Pagi hari ini aku mendapat bagian untuk meliput Pameran Gambar dan Artis Talk yang bertempat di ruang Sumantri/Taman Anak (TA.) Di hari kedua Bulan Presentasi ini, yang akan presentasi ada Ayoube (2 SMP), Jaco(4 SD), Leon (8 SMP), Sophia (5 SD). Pada semester ini, mereka memilih riset menggambar dan juga melukis menggunakan tema yang sudah mereka pilih masing-masing. Pada awal acara, penonton diperbolehkan untuk berkeliling dan melihat hasil karya dari teman-teman yang presentasi pada hari itu. Mereka pun sungguh excited untuk melihat karya-karya tersebut, tak sedikit juga yang langsung mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan karya-karya tersebut.
SOPHIA & LEON
Lalu sesi Artist Talk pun dimulai bersama Sophia dan Leon. Untuk Leon sendiri memiliki tema riset melukis menggunakan aliran “surealis”, sedangkan Sophia memilih riset yang bertema menggambar “bagian-bagian tubuh”. Awalnya Sophia memilih tema riset menggambar bagian-bagian tubuh karena memang sudah tertarik dengan menggambar. Di semester lalu dia juga sudah menunjukkan karyanya di beberapa pameran. Sedangkan Leon memilih tema riset tersebut karena menurutnya tema riset ini membuatnya bisa lebih bebas berkreasi. Leon juga berharap saat semua karyanya sudah selesai, karyanya bisa dipamerkan supaya bisa dilihat banyak orang.
Leon belajar menggambar dari ayahnya. Ayahnya bukanlah seorang pelukis, tetapi sampai sekarang ayahnya tetap dijadikan narasumber olehnya. Dia juga diuntungkan karena ayahnya tidak pernah memaksanya untuk menggambar terus menerus.
Sedangkan Sophia memilih Bu Mia sebagai narasumbernya. Itu dilakukannya karena Bu Mia sendiri adalah seorang pelukis. Selain belajar menggambar bersama Bu Mia, Sophia juga sering ikut kelas melukis di SALAM dan juga melihat video-video menggambar di YouTube yang lalu ia praktikkan dengan menggambar menggunakan gayanya sendiri.
Yang Leon pelajari di semester ini ada; tentang panjang dan lebar pola gambar, pewarnaan, perbandingan warna, dan kombinasi warna. Dia juga lebih banyak bereksperimen secara mandiri. Dia juga belajar untuk menjadi orang yang lebih sabar dalam mengerjakan risetnya. Menurut Leon, pelukis itu harus memiliki karakter sendiri. Karakter Leon sendiri adalah gelap dan cerah, pemandangan, karakter lain dan juga menceritakan sesuatu. Kesulitan yang dia rasakan adalah ketika terganggu saat melukis, dia juga sering melamun atau tidak fokus.
Untuk Sophia sendiri, di semester ini dia belajar untuk sabar dalam meng-arsir dalam gambar-gambarnya. Selama menjalani riset ini Sophi mendapati beberapa kesulitan. Dia cukup kesulitan dalam menggambar tangan dan juga kaki, terutama saat menggambar bagian jari-jari. Untuk mengatasinya dia akan terus mencoba dan terus belajar. Meskipun belum berhasil dia akan selalu mencoba dan tidak patah semangat, karena dia tahu suatu saat pasti bisa.
Untuk ke depannya Sophia belum memiliki bayangan sama sekali tentang riset apa yang akan dipilihnya. Namun, dia merasa tertarik untuk menyelesaikan misinya dalam menggambar tangan dan juga kaki. Ditambah lagi, selain menggambar, dia juga memiliki minat di bidang lainnya juga, contohnya ada; mengecat tembok, make up dan juga menari.
Untuk Leon sendiri ke depannya memiliki keinginan untuk riset “melukis di batu”, bahkan dia sudah memiliki kriteria batunya sendiri. Kata Leon yang terpenting permukaan batu tersebut halus dan tidak kasar. Biasanya dia menemui batu-batu tersebut di jalan dan juga di sungai. Dia juga sudah mulai melukis di batu dan sudah menghasilkan 4 karya, dan sedang memiliki mimpi untuk bisa melukis di batu yang berukuran lebih besar lagi.
Bu Mia sebagai narasumber Sophia sempat diberi kesempatan untuk bercerita dan memberikan pesan kepada teman-teman yang sedang presentasi.
Pada awalnya Bu Mia sudah langsung tahu bahwa Sophia sendiri sudah memiliki bakat, dan dia pun memutuskan untuk tidak terlalu mengajari Sophia tentang bagaimana caranya menggambar. Bu Mia lebih memilih untuk sekedar mengarahkan saja. Bu Mia mendukung proses belajar Sophia dengan memberikan banyak referensi dari YouTube, Internet, dll. Sophia juga sudah pernah mencoba untuk menggambar full body tetapi memang pada prosesnya ia mendapati berbagai kesulitan.
Pesan dari Bu Mia adalah, tetap lanjutkan apa yang sedang disenangi. Tetapi jika mengerjakan sesuatu dengan tidak mood, kalian sungguh diperbolehkan untuk istirahat, tapi jangan lama-lama, terus bangkit lagi untuk mencoba.
Ayah Leon pun juga diberi kesempatan untuk bercerita. Pada awalnya Ayah Leon hanya mengajarinya untuk menggambar sebuah gajah, bahkan katanya itu bukanlah gambar gajah yang mendekati kata sempurna. Tetapi mulai dari situ Leon bisa terus berkembang dan bisa mencari apa yang dia senangi. Akhir-akhir ini ayah Leon juga memberi usulan untuk menggambar di media selain kanvas, dan setelah dicoba, hasilnya pun tidak buruk sama sekali. Leon juga sengaja tidak diikutkan les/kursus menggambar. Itu dilakukan supaya Leon bisa menemukan karakternya sendiri dan tidak terpengaruh oleh karakter orang lain.
Pesan terakhir dari mereka adalah; “kalau suka menggambar, belajar terus menerus, jangan berhenti!” Kata Sophia dengan suara lembutnya. “Kalau kita suka sesuatu, senangi, jalani, dan nikmati, apapun itu pasti hasilnya akan bagus” ujar Leon menutup sesi mereka.
AYOUBE & JACO
Riset Ayoube semester ini adalah menggambar dan membuat produk dari karyanya. Alasan Ayoube memilih tema riset tersebut begitu simple, yaitu karena dia mau cari uang. Kata Ayoube sudah cukup banyak produknya yang berhasil terjual, dan itu semua adalah hasil dia menggambar produknya sendiri. Jenis-jenis produknya ada tas, mug, stiker, notebook, dan kaos. Untuk ke depannya Ayoube berencana melanjutkan tema risetnya semester ini di semester depan, terutama dalam berbisnis dengan menjual hasil karyanya.
Untuk kendala yang dialami oleh Ayoube adalah; dia kesulitan saat kurang motivasi, dan solusi yang dimilikinya hanyalah dengan tetap mengerjakan tugasnya saja. Ayoube belajar banyak di semester ini, dia sudah tidak perlu diingatkan lagi soal mengerjakan tugas. Total karya tas yang dia hasilkan ada 5-6 buah. Ayoube juga belajar tentang open PO, membuat pesanan, menghitung harga jual, dan bagaimana cara berdagang secara online dan offline.
Sedangkan Jaco memilih untuk meriset menggambar imajinasi. Hingga saat ini Jaco sudah menghasilkan 13 gambar yang berasal dari imajinasinya sendiri. Menurutnya yang paling menjadi tantangan baginya adalah saat harus menuliskan cerita dari setiap lukisannya. Jaco memilki keinginan untuk mengganti tema risetnya dengan tema riset selain menggambar. Karena, di semester ini Jaco merasa dirinya sudah belajar tentang garis, menulis cerita. Dia merasa dirinya menjadi lebih ahli dalam hal menggambar. Untuk perkembangan sifatnya, Jaco merasa menjadi lebih sabar. Dia juga sempat beberapa kali mengalami “mager” dan yang diinginkan olehnya hanya bermain bersama teman-temannya.
Bu Wahyu sebagai fasilitator Jaco juga sempat diberi kesempatan untuk menambahkan. Menurut Bu Wahyu, di semester ini Jaco cenderung lebih sering belajar menulis dibanding mengerjakan lukisan imajinasinya. Bu Wahyu dan Jaco juga sering berdiskusi tentang sifat mager Jaco, dan bagaimana Jaco belajar untuk mengelola waktunya. Menurut Bu Wahyu, Jaco sudah belajar untuk lebih mandiri dan tidak harus terus-menerus bersama bundanya. Jaco belajar bagaimana bisa menulis dengan benar dan mudah dimengerti oleh Jaco sendiri.
Untuk fasilitator dari Ayoube yang akan bercerita adalah Bu Bekti. Menurut Bu Bekti selain open PO dan juga menghitung harga jual, Ayoube juga belajar untuk bisa lebih berinteraksi secara sosial dengan teman-temannya yang berada di sekolah.
Lalu ada juga Bu Lili selaku orang tua dari Ayoube. Ujarnya pada saat itu, Ayoube sungguh ingin melanjutkan risetnya di semester lalu. Dia sungguh ingin bisa menghasilkan sesuatu dari apa yang dia bisa, dan yang pada akhirnya bisa untuk dijual. Bahkan semester lalu Ayoube bisa menghasilkan Rp. 500.000, meski ternyata angka itu masih jauh dari target yang diinginkan oleh Ayoube di semester lalu. Pendapatannya di semester ini pun masih belum bisa dikalkulasikan, tetapi jika dikira-kira mungkin kurang lebih penghasilan Ayoube di semester ini sudah ada Rp. 200.000.
Menurut Bu Lili, Ayoube masih perlu didampingi dalam berjualan. Perkembangan pada Ayoube juga terlihat saat Ayoube sudah bisa membuat caption yang menarik pada postingan tentang produk-produknya.
Bunda Jaco juga diberi kesempatan untuk bercerita tentang perkembangan anaknya. Pada semester awal, tiba-tiba keluarga Jaco diharuskan untuk pindah ke Bawen. Hal itu mengharuskan Jaco untuk bersekolah secara online untuk beberapa waktu.
Bunda Jaco juga sedih ketika melihat Jaco mulai molor dalam mengerjakan tugas-tugasnya dan hanya menghabiskan waktu di depan layar. Dari situ mereka pun memutuskan untuk kembali ke Jogja, dengan bundanya yang kadang masih diharuskan untuk bolak-balik Bawen-Jogja.
Dari situ juga Jaco belajar untuk menjadi lebih mandiri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, ditambah lagi akhirnya Jaco sudah bisa menulis beberapa paragraf dengan mengandalkan dirinya sendiri.
Ketika ditanya adakah pesan untuk teman-temannya, dengan lucunya Ayoube berkata “enggak ada apa-apa”. Berbeda dengan jawaban Jaco, katanya “kalian jangan mager kayak aku, kalian harus semangat!” Bagi Jaco, itu juga berarti sebagai dukungan untuk dirinya sendiri supaya kedepannya bisa lebih semangat dalam mengerjakan riset.
Dan dengan begitu rangkaian kegiatan Semarak Sinau untuk hari ini selesai. Sampai ketemu di Semarak Sinau tanggal 31 besok!!! []
Siswa SALAM Kelas 9
Leave a Reply