Dalam dunia pendidikan, banyak fasilitator yang kadang-kadang kurang memberikan perhatian dan apresiasi yang cukup pada kemampuan belajar para peserta. Mengapa perhatian ini begitu penting? Sebabnya adalah setiap peserta memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, yang memerlukan penyesuaian yang tepat.
Ada empat bentuk kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap peserta agar dapat belajar secara efektif. Pertama, mereka harus terlibat penuh, terbuka, dan tanpa prasangka dalam menghadapi pengalaman baru. Kebutuhan ini sangat relevan pada tahap melakukan pengalaman nyata, di mana mereka merefleksikan dan menyimak pengalaman tersebut dari berbagai perspektif.
Selanjutnya, peserta harus mampu membentuk konsep yang mengintegrasikan pemahaman mereka menjadi pikiran yang logis. Ini disebut konseptualisasi abstrak. Selanjutnya, mereka harus dapat menggunakan teori-teori tersebut untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah, yang dikenal sebagai bereksperimen secara aktif.
Banyak orang cenderung hanya terfokus pada satu bentuk kegiatan saja dan lemah dalam tiga bentuk lainnya. Sebagai contoh, ada yang kuat dalam eksperimentasi tetapi lemah dalam merefleksikan dan mencermati. Atau ada yang kuat dalam observasi dan refleksi tetapi tidak kuat dalam bereksperimen. Perbedaan ini dalam gaya belajar dapat menimbulkan masalah bagi fasilitator, terutama jika mereka tidak memperhatikan perbedaan kemampuan belajar para peserta.
Tidak peduli model belajar apa yang diterapkan dalam pendidikan, keterlibatan aktif dari fasilitator dan peserta sangatlah penting untuk memproses perbedaan yang muncul dari setiap individu. Pendekatan partisipatif, yang menggunakan pengalaman dan pengetahuan peserta sendiri, adalah salah satu metode yang dapat mendorong transformasi pemahaman baru dan perubahan pengetahuan serta sikap peserta.
Masalah lain yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan adalah usia peserta. Bagi peserta dewasa, belajar memiliki tantangan tersendiri. Seiring dengan pertambahan usia, kapasitas memori cenderung berkurang, dan daya ingat serta daya tangkap menjadi kurang efektif. Terlalu banyak materi yang harus direkam dalam memori dengan kapasitas terbatas cenderung berujung pada kegagalan dalam merekamnya.
Kurangnya perhatian atau pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan dapat berakhir sebagai keruwetan dalam pikiran mereka, sehingga menyulitkan pemahaman. Oleh karena itu, peserta harus melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar, menginternalisasi materi, dan menyesuaikan langkah-langkah belajar sesuai dengan gaya masing-masing.
Secara keseluruhan, fasilitator pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menyesuaikan proses belajar peserta. Dengan memahami perbedaan latar belakang dan kemampuan individu serta menerapkan metode yang sesuai, fasilitator dapat membantu peserta untuk belajar secara efektif dan mendukung perkembangan pengetahuan serta sikap yang positif. []
pembelajar, pejalan sunyi
Leave a Reply