Blog

Rae dan Berbagai Hewan Peliharaannya

Raesha Abra Pradnyaresi atau biasa dipanggil Rae, hari ini (Jumat, 10 Mei 2024) telah berhasil menyelesaikan presentasi risetnya yang berjudul “Merawat dan Mengamati Hewan Peliharaanku”. Presentasi berlangsung di rumah Rae yang tidak jauh dari Salam, dan dihadiri hampir semua anak kelas 4 (hanya 3 anak berhalangan hadir) serta para orang tua. Tepatlah apabila rumah Rae sendiri yang dipilih sebagai tempat untuk presentasi, karena ternyata hewan peliharaannya banyak sekali. Tentu akan repot jika harus membawa semua peliharaannya ke sekolah, atau mungkin akan terasa membosankan jika presentasi diisi penjelasan slide-slide di layar proyektor seperti metode presentasi di semester sebelumnya. Hari ini presentasi Rae dimulai pukul 10.15. Setelah fasilitator mengajak anak-anak berkumpul dan berdoa, Rae mulai menunjukkan materi tercetak yang totalnya ada 4 lembar berukuran A3, berisi penjelasan risetnya. Mbak Cicik sebagai mentornya mendampingi Rae.

Awalnya Rae masih terlihat tegang dan berbicara dengan suara lirih. Namun setelah teman-teman memberikan semangat dengan sesekali berkomentar dan bertanya langsung, Rae menjadi lebih siap dan santai. Kali ini Rae akan mengajak teman-teman berkeliling mengamati berbagai hewan peliharaannya satu per satu, sebagai metode presentasi. Hewan pertama yang diamati adalah iguana. Iguana hijau kecil itu segera dikeluarkan oleh Rae tanpa ragu atau takut. Rae terlihat luwes dan yakin, pertanda sudah terbiasa berinteraksi dengan iguana yang baginya merupakan peliharaan favorit karena imut. Iguana itu dibeli di Pasty saat masih berusia 2 bulan. Rae hanya bercerita sedikit, selebihnya teman-teman mengajukan pertanyaan lalu dijawab langsung oleh Rae. Rae juga membolehkan teman-teman untuk memegang iguana miliknya. Ternyata banyak juga orang tua yang tertarik dengan iguana lalu ikut bertanya jawab. Sayangnya belum semua anak fokus dengan kegiatan mengamati hewan-hewan ini sesuai alur yang disiapkan Rae. Rae mengajak mengamati iguana namun beberapa anak memilih mengamati hewan lainnya. Pertanyaan cukup menarik adalah bagaimana cara membedakan iguana jantan dan betina. Rae menjawab sambil menunjukkan posisi pembeda itu. Iguana jantan punya 2 benjolan di bagian tengah bawah perut, kalau yang betina hanya 1 benjolan.

Hewan berikutnya yang diamati yaitu landak. Jenis landaknya landak mini. Rae menceritakan bahwa landaknya adalah hadiah ulang tahun di bulan Februari yang lalu. Ternyata makanan landak ini sama dengan makanan kucing. Pada saat Rae memegang landaknya, Rae mengunakan sarung tangan khusus, sebab duri landak sangat banyak dan tajam, jika tidak hati-hati bisa terluka. Teman-teman mulai tertarik saat Rae mengambil landak dari kandangnya. Mereka mulai berkerumun dan kembali bergantian memegang. Ketiga, Rae ingin mengajak teman-teman mengamati sidat di kolam. Kata Mbak Cicik, sidatnya jadi susah muncul karena sebelumnya kolam ikan sudah diobok-obok. Mungkin sidat merasa terancam sehingga tidak mau menampakkan diri.

Dari sidat berpindah ke kura-kura, yang juga berada di dalam kolam. Rae mengambil dan memegangnya. Mas Andre melihat bagian bawah kura-kura dan tergelitik ingin tahu apakah motif yang terlihat itu asli, karena jika diamati bentuknya seperti goresan spidol. Lalu Rae menjawab itu asli. Anak-anak dan orang tua tertawa.

Objek pengamatan berikutnya adalah burung merpati. Anak-anak diajak ke depan rumah, lalu mereka bergantian ada yang memegang merpati, ada juga yang “nggabur” atau berusaha menerbangkan merpati. Rae bilang belum bisa membedakan jenis kelamin merpati. Rae coba bertanya pada Awa tapi Awa juga belum tahu. Awa hanya mengira-ngira bahwa merpati milik Rae itu betina. Selain burung merpati putih, ada juga beberapa anak yang mendekat ke pot berisi tanah dan banyak cacingnya. Rae bilang, awalnya dia membeli cacing seharga Rp 50.000,00 di Pasty dan memang untuk diternakkan. Upaya ini bukan tanpa alasan. Ternyata cacing tanah merupakan bagian yang terintegrasi dengan hewan peliharaan lainnya. Dalam rantai makanan, cacing tanah bisa dimakan oleh burung, kura-kura, sidat dan ikan gabus atau cana. Sebagian anak merasa biasa saja melihat dan memegang cacing, sebagian lagi merasa geli dan jijik, sebagian tidak suka baunya karena memang tidak enak, baunya tajam jika kita berada di dekat pot cacing itu.

Rae juga menunjukkan atraksi memberi makan peliharaan ini dengan cukup menarik, agak menggelikan sebenarnya. Saat memberikan cacing kepada kura-kura, Rae memosisikan kura-kura seolah berdiri, lalu dia mengulurkan cacing ke dalam mulut kura-kura dan langsung saja cacing tanah itu ludes dimakan kura-kura. Sehabis kura-kura mengunyah cacing, Rae berusaha menggoyang-goyang tubuh kura-kura. Kura-kura tampak tenang dan tetap menikmati cacing sambi merem matanya.

Ikan cana menjadi hewan terakhir yang diamati. Namun sayang hanya satu anak yang bertahan sampai akhir yaitu Ella. Mungkin anak-anak lain sudah mulai bosan karena tak terasa waktu presentasi sudah hampir 1 jam.Setelah presentasi Rae selesai, Mas Andre mengajak anak-anak dan orang tua kembali berkumpul. Mas Andre menanyakan kepada Bu Yeni, Ibu Rae; mengenai suka duka saat mendampingi riset. Bu Yeni menceritakan bahwa selama proses riset berjalan lancar. Rae juga terlihat passion-nya saat merawat hewan.  Namun yang paling berkesan yaitu saat Rae sudah memutuskan kapan mau presentasi dan menyiapkan materi sendiri. Bu Yeni kira Rae hanya bercanda, tapi setelah berkonsultasi dengan Mbak Cicik ternyata memang benar Rae memilih presentasi di hari Jumat, padahal belum bilang ibunya. Rae juga bisa membuat target sendiri, misalnya dalam sehari harus menyelesaikan 2 jenis hewan untuk diketik di laptop.

Rae juga mengungkapkan bahwa yang paling susah dipelihara adalah luwak. Kata Rae, luwak itu warna kotorannya sama seperti apa yang dimakannya. Luwak juga sangat aktif di malam hari tapi di siang hari lebih banyak tidur. Sayangnya luwak ini hilang karena pada malam takbiran lalu, Rae lupa memasukkan  kandang ke dalam rumah. Mungkin ada orang yang membuka dan mengambil luwaknya. Presentasi pun berakhir pada pukul 11.15, dan setelah itu para orang tua serta anak-anak dipersilakan makan siang. Makan siang disiapkan oleh keluarga Bu Yeni sendiri.[] 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *