Pertanyaan mendasar dalam pemikiran manusia adalah sejauh mana kita terpengaruh oleh lingkungan eksternal dalam memahami dunia, atau sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk membangun pemahaman dunia secara sadar dan kritis. Hal ini tidak hanya memengaruhi pemikiran sehari-hari kita, tetapi juga relevan dalam konteks gagasan politik. Antonio Gramsci seorang pemikir Italia abad ke-20 yang mempengaruhi teori politik dan sosial—kita akan mengeksplorasi konsep-konsep Gramsci seputar perdebatan dan mencoba memahami mana yang lebih baik: mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh lingkungan eksternal atau membangun pemahaman dunia secara kritis.
Pemahaman Mekanis yang Ditentukan oleh Lingkungan Eksternal, salah satu pendekatan yang dapat kita pertimbangkan adalah mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh lingkungan eksternal. Dalam pandangan ini, individu dianggap sebagai produk dari faktor-faktor lingkungan seperti budaya, agama, dan kondisi ekonomi yang membatasi pilihan dan pemahaman mereka. Pandangan ini mungkin mengarah pada pemikiran bahwa manusia adalah makhluk yang pasif, menerima apapun yang diberikan oleh masyarakat dan lingkungan mereka.
Namun, Gramsci menilai bahwa pendekatan tersebut terlalu deterministik. Menurutnya, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah dan membentuk lingkungan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang diperintah oleh kelas dominan, ia mengamati bahwa banyak orang mungkin terjebak dalam “hegemoni,” yakni kekuasaan ideologi yang membuat mereka menerima norma-norma yang ada. Namun, ia juga berpendapat bahwa individu memiliki potensi untuk memahami dominasi dan yentusaja ada proses usaha untuk memengaruhinya.
Untuk membangun pemahaman Dunia secara Sadar dan Kritis, Gramsci mendorong gagasan bahwa individu memiliki kemampuan untuk membangun pemahaman dunia secara sadar dan kritis. Dalam konteks ini, pemikiran manusia dipandang sebagai proses aktif di mana mereka dapat menggali pengetahuan, mempertanyakan norma-norma yang ada, dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Gramsci menyebutnya sebagai “praksis intelektual.”
Pendekatan ini menegaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memilih wilayah aktivitas mereka sendiri, turut serta dalam menciptakan sejarah dunia, dan menjadi pembimbing diri mereka sendiri. Mereka tidak harus pasif dan pasrah terhadap norma-norma sosial yang ada. Ini menciptakan potensi perubahan sosial dan politik yang lebih besar, karena individu dapat memengaruhi struktur kekuasaan dan hierarki yang ada.
“Gagasan politik Gramsci,” memberikan pandangan yang kuat tentang perdebatan antara mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh lingkungan eksternal dan membangun pemahaman dunia secara sadar dan kritis. Gramsci mengajak kita untuk mengembangkan kemampuan intelektual kita dan aktif berpartisipasi dalam menciptakan perubahan dalam masyarakat.
Membangun pemahaman dunia secara sadar dan kritis, yang melibatkan pemikiran manusia sendiri dan penolakan terhadap wajah diri yang ditetapkan dari luar secara pasif, adalah pendekatan yang lebih baik. Hal ini memungkinkan individu untuk menjadi agen perubahan dan mengambil peran aktif dalam membentuk dunia mereka, daripada hanya mengikuti mekanisme yang ada. Dalam konteks pemikiran Gramsci, kemandirian pemikiran ini dapat menjadi langkah awal menuju perubahan sosial yang lebih besar dan keadilan. []
pembelajar, pejalan sunyi
Leave a Reply