Blog

Mau Jadi Kurir selama Physical Distancing

”Mama, kalau aku mau bantu mengantar pesanan siomay, dapat gaji, nggak? Aku maunya digaji lima puluh ribu,” ujar Athan, anak saya saat kami berada di perjalanan untuk mengambil kulit siomay.

”Athan kerja dulu, baru nanti mama lihat, berapa  upahmu. Belum kerja kok sudah minta gaji segitu,” goda saya.

Usai mengambil kulit siomay dan sesampainya di rumah, saya pun menerima tantangan Athan untuk menjadikannya pengantar siomay. Dia dengan kesadaran diri membantu saya. 

”Ma, aku bisa bantu apa?” tanya Athan di sela saya memasak. 

”Belum Le. Nanti ya kalau mama sudah selesai, Athan cuci peralatan yang kotor,” ujar saya yang kemudian diiyakan oleh Athan sambil ngeloyor masuk ke kamarnya.

Sesuai janji, usai saya mengolah bahan untuk pesanan, Athan membersihkan peralatan. Rasanya nggak percaya, sebab ternyata dia langsung mencerna apa yang saya mau. Konteks yang saya lontarkan ”kerja dulu baru mikir gaji” tampaknya sudah dicerna dan kemudian dilakukan.

Singkat cerita pesanan sudah siap diantar. Pesanan siomay yang harus diantar di sekitar rumah saya serahkan ke Athan. Dia pun bisa melakukan hal tersebut. Sedangkan untuk pesanan yang jauh saya sudah mempersiapkan kurir yang bekerja sama dengan saya.

Kiriman pertama pada hari itu, adalah pesanan untuk tempat sekolah Athan. Pihak sekolah meminta dikirim pagi. Kala itu, Athan masih tidur padahal pesanan harus segera diantar. 

”Athan,” panggil saya sambil mengetuk pintu kamarnya. 

“Jadi antar siomay ke sekolah tidak, ini sudah ditunggu, Le,” ujarku sembari membangunkannya.

”Iya, jadi,” jawabnya sambil membuka pintu.

Athan lantas bersiap dan bergegas mengantarkan pesanan siomay ke sekolah. Kemudian, sepulang dari mengantar pesanan, Athan pun menyerahkan uang pembayaran siomay.

Lho kok lebih, ini uang siapa,” tanya saya.

”Oh iya aku dapet bonus tadi. Sini Ma, bonusnya buat aku,” pintanya.

Raut wajahnya nampak senang banget. Sebab, kiriman pertama berhasil dia antar dan dapat bonus. Kiriman selanjutnya Athan bekerja sama dengan kurir. Tugas Athan memberi siomay ke pemesan dan menerima uang serta menyerahkan uang kembalian. Sebelum Athan berangkat, saya sudah mengingatkan ke pemesan untuk membayar dengan uang pas. Kiriman berhasil dia antar sesuai alamat.

Malamnya, pas kami lagi bersantai, dia bercerita keseruan mengantar siomay. Alamat yang paling susah menurutnya adalah pesanan bu Indra yang rumahnya berada di seputaran Gunung Sempu. 

”Aku nyasar tadi, padahal sudah pakai google maps. Aku muter-muter sampai masuk hutan,” cerita Athan dengan nada antusias dan penuh keseruan.

”Kenapa nggak bertanya kalau bingung,” tanyaku.

”Aku malu Ma, tapi akhirnya ketemu juga,” jelasnya.

Dari obrolan santai itu, Athan dapat menyimpulkan ternyata mencari alamat yang belum kita tahu itu susah. Susahnya karena malas bertanya, timpal saya.

”Tapi sekarang aku sudah paham cara membaca maps Ma. Kalau nanti aku mencari alamat baru pasti sudah bisa,” jawabnya percaya diri.

Dari cerita Athan, mengenal daerah baru yang dia temukan sendiri tanpa ingin bertanya dengan orang sekitar, sampai membuatnya tersesat, juga keseruan baru yang dia alami saat mengantar merupakan pelajaran baru baginya.

Dia belajar dengan caranya. Menjadi pengantar pesanan, tak cukup menemukan alamat saja. Memberi salam dan mengucapkan terima kasih adalah tanda bahwa dia berani bertemu dengan orang baru tanpa rasa malu. Upah yang dia terima adalah keberhasilannya mengantar pesanan ke alamat yang dituju. Selanjutnya dia berhasil membeli kuota dan earphone dengan usahanya sendiri.

Ya memang motivasinya menjadi kurir karena Athan menginginkan sesuatu. Beberapa hari yang lalu dia mengeluh ingin membeli earphone dan mengisi kuota ponselnya. Sebab, kuota internet jatah untuk sebulan sudah habis dalam hitungan hari. Dengan demikian, handphone-nya hanya bisa untuk dengarkan musik dan main game saja. Sedangkan earphone yang dia punya rusak, padahal baru beli sebulan lalu.

Keinginan memenuhi kebutuhan pribadinya ternyata menggugah keingintahuannya untuk belajar dan mencari solusi. Baginya menghantar pesanan sampai tujuan, memberi pengetahuan baru. Membaca sebuah maps menjadi solusi yang dia pilih untuk menemukan alamat baru. 

Jadi perpanjangan libur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sampai 29 Mei nanti tak akan menjadi kendala bagi saya dan Athan. Bahkan libur selama physical distancing ini, saya yakin akan mempengaruhi cara belajar Athan. Saya pun jadi semakin tenang dan bisa selonjoran dengan mudah dan tetap di rumah saja. Ya, sembari menunggu Athan mau belajar apalagi. Saya tinggal mengikutinya saja dan berproses bersama. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *