Dengan bantuan teman-temannya, Rakkai lebih berani, dan itulah yang perlu dicatat untuk membesarkan hati. Setelah Rakkai menjadi lebih santai berkat timunnya, diputarkan video pendek tentang menanam timun. Rakkai juga menunjukkan manfaat timun, info tanaman timun, cara menanam, tabel percobaan yang dibuatnya, evaluasi proses, dan tak lupa foto-foto dokumentasi risetnya. Rakkai melakukan percobaan menanam dua kali, namun sayangnya keduanya gagal. Meskipun bahan-bahan yang diperlukan serta cara menanamnya terkesan cukup mudah, ternyata prosesnya tidak demikian.
Dengan senyum percaya diri, Rakkai memulai presentasinya. Ia menjelaskan proses menanam timun dari biji, mulai dari pemilihan biji yang baik, perawatan tanaman, hingga panen. Selama presentasi, Rakkai dengan lancar menjawab berbagai pertanyaan dari teman-teman dan gurunya. Ketenangan dan keyakinan dirinya membuat presentasinya menarik dan informatif. Ternyata, potongan-potongan timun yang ia makan sebelum presentasi memberikan dorongan ekstra yang ia butuhkan.
Rakkai membuktikan bahwa sesuatu yang sederhana seperti timun bisa menjadi sumber kekuatan dan kepercayaan diri. Pada hari itu, tidak hanya teman-teman sekelasnya yang terkesan dengan risetnya, tetapi juga dengan caranya mengatasi kegugupan dan tampil percaya diri di depan umum.
Pada presentasi kali ini, Rakkai dibantu oleh Mimbok dan Naka. Mereka bertiga bergantian membacakan keterangan dalam salindia presentasi yang ditampilkan. Ini sudah merupakan kemajuan dalam perkembangan Rakkai berbicara di depan umum. Dengan bantuan teman-temannya, Rakkai lebih berani, dan itulah yang perlu dicatat untuk membesarkan hati.
Setelah Rakkai menjadi lebih santai berkat timunnya, diputarkan video pendek tentang menanam timun. Rakkai juga menunjukkan manfaat timun, info tanaman timun, cara menanam, tabel percobaan yang dibuatnya, evaluasi proses, dan tak lupa foto-foto dokumentasi risetnya. Rakkai melakukan percobaan menanam dua kali, namun sayangnya keduanya gagal. Meskipun bahan-bahan yang diperlukan serta cara menanamnya terkesan cukup mudah, ternyata prosesnya tidak demikian.
Saat hari presentasi tiba, Rakkai terlihat sedikit gugup. Namun, ia telah mempersiapkan diri dengan baik. Sebelum membuka presentasinya, Rakkai mencomot beberapa potong timun dari wadah yang sudah disiapkan dari rumah, kemudian langsung mengunyahnya. Perlahan tapi pasti, Rakkai tampak lebih tenang dan santai. Pada presentasi kali ini, Rakkai dibantu oleh Mimbok dan Naka. Mereka bertiga bergantian membacakan keterangan dalam salindia presentasi yang ditampilkan.
Setelah Rakkai menjadi lebih santai berkat timunnya, diputarkan video pendek tentang menanam timun. Rakkai juga menunjukkan manfaat timun, info tanaman timun, cara menanam, tabel percobaan yang dibuatnya, evaluasi proses, dan tak lupa foto-foto dokumentasi risetnya. Rakkai melakukan percobaan menanam dua kali, namun sayangnya keduanya gagal. Meskipun bahan-bahan yang diperlukan serta cara menanamnya terkesan cukup mudah, ternyata prosesnya tidak demikian.
Bahan yang diperlukan hanyalah timun, kayu manis bubuk, air, dan tanah. Sementara, cara menanamnya:
- Potong timun jadi 2 bagian,
- Masukkan biji timun ke gelas berisi air,
- Aduk, kalau tenggelam, berarti bisa ditanam,
- Siapkan paper towel,
- Taruh biji di paper towel,
- Tuangkan bubuk kayu manis,
- Beri sedikit air,
- Masukkan ke dalam ziplock bag,
- Jika sudah tumbuh, pindahkan ke pot, tanam dengan media tanam.
Dalam menanam, Rakkai menggunakan dua media yaitu tisu dan kapas. Dengan pendampingan ibunya yang ia panggil dengan sebutan Mimbok, Rakkai kemudian mencoba melakukan evaluasi. Ada beberapa catatan evaluasi tentang percobaan menanam timun ini yaitu:
- Kualitas biji yang kurang bagus,
- Jumlah air untuk membasahi tisu dan kapas terlalu banyak atau malah kurang banyak,
- Tempat untuk menaruh ziplock bag kurang tepat, mungkin kurang cahaya atau terlalu banyak cahaya,
- Ziplock bag kurang tertutup rapat atau bocor,
Rakkai belum mau mencoba praktik lagi, padahal masih diperlukan menelaah lebih dalam penyebab kegagalan proses. Jadi, penyebab yang dituliskan masih berupa kemungkinan-kemungkinan,
Video pendek sebagai sumber informasi utama yang dilihat di Youtube kurang detail, sehingga perlu mencari narasumber yang lain.
Setelah presentasi mengenai evaluasi dan dokumentasi riset, Rakkai melalui Mimbok menyampaikan bahwa dia tidak membuka sesi tanya jawab. Namun, jika ada teman atau orang tua yang ingin tahu dan bertanya, bisa dilakukan secara personal. Presentasi pun diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari semua yang hadir. Mungkin juga mereka merasa terharu karena Rakkai di kesempatan kali ini banyak tersenyum dan lebih percaya diri.
Teman-teman Rakkai, para fasi, dan orang tua memberikan apresiasi yang baik. Beberapa orang tua yang saya amati bahkan memberikan dukungan kepada Rakkai dengan cara tidak menatap mata Rakkai secara langsung, khawatir jika mempengaruhi semangat dan kepercayaan diri Rakkai. Ruang-ruang tumbuh seperti inilah yang sangat berharga dalam proses belajar anak-anak yang mungkin masih malu dan takut. Anak-anak perlu merasa nyaman untuk menampilkan jati dirinya, dan Rakkai sepertinya sudah merasakan nyaman dan diterima. Bahwa menanam timun belumlah bisa dinikmati hasilnya, tidak menjadi soal, karena kegagalan juga merupakan bagian dari proses belajar. Selamat Rakkai, kamu hebat! Timun semangatmu, kami semua mendukungmu! []
Orang Tua Siswa SALAM
Leave a Reply